3. Detektor yang peka dan unik, detektor yang digunakan adalah UV 254 nm
yang dapat mendeteksi berbagai jenis senyawa dalam jumlah nanogram. 4.
Kolom dapat dipakai kembali, tetapi mutunya menurun. Laju penurunan mutu tergantung pada jenis cuplikan yang disuntikan, kemurnian pelarut, dan jenis
pelarut yang dipakai. 5.
Ideal untuk molekul besar dan ion. 6.
Mudah memperoleh kembali cuplikan karena detektor tidak merusak cuplikan. Pelarut dapat dihilangkan dengan penguapan Johnson dan
Stevenson, 1991.
2.4.2 Proses Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Metode kromatografi cair kinerja tinggi diperkenalkannya pompa bertekanan tinggi dan perkembangan detektor yang sangat peka telah
membangkitkan perhatian pada kromatografi kolom, yang semula menjadi kurang penting dan kurang menguntungkan sebagai akibat penggunaan lapis tipis. Bidang
baru dalam kromatografi kolom adalah kromatografi cair kinerja tinggi KCKT = HPLC = High Performance Liquid Chromatography, yang ada dasarnya
perbaikan dalam laju aliran, karena pada kromatografi kolom klasik laju aliran sangat rendah. Aliran dapat dipercepat hingga 1 ml permenit dengan
menggunakan tekanan tinggi Sardjoko, 1993. Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm atau
bila digunakan detektor yang didapat diatur panjang gelombangnya, pengukuran dapat dilakukan pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 240
nm. Kolom 4 mm x 30 cm berisi bahan pengisi dan pompa yang dapat dijalankan
pada tekanan kolom hingga 3500 psi. Perbandingan luas puncak terkecil dan terbesar, R
s
pada tiga kali penyuntikan ulang larutan baku tidak lebih dari 2,0. Tetapkan perbandingan tinggi puncak pada waktu retensi yang sama dari larutan
uji dan larutan baku Dirjen POM, 1995.
2.5 Instrumen KCKT
Instrumen KCKT tersusun atas 6 bagian dasar, yaitu wadah fase gerak resrvoir, pompa pump, tempat injeksi sampel injektor, kolom column,
detektor detector dan perekam recorder. Ilustrasi instrument KCKT dapat dilihat pada Gambar berikut:
Gambar 2.2 Instrument Dasar KCKT De Lux Putra, 2007.
2.5.1 Wadah Fase Gerak
Wadah fase gerak harus bersih dan inert. Wadah pelarut kosong ataupun labu laboraturium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini biasanya
dapat menampung fase gerak dimana antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fase gerak
sebelum digunakan harus dilakukan degassing penghilan gas yang ada pada fase gerak, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama
dipompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis Rohman dan Gandjar, 2007.
2.5.2 Pompa
Pompa yang cocok digunakan untuk KCKT adalah pompa yang mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni pompa harus inert
terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, dan teflon. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan
tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 0,1-3 mlmenit Roman dan Gandjar, 2007.
2.5.3 Injektor
Pada waktu sampel diinjeksikan ke dalam kolom, diharapkan agar aliran pelarut tidak mengganggu masuknya ke dalam kolom on column injecktion atau
digunakan katup injeksi. Katup putaran loop valve, tipe injektor ini umumnya digunakan dengan cara otomatis dengan adaptor khusus, volume-volume lebih
kecil dapat diinjeksikan secara manual. Bila katup difungsikan, maka cuplikan di dalam putaran akan bergerak ke kolom Meyer, 2004.
Cuplikan harus dimasukkan ke dalam pangkal kolom kepala kolom, diusahakan agar sedikit mungkin terjadi gangguan pada kemasan kolom. Ada tiga
jenis dasa injektor, yaitu: a. Aliran henti; b. Septum; c. Katup jalan kitar Johnson, 1991.