Sejarah Singkat Berdirinya BP4
pasangan masing-masing bagaimana melakukan hal tersebut. Dengan kata lain bahwa Kementerian Agama departemen Agama tidak mempunyai tugas langsung untuk
menangani dan mencarikan pemecahannya terhadap kasus-kasus yang terjadi dalam keluarga “.
5
Sebagai uapaya untuk meningkatkan kualitas dan nilai perkawinan dalam suatu keluarga maka beberapa pejabat yang berada di lingkungan Kementerian
Agama dan para tokoh masyarakat memandang perlu untuk mendirikan suatu lembaga penasihat perkawinan yang dapat mencarikan jalan keluar bagi
permasalahan-permasalahan yang kerapkali timbul dalam keluarga, lembaga penasihat perkawinan itu dikenal dengan nama BP4 Badan Penasihat Perkawinan
Perselisihan dan Perceraian . BP4 Sebagai badan yang memusatkan perhatian dan kegiatannya pada
pembinaan keluarga, mempunyai kedudukan yang sangat penting terutama dalam situasi masyarakat kita, dimana pergeseran nilai daripada norma-norma yang ada
semakin merata. Dalam keadaan yang seperti ini, maka keluarga akan merasakan akibatnya. Sebab pergeseran nilai daripada norma-norma itu lebih terlihat dalam
kehidupan para remaja atau generasi muda pada khususnya. Apabila orang tua kurang menyadari gejala ini dan tidak berusaha menyelami kehidupan para remaja atau anak-
anaknya, maka pergeseran ini bisa menjadi perbenturan nilai yang mewujudkan apa
5
BP4 Pusat, BP4 Pertumbuhan dan Perkembangan : Majalah Nasihat Perkawinan dan Keluarga, Jakarta : BP4 Pusat, 1997 , h. 14
yang disebut “ generation gap “. Dan dalam keadaan seperti ini, secara eksistensi keluarga menghadapi bencana.
6
Selain fakta-fakya yang terjadi diatas, kemudian antara tahun 1950 sampai 1954 dilakukan penilaian terhadap statistic Nikah, Talak dan Rujuk NTR seluruh
Indonesia ditemukan pula fakta-fakta yang menunjukan labilnya perkawinan di Indonesia. Dari data statistic pernikahan di seluruh Indonesia, angka cerai dan talak
mencapai 60 sampai 70 rata-rata 1300-1400 kasus perceraian per hari , bahkan angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan angka pernikahan yang terjadi pada
waktu itu. Hal tersebut mendorong H.S.M Nasaruddin Latief Untuk menggerakkan lahirnya organisasi penasihat perkawinan yang dianggapnya semacam dokter
perkawinan bagi pasangan suami isteri. Maka pada Bbulan April 1954 disetiap KUA se-Jakarta dibentuk SPP Seksi Penasihat Perkawinan,
“ Dengan membentuk SPP Seksi Penasihat Perkawinan pada kantor-kantor Urusan Agama se-Jakarta Raya mulai April 1954, yang kemudian pada tahun 1956
menjelma menjadi P5 Panitia Penasihat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian sebagai organisasi masyarakat yang bergerak dibidang usaha mengurangi perceraian,
mempertinggi nilai perkawinan dengan memberikan nasihat bagi mereka yang mengalami kegoncangan dalam rumah tangganya. Usaha P5 ini mendapat sambutan
6
Depertemen Agama RI, Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan, hasil Musyawarah Nasional BP4 XII dan Pengukuhan Keluarga Sakinah, Jakarta : Departemen Agama,
2001 , h. 54
luas dari masyarakat dan pemrintah Departemen Agama sehingga kemudian meluas ke Jawa Timur, Kalimantan, Lampung, dan Sumatera Selatan.
7
Bersamaan dengan itu pada tahun yang sama, tanggal 3 Oktober 1954 di Bandung didirikan suatu badan yang sejenis, dengan nama BP4 Badan Penasihat
Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian , organisasi ini didirikan atas prakarsa Bapak Abdur Rauf Hamidy atau yang lebih dikenal dengan sebutan “ Pak Arhata “,
yang pada waktu itu menjabat sebagai Kepala Kantor Urusan Agama Propinsi Jawa Barat yang didukung oleh organisasi-organisasi wanita dan pemuka-pemuka
masyarakat. Pada saat itu, BP4 ini cepat berkembang di Jawa Barat, bahkan meluas ke Jawa Tengah pada Tahun 1957, Daerah Istimewa Yogyakarta mengikuti gerakan
yang serupa dengan mendirikan organisasi sejenis dengan nama BKRT Badan Kesejahteraan Rumah Tangga .
8
Ketiga organisasi diatas berjalan dengan tujuan yang serupa yaitu “ menyelamatkan setiap rumah tangga dari keruntuhan sambil menunggu lahirnya
Undang-Undang perkawinan yang diharapkan akan mengatur perkawinan menjadi lebih stabil serta menciptakan keluarga atau rumah tangga yang bahagia sejahtera dan
kekal. Sehingga sampai waktunya, pada tanggal 3 januari 1960, disepakati gagasan
peleburan organisasi-organisasi penasihatan perkawinan yang bersifat local itu
7
BP4 Pusat, Kiprah BP4 Dalam Meningkatkan Mutu Perkawinan dan Keluarga : Majalah Nasihat Perkawinan dan Keluarga, Jakarta : BP4 Pusat, 1992 , edisi Januari No.235, h. 8
8
Ibid
menjadi badan tingkat nasionalyang diberi nama Badan Penasihatan Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian atau disingkat menjadi BP4. Hal tersebut adalah merupakan
musyawarah wakil-wakil ketiga organisasi tersebut pada tanggal 3 Januari 1960.
9
Berdirinya BP4 ini disambut gembira oleh para peserta konferensi Departemen Agama ke VII yang berlangsung pada tanggal 25-30 Januari 1961 di
Cipayung, Bogor. Organisasi ini kemudian memperoleh pengakuan resmi dari pemerintah. Pada tahun itu juga oleh Menteri Agama RI, BP4 dikukuhkan berdirinya
dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Agama No. 85 tahun 1961. Dinyatakan dengan Surat Keputusan SK tersebut, bahwa BP4 merupakan satu-
satunya badan resmi yang bergerak dalam bidang usaha penasihatan perkawinan dan mengrangi perceraian dalam rangka melaksanakan ketetapan Menteri Agama RI No.
53 tahun 1958. Organisasi BP4 ini berpusat di Jakarta dengan cabang-cabang di seluruh Indonesia.
Dalam hal diatas, dapat disimpulkan BP4 mempunyai peranan yang cukup besar khususnya pada perkawinan umat Islam, berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Agama Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2009 Tanggal 30 Juli 2009, kini BP4 berubah menjadi badan atau lembaga atau juga organisasi professional yang bersifat
social kegamaan sebagai mitra kerja Departemen Agama dalam mewujudkan
9
BP4 Pusat, Tantangan Baru BP4 Setelah 37 Tahun Berkiprah : Majalah Nasihat Perkawinan dan Keluarga, Jakarta : BP4 Pusat, 1997 , edisi Januari No.295, h. 12-13
keluarga sakinah mawaddah warrahmah. Hal itu terlihat dari Pasal 3 Anggaran Dasar yang baru, yang ditetapkan oleh Munas XIV2009 di Jakarta
10
.