d. Mempertahankan Prinsip Pembiayaan Defisit Pemerintah tetap mempertahankan prinsip untuk tidak menggunakan
pembiayaan defisit anggaran dari bank sentral dan bank-bank di dalam negeri tetap pemerintah tetap mengupayakan pinjaman dari luar negeri, yang
diperboleh dari lembaga keuangan internasional seperti bank Dunia, ADB, dan OECF serta sejumlah negara sahabat secara bilateral, terutama dalam
kerangka CGI. Sampai dengan akhir 2003, arah perkembangan defisit anggaran dapat
dikatakan on track dan apabila kestabilan sosial, politik dan keamanan dapat dijaga, sasaran defisit untuk 2004-2007 dapat tercapai. Dengan APBN yang kurang lebih
seimbang, diharapkan memenuhi salah satu syarat utama dari keuangan negara yang sustainable.
Kebijakan belanja rutin didasarkan atas prinsip efesiensi tanpa mengurangi kualitas pelayanan kepada masyarakat, sedangkan kebijakan belanja pembangunan
didasarkan atas prinsip lebih mengutamakan belanja pembangunan untuk sektor- sektor strategis dan mempunyai dampak pengganda yang besar bagi perekonomian
nasional.
4.6 Kebijakan Bidang
Investasi
Universitas Sumatera Utara
Guna mendorong investasi, maka pada tahun anggaran 1994 telah dilakukan penyesuaian tarif pajak penghasilan badan dan perorangan yang pada saat itu
menggunakan tarif yang sama. Tarif pajak yang sebelumnya berlaku 15, 25 dan 35 diturunkan menjadi 10, 15 dan 30. Penurunan ini menggambarkan bahwa
tarif nominal diturunkan, tetapi diikuti dengan perluasan pembayar pajak wider tax- base. Selain itu, aparat pajak terus dibenahi dan demikian pula enforcement kepada
wajib pajak yang tidak mematuhi ketentuan ditingkatkan. Hasilnya meskipun tarif nominal diturunkan, penerimaan pajak bahkan meningkat sejalan dengan semakin
berkembangnya kegiatan ekonomi dan bisnis Dirjen Pajak RI 1994 Sementara itu, untuk meningkatkan perlindungan investasi, dalam tahun
anggaran 1996997 Indonesia telah melakukan penandatangan pejanjian peningkatan dan perlindungan atas penanaman modal Investasi Guarantee Agreement atau IGA
dengan delapan negara antara lain Finlandia, Srilanka, Ukraina, Uzbekistan, Yordania, Vietnam dan Turki, sehingga pada tahun 1997 ini Indonesia telah
menandatangani peranjian IGA dengan 33 negara. Berbagai langkah kebijaksanaan yang dilakukan telah berhasil mendorong tingkat investasi. Selama empat tahun
Repelita sampai 31 Juli 1997, pemerintah telah mengeluarkan persetujuan penanaman modal dalam rangka PMDN sebesar Rp285,10 triliun dan dalam rangka
PMA sebesar US110,70 miliar. Berdasarkan data yang ada, tingkat realisasi rata-rata adalah 47,96 persen dan PMA adalah 53,44 persen, sehingga seluruh realisasi
Universitas Sumatera Utara
investasi sebesar Rp 104,45 triliun dalam bentuk PMDN dan US45,80 miliar dalam bentuk PMA BAPEPAM 1996.
4.7 Analisis Hasil Persamaan
Analisis hasil persamaan investasi swasta di Indonesia dengan metode estimasi Ordinry Least Square OLS.
4.7.1 Uji Kesesuaian Goodnes of Fit a.
Koefisien determinasi R-Square
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel defisit anggaran, pertumbuhan ekonomi dan
suku bunga kredit investasi terhadap investasi swasta di Indonesia dengan metode estimasi Ordinry Least Square OLS dalam periode pengamatan dari tahun 1985 -
2007. pengolahan data dengan menggunakan software eviews versi 3.0. Hasil perhitungan tersebut disubtitusikan ke dalam persamaan estimasi sesuai dengan
tujuan penelitian ini menjadi : INVES = e
- 29.3927 - 0.100102 BUD
. GDP
3.100322
. RLN
-0.74769
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil estimasi persamaan Investasi LOG INVES diperoleh R
2
sebesar 96,63 , ini berarti keseluruhan variabel bebas yang tercakup dalam persamaan
cukup mampu untuk menjelaskan variasi investasi swasta di Indonesia. Variabel indenpenden pada penelitian ini mampu menerangkan variasi investasi swasta di
Indonesia sebesar 96,63 , sedangkan selebihnya sebesar 3,27 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model persamaan penelitian.
b. Uji Parsial
Secara terpisah dari hasil olahan data bahwa keseluruhan variabel penelitian ini signifikan mempengaruhi investasi swasta di Indonesia. Keseluruhan variabel
tersebut adalah budged defisit, GDP, dan RLN Tanda negatif dari koefisien budged defisit sebesar 0.100102 terhadap
investasi swasta memberikan indikasi adanya dampak negatif dari budged defisit terhadap investasi swasta di Indonesia selama periode yang diamati. Hal ini dapat
dilihat dari perhitungan : INV
BUD BUD
INV × ∂
∂ =
l
Atau menurut Sarwoko Dasar-Dasar Ekonometrika, 2005. Bila bentuk fungsi semi- log lnY maka elastisitas sama dengan koefisien persamaan di kalikan dengan
variabel
i
χ β ×
=
1
l dimana
1 β
adalah koefisien budged defisit dan adalah
budget defisit maka perhitunganya dapat kita sederhanakan menjadi ini artinya setiap kenaikan pada defisit
i
χ
001 .
1 1
. −
= ×
BUD ,
− =
− =
l 1001
Universitas Sumatera Utara
anggaran bebesar 1 maka akan terjadi pengurangan investasi sebesar -0.10 signifikan pada tingkat
α 5 persen.
Dengan demikian para investor akan mencoba mengalihkan dana investasinya ke dalam bentuk Surat Utang Negara SUN yang dianggap lebih memberikan
keuntungan yang lebih besar dari pada menanamkan modalnya dalam bentuk investasi langsung di Indonesia. Sementara bagi pemerintah akan berupaya untuk
menutup defisit anggaran dengan cara mencari pinjaman luar negeri ketimbang dengan menjual Surat Utang Negara SUN kepada masyarakat, dimana tingkat
bunga pinjaman luar negeri jauh lebih rendah dari pada imbal hasil Surat Utang Negara SUN.
Berdasarkan hasil analisa di atas, bila dihubungkan dengan tiga teori yang ada, yakni teori klasik teori Ricardian Equivalence, teori neo klasik dan teori
kelompok Keynesian. Teori Ricardian Equivalence RE bila dihubungkan dengan hasil penelitian ini adalah sangat tidak sesuai karna dalam teori Ricardian
Equivalance disebutkan bahwa defisit anggaran tidak berpengaruh apa apa terhadap investasi swasta karena dalam teori RE diasumsikan dalam perekonomian hanya ada
satu pelaku ekonomi saja sepanjang masa dan defisit anggaran pada dasarnya hanyala pengalihan beban pajak saat ini ke masa yang akan datang, dalam artian
beban pajak saat ini ataupun di masa akan datang tetap akan menjadi beban rumah tangga itu sendiri sementara pada kenyataanya beban pajak dimasa datang tidak bisa
Universitas Sumatera Utara
dipastikan sepenuhnya dan masyarakat cukup rasional dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi.
Selanjutnya penelitian ini juga sesuai dengan pandangan kelompok Neoklasik, apabila defisit anggaran akan meningkatkan beban pajak pada generasi yang akan
datang maka peningkatan komsumsi saat ini akan mengurangi tingkat tabungan dan meningkatkan suku bunga sehingga peningkatan suku bunga tersebut akan
mendorong penurunan investasi swasta crowding-out di masa yang akan datang. Dalam analisis terhadap penelitian ini, penulis menemukan adanya hubungan
negatif antara variabel defisit anggaran dengan variabel investasi sebesar 0.100102 terhadap investasi swasta, ini memberikan indikasi adanya dampak negatif dari
budged defisit terhadap investasi swasta di Indonesia selama periode yang diamati. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan budged defisit berdampak
negatif terhadap investasi swasta di Indonesia. Hal ini sejalan dengan teori Keynes yang menyatakan bahwa defisit anggaran mempengaruhi perekonomian. Namun
Keynes melihatnya dalam jangka pendek bahwa defisit anggaran yang dibiayai dengan hutang akan mengurangi beban pajak pada saat ini akan lebih ringan sehingga
meningkatkan pendapatan yang siap untuk debelanjakan. Peningkatan pendapatan yang siap dibelanjakan akan meningkatkan komsumsi dan sisi permintaan secara
keseluruhan dan akan mendorong peningkatan produksi melalui efek multiplier maka dalam jangka pendek akan menguntungkan perekoinomian. Karena menurut keynes
pada saat terjadi fluktuasi perekonomian maka akan terjadi ketidakseimbangan antara
Universitas Sumatera Utara
tingkat permintaan dan penawaran sehingga pelaku ekonomi tidak mampu untuk mengantisipasi perubahan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, akhirnya setiap
keputusan yang dibuat oleh pelaku ekonomi akan cendrung bias dan tidak rasional dalam jangka panjang teori pengangguran dan ketidakseimbangan pasar.
Nilai koefisien regresi untuk GDP adalah sebesar 3,100322 dapat diartikan bahwa GDP berpengaruh positif terhadap investasi swasta di Indonesia. Ini juga
sesuai dengan hipotesis, artinya apabila terjadi perubahan pada GDP sebesar 1 maka akan terjadi perubahan investasi sebesar 3.10 , ini artinya signifikan pada
α 1 persen. Hal ini juga sesuai dengan teori permintaan investasi dari John Maynard
Keynes atas konsep efisiensi marjinal kapital Marginal Efficiency of Capital atau MEC. Di mana nilai koefisien regresi untuk GDP adalah sebesar 3,100322
mengindikasikan bahwa terjadi konsep efisiensi dari setiap tambahan kapital pada investasi, dengan demikian disarankan untuk meningkatkan jumlah GDP untuk
peningkatan pertumbuhan nilai investasi swasta di Indonesia. Tanda negatif dari koefisien suku bunga kredit investasi sebesar 0.741769
memberikan indikasi adanya dampak yang tidak menguntungkan bagi suku bunga kredit investasi terhadap investasi swasta di Indonesia selama periode yang diamati.
artinya apabila terjadi perubahan pada suku bunga kredit investasi sebesar 1 maka akan terjadi perubahan investasi sebesar -0.74 pada tingkat kepercayaan 95
α =5 . Ini berarti sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa suku bunga
kredit investasi swasta berdampak negatif terhadap investasi swasta di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teori Neoklasik terjadi untuk kasus Indonesia selama masa periode pengamatan karena peningkatan tingkat suku bunga
akibat dari kebijakan pemerintah untuk membiayai defisit anggaran dengan menerbitkan Surat Utang Negara SUN dan menjualnya kepada masyarakat akan
mengakibatkan terjadinya keseimbangan yang baru dengan tingkat bunga yang lebih tinggi akan tercapai karena obligasi atau surat berharga yang dijual oleh pemerintah
tidak akan terserap semuanya oleh tabungan masyarakat karena pada saat terjadinya defisit anggaran, pengurangan pajak pada masa sekarang akan meningkatkan
komsumsi dan akan mengurangi tabungan masyarakat sehingga SUN hanya akan dibeli oleh masyarakat jika tawaran suku bunganya jauh lebih tinggi karena SUN
yang ada tidak akan terserap semuanya oleh tabungan masyarakat. Maka peningkatan tingkat suku bunga pada proses berikutnya akan menyebabkan pengurangan investasi
swasta crowding out.
c. Uji F