pelaku ekonomi di masa sekarang tetap peduli terhadap pelaku ekonomi generasi penerus, tetapi tidak sepenuhnya
2.10.3 Kelompok Keynesian
Berheim 1989 menunjukan tiga ciri aliran Keynesian yang membedakan dengan aliran yang lain. Pertama, kelompok Keynesian berpendapat bahwa ada
kemungkinan sumber daya yang tidak digunakan secara penuh. Kedua, pelaku ekonomi mempunyai pandangan yang bersifat jangka pendek myopic. Sifat ini
menggambarkan adanya hubungan antar generasi yang erat. Ketiga, aliran Keynesian lebih memfokuskan diri pada efek defisit anggaran temporer yang desebabkan oleh
fluktuasi perekonomian.
2.11 Penelitian Terdahulu
Bahmani-Oskooee 2006, meneliti tentang apakah terjadi dampak crowding
out atau crowd in terhadap investasi swasta di Eropa dengan metode Eror Corection Model dan analisa Cointegration dengan menggunakan data 9 negara eropa Austria,
Finlandia, Francis, Jerman, Itali, Belanda, Spanyol, Yunani dan Inggris dari tahun 1965 - 1999. Penelitiannya menyebutkan bahwa pengalaman di Finlandia, Itali dan
Belanda terjadi crwoding in terhadap investasi swasta. Sementara di 6 negara lainnya
Universitas Sumatera Utara
Francis, Jerman, Spanyol, Yunani, Inggris, Austria terjadi crowding out terhadap investasi swasta.
Kustepeli 2005, menelitii dan menganalisis tentang efektifitas kebijakan
fiscal dalam konteks hipotesis crowding out terhadap investasi swasta dalam pengambilan kebijakan fiscal yang dilakukan oleh pemerintah turkey. Penelitian
tersebut menggunakan kointegrasi johansen yang menghasilkan bahwa pendapat Keynes dan pendapat neokalsik tentang akibat dari kebijakan fiscal yang diambil oleh
pemerintah turkey berlaku terjadi di turki. Ketika terjadi peningkatan pada pengeluaran pemerintah ditemukan crowding out terhadap investasi swasta.
Disimpulkan bahwa defisit angaran menimbulkan crowding out efek terhadap investasi swasta.
Romer dan Romer 2007, meneliti tentang pengaruh perubahan pajak dan
level pajak terhadap variable ekonomi makro yang mendasarkan pada ukuran guncangan fiskal. Hasil temuan dari penelitian ini adalah bahwa kenaikan pajak
merupakan kebijakan yang bersifat kontraksi terhadap perekonomian. Pengaruhnya sangat signifikan dan merugikan bagi perekonomian, karena efek perubahannya lebih
besar dari pada perubahan tingkat pajak itu sendiri. Efek yang paling besar pengaruh negatifnya adalah pajak yang berhubungan dengan investasi.
Evans 1987 meneliti tentang keterkaitan tingkat suku bunga dengan budget
defisit di Canada, Francis, Jerman Barat, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat.
Universitas Sumatera Utara
Dengan menggunakan data tahun 1974–1985 , hasilnya bahwa budget defisit dapat menaikan tingkat suku bunga.
Hayashi 1987 dan Kotlikoff 1998 berpendapat bahwa defisit anggaran
yang dibiayai dengan pengurangan pajak di masa sekarang akan meningkatkan kekayaan pelaku ekonomi yang hidup dimasa sekarang. Peningkatan kekayaan itu
akan meningkatkan komsumsi dan mengurangi tabungan. Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak akan terserap semuanya oleh tabungan masyarakat yang
berkurang. Karena jumlah obligasi lebih besar dari tabungan. Obligasi hanya akan dibeli oleh masyarakat jika suku bunganya lebih tinggi. Maka keseimbangan yang
baru dengan tingkat bunga yang lebih tinggi akan tercapai. Peningkatan suku bunga pada proses berikutnya akan menyebabkan pengurangan investasi swasta crowding
out.
Adapun Gupta et al. 2002 melakukan studinya dengan kasus 39 negara
ESAF dan PRGF dengan kurun waktu 1990-2000. Studi tersebut lebih dimaksudkan untuk mengetahui apakah fiscal adjustment dan perbaikan komposisi pengeluaran
pemerintah memiliki manfaat baik bagi pertumbuhan ekonomi di negara-negara miskin. Sumber pembiayaan pemerintah juga diamati di sini dengan dilatarbelakangi
kenyataan bahwa selama ini studi-studi yang ada belum memperhatikan apakah defisit yang dibiayai dari luar negeri memiliki perbedaan dampak terhadap
pertumbuhan dibandingkan defisit yang dibiayai dengan sumber-sumber dana dalam negeri.
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan defisit fiskal, dampak yang ditimbulkan terhadap perekonomian akan berbeda. Hal ini bergantung pada cara pemerintah mengatasi
kekurangan tersebut. Hoogendorn 1996 melengkapi analisis dengan 2 kemungkinan
solusi yang diambil pemerintah untuk keluar dari defisit. Pertama, melakukan pinjaman ke swasta. Sejalan dengan pemikiran Neoklasik, skenario ini akan
melahirkan efek tekanan terhadap swasta dalam hal kesempatan berinvestasi. Kedua, menambah penerimaan pajak, misalnya melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan
perbaikan administrasi.
Gale and Orszag 2004, menemukan hubungan antara defisit anggaran
dengan tabungan nasional dan tingkat bunga di Amerika Serikat. Defisit anggaran akan menurunkan tingkat tabungan nasional dan akan meningkatkan tingkat suku
bunga dan dalam jumlah yang signifikan pengaruhnya terhadap perekonomian.
Cuddington 1996 yang mengemukakan bahwa jika suatu perekonomian
menciptakan rasio PDB-utang yang konstan pada laju pertumbuhan ekonomi tertentu dan tingkat suku bunga riil yang konstan, dimana laju pertumbuhan ekonomi lebih
besar daripada tingkat suku bunga riil, maka defisit fiskal dapat dikatakan berkesinambungan. Dalam hal ketahanan utang, ada dua pendapat mengenai wacana
indikator, yaitu mereka yang berpegang pada surplus primer dan yang berpegang
pada rasio utang terhadap PDB. Beberapa penulis seperti Cohen 2000 menggunakan
parameter rasio utang terhadap PDB sebagai indikator ketahanan fiskal. Pertumbuhan utang luar negeri idak boleh lebih cepat daripada pertumbuhan ekonominya.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia, pemantauan terhadap perkembangan utang swasta dilakukan oleh Bank Indonesia. Menurut Keppres No. 391991 dan Peraturan Bank Indonesia
PBI No. 222PBI2000, sektor perbankan swasta harus mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia dalam mencairkan pinjaman luar negeri dan melaporkan
realisasinya. Lembaga swasta non bank atau non lembaga keuangan cukup melaporkan saja transaksi yang terjadi. Sistem pelaporan yang digunakan adalah
External Debt Information System EDIS.
Maryatmo 2004, melaukan penelitian yang bertujuan untuk mengamati
dampak dari kebijakan deficit anggaran yang dilakukan oleh pemerintah terhadap variable makro ekonomi secara umum dan khususnya variable moneter dalam jangka
panjang dan jangka pendek. Penelitian ini menggunakan spesifikasi model rasional ekspektasi yang memungkinkan pengambil keputusan untuk mengcegah efek – efek
yang lain. Model tersebut mengkonstruksi 8 persamaan jangka panjang dan delapan
persamaan jangka pendek dan 12 persamaan identitas. Pengestimasian menggunakan metode two stage least square hasil penelitian menunjukkan bahwa deficit anggaran
mempengaruhi tingkat suku bunga dalam jangka panjang dan jangka pendek. Dan defisit anggaran juga berpengaruh terhadap nilai tukar dan tingkat harga dalam
jangka panjang hasil uji causal memperlihatkan bahwa nilai tukar dan tingkat harga mempunyai efek yang berkebalikan dengan defisit anggaran.
Universitas Sumatera Utara
2.12 Kerangka Pemikiran