Metode Analisis KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

75 3. Bank Indonesia yang mengeluarkan laporan Kurs rupiah terhadap dollar Amerika. 4. Bank Indonesia yang menentukan dan mengeluarkan suku bunga SBI. 5. Bank Indonesia juga yang mengumpulkan data Inflasi, Jumlah Uang Beredar, dan Tingkat Pendapatan Indonesia.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan pengumpulan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Nur Indrianto,1999:147 Data sekunder yang dikumpulkan yaitu berupa literatur ilmiah, buku- buku, internet, dan diktat kuliah yang berhubungan dengan topik penulisan ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan dasar-dasar teori yang berkaitan dengan Inflasi, Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar, Tingkat Pendapatan, dan Nilai Tukar Rupiah. Kemudian sumber data berasal dari perpustakaan Bank Indonesia dan situs internet Bank Indonesia. Data yang diambil yaitu mengenai Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar, dan Tingkat Pendapatan.

D. Metode Analisis

1. Metode Analisis Linier Berganda Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda. Uji regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara tingkat inflasi, suku bunga, jumlah uang beredar, dan tingkat pendapatan terhadap penentuan nilai 76 tukar Rupiah baik secara simultan maupun parsial. Adapun rumus regresi linier berganda adalah: Y= a + b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +e Dimana: Y : Variabel nilai tukar Rupiah a : Konstanta X 1 : Variabel Inflasi X 2 : Variabel SBI X 3 : Variabel Uang Beredar X 4 : Variabel Tingkat Pendapatan b 1 -b 4 : Koefisien regresi masing-masing variabel independen e : error term 2. Uji Asumsi Klasik Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik: a. Uji Normalitas Uji normalitas ini bertujuan untuk apakah dalam model regresi variabel independen, variabel dependen, maupun kedua-duanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Imam Ghozali 2006:112, pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu 77 diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normal. 2. Jika data mnyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Imam Ghozali,2006:91 Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai toleransi tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerance. Imam Ghozali,2006:92-93 Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas didalam regresi adalah: 1. Dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF, model regresi yang bebas multikolinearitas mempunyai nilai VIF 78 berkisar pada angka 1 sampai dengan 10 dan mempunyai nilai tolerance mendekati 1. 2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas, jika antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 90 maka hal ini diindikasikan adanya multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika ada korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Imam Ghozali,2006:95 Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu uji Durbin-Watson DW test. Hipotesis yang akan di uji adalah: H0 : tidak ada autokorelasi HA : ada autokorelasi Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. Bila nilai DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2. Bila nilai DW di antara -2 sampai +2 tidak ada autokorelasi. 3. Bila nilai DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. d. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari satu pengamatan ke 79 pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Imam Ghozali,2006:105 Dalam Bhuono Agung Nugroho 2005:62, heterokedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke pengamatan lainnya. Cara memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heterokedastisitas apabila: 1. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas dan dibawah saja. 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. 3. Pengujian Hipotesis a. Uji Signifikan Parameter Individual Parsial Uji t Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial dalam menerangkan variabel dependen. Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Imam Ghozali,2006:128 80 Rumus Uji t: t = Jika T hitung lebih besar dari T tabel atau nilai signifikan T hitung a :5 = 0,05. Maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian: T hitung T tabel : H ditolak H 1 diterima T hitung T tabel : H diterima H 1 ditolak b. Uji Pengaruh Simultan Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Imam Ghozali,2006:127 Rumus Uji F: F= Atau F= Sumber : Stanisluaus S Uyanto,2009:242 Rata-Rata Sampel Pertama - Rata-Rata Sampel Kedua Standar Error Perbedaan Rata- Rata Kedua Sampel Between Groups Estimated Variance atau Mean-square Within Groups Estimated Variance atau Mean-square Rata-Rata Kuadrat atau S 1 2 Rata-Rata Kuadrat atau S 2 2 81 Uji F ini dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi. Bila F hitung lebih besar dari F tabel , tingkat signifikasinya lebih kecil dari 5 a : 5 = 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima, berarti bahwa variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian: F hitung F tabel : H ditolak H 1 diterima F hitung F tabel : H diterima H 1 ditolak c. Uji Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen, maka perlu diketahui melalui adjusted R square. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Imam Ghozali,2006:83

E. Operasional Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Perubahan BI rate, Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, Inflasi, IHSG dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Tingkat Pengembalian Saham PT. bank Mandiri (Persero) Tbk

3 10 115

ANALISIS INTERDEPENDENSI JUMLAH UANG BEREDAR, SUKU BUNGA SBI,NILAI TUKAR DAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA.

2 12 17

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Surakarta Tahun 1995-2014.

0 3 11

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA / RUPIAH (US$/RP), INFLASI, BI RATE, DAN JUMLAH UANG BEREDAR Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika / Rupiah (US$/Rp), Inflasi, BI Rate, Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Harga Saham Pada Peru

0 2 15

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA / RUPIAH (US$/RP), INFLASI, BI RATE, DAN JUMLAH UANG BEREDAR Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika / Rupiah (US$/Rp), Inflasi, BI Rate, Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Harga Saham Pada Peru

1 4 17

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga Saham di Jaka

0 2 19

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga S

0 3 16

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR ( KURS) DOLAR AMERIKA/ RUPIAH (US$/ Rp), INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA Analisis Pengaruh Nilai Tukar ( Kurs) Dolar Amerika/ Rupiah (US$/ Rp), Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga

0 2 15

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR ( AMERIKA/ RUPIAH (US$/ Rp), Analisis Pengaruh Nilai Tukar ( Kurs) Dolar Amerika/ Rupiah (US$/ Rp), Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indon

0 1 17

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), INFLASI, SUKU BUNGA (SBI), PENDAPATAN TERHADAP FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA PERIODE 2005-2013.

0 1 2