Sejarah Uang Landasan Teori

30 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sejarah Uang

Kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem barter adalah salah satu pemicu manusia untuk menggunakan cara lain yang lebih efisien, dimana untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam, manusia tidak perlu lagi menunggu orang lain yang mau di ajak saling bertukar barang kebutuhan. Mereka mulai menggunakan alat pertukaran dan pembayaran yang disebut dengan uang. Manusia dapat menukarkan uang dengan barang atau jasa yang diinginkannya. Namun, apakah secara otomatis mekanisme pertukaran tersebut dapat berjalan? Belum. Mekanisme tersebut hanya dapat berjalan jika dicapai suatu kesepakatan di antara pelaku ekonomi mengenai standar moneter apa yang akan digunakan dalam suatu komunitas atau bangsa. Misalnya suatu bangsa sepakat dan menyatakan bahwa emas adalah standar yang diakui sebagai alat pertukaran, maka negara tersebut menjamin kesatuan moneternya dengan emas dengan harga yang paling pasti. Dimaksudkan alat pertukaran disini adalah daya beli uang atau nilai satuan uang dijamin dengan seberat tertentu dari standar moneternya, yaitu emas. Misalnya di Amerika pernah dinyatakan bahwa U 1 adalah sama dengan 23,22 grain emas murni, maka artinya satuan uang senlai U 1 dijamin oleh emas seberat 23,22 grain emas murni. Lain halnya dengan yang terjadi di Eropa, 31 dimana mereka menyatakan perak murni sebagai standar moneternya, seperti “mark banco” dari bank Hamburg sama dengan 8 13 grain perak murni dan di Inggris satu poundsterling sama dengan 113 grain emas. Sugiarto Herlambang dan Baskara Said Kelana. 2001 Negara-negara yang menganut standar moneter dengan memakai satu jenis logam, disebut menganut monometallism standard. Sedangkan negara yang menganut standar moneter dengan menggunakan dua jenis logam perak dan emas dikatakan menganut bimetallism standard. Satuan-satuan uang bank yang di kembangkan dengan sistem moneter seperti diuraikan di atas dikenal dengan sebutan “scrutus marcorum”, yang artinya satuan uang dijamin dengan jumlah berat tertentu logam-logam mulia. Sugiarto Herlambang dan Baskara Said Kelana. 2001 Standar moneter yang diuraikan diatas adalah standar yang berbasiskan kepada barang logam emas dan perak yang merupakan full bodied money. Standar ini dikenal dengan sebutan Standar Barang Commodity Standard, yang biasanya nilai intrinsik dari alat pembayaran yang digunakan sama dengan nilai nominalnya. Standar moneter lainnya yang berlaku adalah Standar Kepercayaan Fiat Standard, yaitu standar moneter yang berbasiskan kepercayaan masyarakat pelaku ekonomi terhadap sesuatu yang dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah. Alat pembayaran yang berdasarkan standar kepercayaan ini biasanya nilai intrinsiknya lebih kecil daripada nilai nominalnya, misalnya uang kertas. Sugiarto Herlambang dan Baskara Said Kelana. 2001 Otoritas moneter Pemerintah dan Bank SentralBank Indonesia bertanggung jawab menciptakan dan menawarkan uang primer berupa uang kartal 32 uang kertas dan uang logam bagi masyarakat umum dan bank reserves R bagi perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Sedangkan perbankan dan lembaga keuangan lainnya berdasarkan uang primer yang dimiliki R menciptakan uang sekunder dalam bentuk giral seperti giro demand deposit, deposito berjangka time deposits, tabungan saving deposits, dan uang sekunder lainnya. Mereka yang terlibat dalam penciptaan dan penawaran uang beredar merupakan satu kesatuan dalam suatu sistem moneter. Sugiarto Herlambang dan Baskara Said Kelana. 2001

2. Pengertian Bank

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Perubahan BI rate, Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, Inflasi, IHSG dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Tingkat Pengembalian Saham PT. bank Mandiri (Persero) Tbk

3 10 115

ANALISIS INTERDEPENDENSI JUMLAH UANG BEREDAR, SUKU BUNGA SBI,NILAI TUKAR DAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA.

2 12 17

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Surakarta Tahun 1995-2014.

0 3 11

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA / RUPIAH (US$/RP), INFLASI, BI RATE, DAN JUMLAH UANG BEREDAR Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika / Rupiah (US$/Rp), Inflasi, BI Rate, Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Harga Saham Pada Peru

0 2 15

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA / RUPIAH (US$/RP), INFLASI, BI RATE, DAN JUMLAH UANG BEREDAR Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika / Rupiah (US$/Rp), Inflasi, BI Rate, Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Harga Saham Pada Peru

1 4 17

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga Saham di Jaka

0 2 19

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga S

0 3 16

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR ( KURS) DOLAR AMERIKA/ RUPIAH (US$/ Rp), INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA Analisis Pengaruh Nilai Tukar ( Kurs) Dolar Amerika/ Rupiah (US$/ Rp), Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga

0 2 15

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR ( AMERIKA/ RUPIAH (US$/ Rp), Analisis Pengaruh Nilai Tukar ( Kurs) Dolar Amerika/ Rupiah (US$/ Rp), Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indon

0 1 17

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), INFLASI, SUKU BUNGA (SBI), PENDAPATAN TERHADAP FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA PERIODE 2005-2013.

0 1 2