38
ini dengan menyetujui untuk menjual atau membeli valas dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut. Kurs biasanya tetap atau diperbolehkan
berfluktuasi dalam batas yang sangat sempit.
3. Sejarah Perkembangan Kebijakan Nilai Tukar di Indonesia
Sejak tahun 1970, negara Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar yaitu:
1. Sistem kurs tetap 1970- 1978 Sesuai dengan Undang-Undang No.32 Tahun 1964, Indonesia
menganut sistem nilai tukar tetap kurs resmi Rp. 250US, sementara kurs uang lainnya dihitung berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap US.
Untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada tingkat yang ditetapkan, Bank Indonesia melakukan intervensi aktif di pasar valuta asing. Dahlan
Siamat 2004 2. Sistem mengambang terkendali 1978-Juli 1997
Pada masa ini, nilai tukar rupiah didasarkan pada sistem sekeranjang mata uang basket of currencies. Kebijakan ini diterapkan bersama
dengan dilakukannya devaluasi rupiah pada tahun 1978. Dengan sistem ini, pemerintah menetapkan kurs indikasi pembatas dan membiarkan
kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu. Pemerintah hanya melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau bawah
dari spread. Dahlan Siamat 2004 3. Sistem kurs mengambang 14 Agustus 1997-sekarang
Sejak pertengahan Juli 1997, nilai tukar rupiah terhadap US semakin melemah. Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka
39
mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang maka pemerintah memutuskan untuk menghapus rentang intervensi sistem nilai tukar
mengambang terkendali dan mulai menganut sistem nilai tukar mengambang bebas free floating exchange rate pada tanggal 14
Agustus 1997. Penghapusan rentang intervensi ini juga dimaksudkan untuk mengurangi kegiatan intervensi pemerintah terhadap rupiah dan
memantapkan pelaksanaan kebijakan moneter dalam negeri. Dahlan Siamat 2004
C . Tingkat Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Tingkat inflasi yaitu persentasi kecepatan kenaikan harga-harga dalam satu tahun tertentu, biasanya digunakan sebagai suatu ukuran untuk menunjukkan
sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi. Sadono Sukirno, 2000:302 Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara terus-menerus.
Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, misalnya inflasi yang terjadi
pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5, sedangkan pendapatan cenderung tetap, itu berarti bahwa secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 5
yang relatif akan menurunkan daya beli 5 juga. Iskandar Putong,2000:181 Menurut Edward dan Khan 1985 ada dua jenis faktor yang menentukan
nilai suku bunga yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang yang beredar, dan inflasi. Sedangkan faktor
40
eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai tukar valuta asing yang diduga. Neny Erawati,2002:99
Menurut Miskhin 1995:32 terdapat beberapa metode untuk meramalkan tingkat suku bunga pada lembaga keuangan yaitu, sumber dana pinjaman,
kekuatan ekonomi, peluang investasi, tingkat inflasi yang diharapkan, dan pinjaman serta defisit pemerintah. Peramalan dan perubahan suku bunga
mengakibatkan peningkatan harga barang secara riil dan berdampak pada perubahan inflasi. Ni Nyoman Aryaningsih,2008:58
Inflasi dan suku bunga mempunyai hubungan timbal balik. Suku bunga tinggi akan mengakibatkan kenaikan bunga pinjaman kredit bank yang
dibutuhkan oleh peminjam dana meningkat sehingga ongkos produksi akan meningkat dan berujung pada harga jual produk yang meningkat pula. Inflasi yang
meningkat mengakibatkan suku bunga juga meningkat, sebab jika terjadi inflasi maka setiap investor akan meminta hasil minimum yang telah mampu mengganti
besarnya inflasi.
2. Metode Penghitungan Inflasi