Pada gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa disaat pengeluaran pemerintah ∆G
turun atau selisih pajak ∆T naik maka akan menggeser kurva pengeluaran agregat
ke bawah sehingga Pendapatan akan turun dari Y
1
menjadi Yf
2.4 Kesinambungan Fiskal
Ada berbagai pengertian kesinambungan fiskal. Ayumu Yamauchi 2004
berpendapat bahwa kesinambungan fiskal akan terjadi jika nilai sekarang present value dari kendala pengeluaran expenditure constraint yang akan datang dapat
dipenuhi tanpa harus melakukan koreksi atau penyesuaian fiskal untuk mencapai keseimbangan.
Barnhill dan Kopits 2003 melihat bahwa kesinambungan fiskal merupakan
interaksi antara keseimbangan anggaran primer dengan parameter kunci, yaitu pertumbuhan dan tingkat bunga yang mempengaruhi pembayaran utang publik.
Sementara menurut Joseph Ntamatungiro 2004 menekankan bahwa fiskal akan
aman jika terdapat kestabilan rasio utang terhadap PDB. Sementara itu, Edwards
2002 berpendapat bahwa fiskal akan stabil bila rasio utang terhadap PDB bersifat
stasioner.
Chouraqui, Hagemann dan Sartor 1999 menegaskan bahwa suatu indikator
minimal harus memenuhi tiga persyaratan yaitu implementasi dan interpretasi yang sesuai dengan karakteristik Negara terkait, penjabarannya didasarkan pada prinsip-
Universitas Sumatera Utara
prinsip ekonomi positif bukan normatif, dan adanya kesamaan persepsi dalam perbandingan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari perbedaan-perbedaan
pengukuran dalam hubungan antar negara. Defisit fiskal juga dapat berdampak negatif terhadap perekonomian. Mankiw
2003 mencatat tiga efek yang dapat ditimbulkan oleh ekspansi anggaran pemerintah
yang terlalu ekspansif. Pertama, terjadinya ekspansi di sektor moneter yang berujung pada peningkatan jumlah uang beredar inflasi. Kedua, jika tidak ditangani dengan
baik, akan berlanjut dengan pelarian modal capital flight ke luar negeri. Di beberapa negara, persentase capital flight terhadap utang pemerintah menunjukkan angka yang
cukup tinggi. Bahkan, Venezuela pernah memiliki persentase capital flight terhadap utang pemerintah sebesar 240 persen pada akhir tahun 1988. Indonesia pernah
mengalami capital flight yang besar pada puncak krisis 1998. Ketiga, dalam jangka panjang akan timbul pergeseran beban utang ke generasi yang akan datang.
2.5 Efek Pembelian Pemerintah terhadap Batasan Anggaran