40
eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai tukar valuta asing yang diduga. Neny Erawati,2002:99
Menurut Miskhin 1995:32 terdapat beberapa metode untuk meramalkan tingkat suku bunga pada lembaga keuangan yaitu, sumber dana pinjaman,
kekuatan ekonomi, peluang investasi, tingkat inflasi yang diharapkan, dan pinjaman serta defisit pemerintah. Peramalan dan perubahan suku bunga
mengakibatkan peningkatan harga barang secara riil dan berdampak pada perubahan inflasi. Ni Nyoman Aryaningsih,2008:58
Inflasi dan suku bunga mempunyai hubungan timbal balik. Suku bunga tinggi akan mengakibatkan kenaikan bunga pinjaman kredit bank yang
dibutuhkan oleh peminjam dana meningkat sehingga ongkos produksi akan meningkat dan berujung pada harga jual produk yang meningkat pula. Inflasi yang
meningkat mengakibatkan suku bunga juga meningkat, sebab jika terjadi inflasi maka setiap investor akan meminta hasil minimum yang telah mampu mengganti
besarnya inflasi.
2. Metode Penghitungan Inflasi
Angka inflasi dihitung berdasarkan angka indeks yang dikumpulkan dari beberapa macam barang yang diperjualbelikan di pasar dengan masing-masing
tingkat harga. Yang dimaksud dengan barang-barang disini adalah barang yang paling banyak dan merupakan kebutuhan pokokutama bagi masyarakat.
Berdasarkan data harga barang tersebut, disusunlah suatu angka indeks. Angka indeks yang memperhitungkan semua barang yang dibeli oleh konsumen pada
masing-masing harganya disebut indeks harga konsumen IHK atau consumer
41
price index =PCI. Berdasarkan indeks harga konsumen dapat dihitung besarnya
laju kenaikan harga-harga secara umum dalam periode tertentu, biasanya setiap 3 bulan dan 1 tahun. Selain menggunakan IHK, tingkat inflasi juga dapat dihitung
dengan dengan menggunakan GNP atau PDB deflator, yaitu membandingkan GNP dan PDB yang diukur berdasarkan harga berlaku GNP atau PDB harga
konstan GNP atau PBD riil. Adapun rumus untuk menghitung tingkat inflasi adalah :
I HK
n
- I
HK
n - 1
I n
= x
100
IH K
n – 1
D f
n
- D
f
n - 1
I n
= x
100
Df
n – 1
Keterangan : In
= inflasi IHK
n
= indeks harga konsumen tahun dasar IHK
n -1
= indeks harga konsumen tahun berikutnya
42
Df
n
= GNP dan PDB deflator tahun awal Df
n – 1
= GNP dan PDB deflator tahun berikutnya
3. Jenis Inflasi
a. Jenis inflasi menurut sifatnya Berdasarkan sifatnya, inflasi dibagi menjadi 4 kategori utama,
yaitu sebagai berikut : 1. Inflasi merayap creeping inflation, yaitu inflasi yang besarnya
kurang dari 10 pertahun. 2. Inflasi menengah galloping inflation, yaitu inflasi yang besarnya
antara 10 - 30 per tahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relative besar. Angka inflasi
pada kondisi ini biasanya disebut inflasi dua digit, misalnya 15, 20, 30, dan sebagainya.
3. Inflasi tinggi high inflation, yaitu inflasi yang besarnya 30 - 100 per tahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik dan
menurut istilah ibu-ibu rumah tangga harga berubah. 4. Inflasi sangat tinggi hyper inflation, yaitu inflasi yang ditandai oleh
naiknya harga secara drastis hingga mencapai 4 digit di atas 100. Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang karena
nilainya merosot tajam sehingga lebih baik di tukar dengan barang.
43
b. Jenis inflasi berdasarkan sebabnya, yaitu 1. Demand pull inflation
Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi disatu pihak dan kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja
penuh full employment di pihak lain. Sesuai dengan hukum permintaan, bila permintaan banyak dan penawaran kerja tetap, harga
akan naik. Bila hal ini berlangsung secara terus menerus akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk
mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.
2. Cost push inflation Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya
produksi naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh atau
menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat, dan sebagainya. Ada dua
hal yang dapat dilakukan oleh produsen sehubungan dengan naiknya biaya produksi, yaitu langsung menaikkan harga produknya dengan
jumlah penawaran yang sama atau harga produknya naik karena tarik menarik permintaan dan penawaran karena penurunan jumlah
produksi.
44
c. Jenis inflasi berdasarkan asalnya Berdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi dua, yaitu inflasi yang
timbul dari dalam negeri dan inflasi yang timbul dari luar negeri. Inflasi yang berasal dari dalam negeri domestic inflation timbul karena terjadi
defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya, pemerintah biasanya mencetak
uang baru. Selain itu, kenaikan harga juga disebabkan musim paceklik gagal panen, bencana alam yang berkepanjangan, dan sebagainya.
Inflasi yang berasal dari luar negeri disebabkan negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi. Jika
harga-harga barang dan juga ongkos produksi relatif mahal. Dengan demikian, jika negara lain harus mengimpor barang tersebut, harga
jualnya di dalam negeri tentunya bertambah mahal.
4. Teori yang Berkaitan dengan Inflasi