Memberikan Nasihat Pada Pasangan Yang Bersengketa

membiarkan yang demikian itu bertentangan dengan ajaran agama kita. Maka sangatlah perlu akan adanya usaha dari masyarakat untuk membantu suami- suami dan isteri-isteri yang menderita itu. Mereka harus dibantu untuk menyelamatkan perkawinan mereka. Bila banyak perkawinan dibiarkan buyar, maka yang akan menjadi rusak adalah masyarakat dan Negara kita sendiri Tujuan dari bantuan tersebut adalah untuk menhindarkan terjadinya perceraian. Tapi bukan itu saja yang harus diusahakan, bukanlah sekedar mendirikan “damai dalam arti tiada perang”, tetapi bagaimana dapat memulihkan keserasian,keharmonisan, suasana paham-memahami, harga menghargai diantara suami isteri yang tadinya bersengketa itu. 2 Adapun nasihat yang diberikan oleh BP4 untuk menyelesaikan masalah keluarga. Sehingga diharapkan keadaan konflik yang terjadi pada pasangan yang bersengketa tidak menjadi semakin parah, sekaligus dapat menghindarkan tragedy perceraian yang berakibat sangat menyakitkan. Inilah beberapa hal yang dimaksud: 1. Mengingatkan Memori Masa Lalu Terkadang pasangan suami isteri yang sedang berselisih atau bersengketa kerapkali melupakan memori-memori indah ketika awal pernikahan mereka. Mereka cenderung mengikuti emosi dan ego masing-masing. Oleh karena itu, BP4 menasihati kepada pasangan suami isteri yang sedang berselisih 2 Amidhan dan Moeslim Abdurrahman, Pedoman Penasehatan : Badan Penasehatan Perkawinan Perselisihan dan Perceraian Jakarta : Departemen Agama RI, 1980, h. 69-71 agar selalu mengingat-ingat memori indah ketika awal perkenalan mereka sampai pernikahan mereka dan membuang segala egoisme yang ada di dalam diri mereka agar mau bersatu kembali. 2. Jangan Sekali-sekali Meremehkan Pasangan Di zaman modern ini isteri-isteri tidak lagi mau menjadi penghuni sangkar, walau sangkar itu terbuat dari emas dan di dalamnya tersedia segala- galanya. Mereka tidak mau dikurung, tetapi ingin lebih bebas dalam hal berfikir, berkeinginan, bercita-cita dalam mengembangkan kemampuan-kemampuannya. Hal tersebut berpengaruh terhadap keadaan dalam suatu keluarga khususnya dalam hal ekonomi suatu keluarga. Walaupun Suami adalah pemimpin keluarga, bukan berarti pendapat keuangan suami itu harus selalu lebih besar daripada isteri. Di zaman sekarang tidak sedikit pendapatan ekonomi isteri lebih besar daripada suami, hal yang demikian itulah yang terkadang para suami merasa terkucilkan oleh isteri sehingga memicu terjadinya pertengkaran dan perselisihan. Maka peran BP4 dalam hal ini yaitu memberi nasihat agar masing- masing pihak untuk tidak saling meremehkan pasangannya, hendaknya masing- masing pihak untuk toleransi satu sama lain dan saling keterbukaan terutama dalam hal ekonomi keluarga. 3 3 Wawancara Pribadi Dengan Aliyah Hamka, Konsultan BP4 Pusat, Jakarta 21 Juli 2010 3. Sikap Lapang Dada Suami Isteri Seorang isteri kerapkali tidak dapat memahami latar belakang problem yang sedang dihadi suaminya. Hal ini kadang sangat memperuncing keadaan. Karena seorang isteri akan selalu menuntut. Disebabkan oleh kodrat wanita yang semacam ini, seyogyanya seorang suami memiliki sifat lapang dada, dan tidak tergesa-gesa menghitung kesalahan-kesalahan yang dilakukan isteri. Untuk mengimbanginya, seorang isteri harus bersabar, karena kesabaran menjadi neraca atas diri dan kedudukannya. Bahkan seorang isteri harus menghargai dan menerima kondisi suami yang telah ditetapkan oleh syariat sebagai penanggung nafkah baginya. 4. Kemaslahatan Yang Harus Dijaga Sudah sangat jelas dan nyata bahwa untuk mewujudkan sebuah kehidupan dan kebahagiaan, Islam menuntut beberapa kewajiban dari umatnya. Antara lain, Islam memberikan tanggung jawab manusia untuk memenuhi segala kebutuhan sebagai sarana tegaknya hukum-hukum kemanusiaan. Tidak asing lagi, bagi masyarakat kita yang tengah dilanda krisis, harus berusaha dengan sekuat tenaga bangkit memperbaikinya, agar dapat terhindar dari perpecahan. Maka BP4 menyarankan kepada setiap pasangan suami isteri yang selama ini belum bias saling memahami, agar menauhi sikap yang justru dapat memperuncing situasi. Ciptakanlah ketenangan, hindarilah percekcokan dan gejolak supaya tidak membuang-buang waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk mengurus hal-hal lain yang lebih penting. Kobarkanlah semangat rindu. Hapuslah trauma-trauma masa lalu yang menyakitkan, bukalah lembaran baru, torehkanlah sejarah baru yang cemerlang. 4 5. Keseimbangan Antara Hak Dan Kewajiban Adalah Merupakan Kunci Keberhasilan Hak ialah suatu yang harus diterima sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan dengan baik. Begitulah kehidupan antara suami isteri dalam setiap rumah tangga, apabila dua hal tersebut tidak seimbang niscaya akan timbullah percekcokan dan perselisihan dalam rumah tangga. Sebaliknya jika antara hak dan kewajiban itu seimbang atau sejalan, terwujudlah keserasian dan keharmonisan dalam rumah tangga, rasa kebahagiaan semakin terasa dan kasih sayang akan terjalin dengan baik. Sang anak menghormati orang tuanya, orang tua saying kepada anaknya, suami menghargai isterinya dan isteripun menghormati suaminya seterusnya. Inilah yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW dengan sabdanya yang intinya adalah “ Rumah tanggaku laksana surga bagiku “ Oleh karena itu antara suami isteri harus tahu dan melaksanakan hak serta kewajibannya masing-masing, demikian juga sang anak harus tahu diri dan menghormati orang tuanya.. Pada umumnya yang menimbulkan perselisihan dan perceksokan dalam rumah tangga itu karena salah satu pihaknya tidak dapat menjalankan fungsinya 4 Ali Husain Muhammad Makki al-Amili, Perceraian Salah Siapa : Bimbingan Islam Dalam Mengatasi Problematika Rumah Tangga Jakarta: Lentera, 2001, h. 123-133 dengan baik, mereka tidak saling menghargai, tidak saling menghormati, tidak saling pengertian antara sesame mereka dalam rumah tangganya 6. Pengamalan Ajaran Agama Dalam Rumah Tangga Dalam setiap rumah tangga orang yang beriman pengamalan ajaran agama adalah sangat penting dan mutlak diperlukan, keran ajaran agama adalah salah satunya pegangan hidup manusia yang mengatur sikap tingkah laku agar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan yang luhur. Mendidik dan mengajar anak-anak atau keluarga adalah suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar orang tua suami isteri, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang intinya yaitu “Tiap-tiap kamu menjadi pemimpin dan bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya, raja adalah pemimpin, tiap-tiap laki-laki menjadi pemimpin terhadap penghuni rumah tangganya keluarganya. Dan perempuan-perempuan menjadi pemimpin pengasuh dari rumah tangga suaminya dan anak-anaknya. Tiap-tiap kamu menjadi pemimpin, dan tiap-tiap pemimpin akan ditanya kelak bertanggungjawab terhadap orang-orang yang dipimpinnya”. H.R Bukhari Berdasarkan hadits Rasulullah SAW diatas, dapat diambil pengertian antara lain suami isteri wajib mengajar atau menuntun anak-anak dan keluarganya dengan Ilmu Pengetahuan Agama, sehingga mereka mengerti dan mampu mengamalkan ajaran agama itu dalam kehidupan sehari-hari. 5 5 Sidi Nazar Bakri, Kunci Keutuhan Rumah Tangga : Keluarga Yang Sakinah Jakarta: CV Pedoman Ilmu Karya, 1993, h. 37

3. Kesepakatan Akta Perdamaian

Strategi atau kebijakan yang lain yang dilakukan oleh BP4 yaitu membuat Akta Perdamaian. Hal ini dilakukan apabila para pihak yang bersengketa yang mengadukan permasalahannya ke BP4 untuk diselesaikan telah sepakat untuk berdamai dan tidak membawa permasalahannya tersebut ke Pengadilan Agama. Akta perdamaian tersebut cukup memiliki kekuatan hukum, artinya akta tersebut ditandatangani oleh konsultan BP4 dan disepakati oleh kedua belah pihak yang bersengketa, disamping itu, apabila ada dari salah satu pihak yang telah mengajukan permasalahannya ke Pengadilan Agama, maka gugatan yang telah diajukan ke Pengadilan Agama dapat dicabut dengan berdasarkan akta perdamaian dari BP4 tersebut, yang tentunya prosesnya terlebih dahulu melalui proses mediasi di Pengadilan Agama . Akan tetapi, apabila ketentuan dalam perjanjian tersebut tidak ditepati oleh salah satu pihak, maka yang lain dapat mengadukan kembali kepada BP4 Pusat untuk diselsaikan sebagaimana mestinya 6 . B. Kinerja Mediasi BP4 Dalam Menekan Angka Perceraian Seperti yang telah diketahui bersama bahwasanya BP4 ini mempunyai banyak macam tugasnya yang masuk dalam program kerja mereka yaitu 6 Wawancara Pribadi Dengan Zubaidah Muchtar, Konsultan BP4 Pusat, Jakarta, 29 Juli 2010 memberikan peranan dan kontribusi yang baik di masyarakat guna tercapainya tujuan perkawinan. Di samping itu BP4 mempunyai kewajiban agar mampu memerankan atau memperkecil angka perceraian. Pada organisasi di tingkat pusat BP4 mempunyai bidang-bidang yang salah satunya yaitu dalam bidang pembinaan keluarga, perselisihan dan perceraian atau dalam hal ini yaitu memediasikan pihak-pihak yang berselisih atau bersengketa agar tidak terjadi perceraian. BP4 Pusat ini berupaya memenuhi semua program kerja yang telah ditetapkan, salah satunya yang disoroti dalam skripsi ini adalah efektifitas mediasi atau pemberian bantuan dalam mengatasi masalah perkawinan, keluarga dan perselisihan perkawinan yang dilakukan oleh BP4 yang bersangkutan guna menekan angka perceraian. Berikut akan penulis lampirkan data-data kasus klien yang berkonsultasi di kantor BP4 Pusat pada tahun 2009 DATA-DATA KASUS KLIEN YANG BERKONSULTASI DI KANTOR BP4 PUSAT 7 I. Data-data kasus yang dapat kami sampaikan dalam laporan ini adalah diperoleh antara Januari sd Desember 2007 yang sedangtelah ditangani para Konsultan secara langsung di Sekretariat Biro Konsultasi dan Penasihatan Hukum BP4 7 Data-data Kasus Klien Yang Berkonsultasi Di Kantor BP4 Pusat dari Tahun 2007-2009, dapat dilihat di Lampiran

Dokumen yang terkait

Efektivitas mediasi Badan Penasehatan Pembinaan Pelestarian Perkawinan (Bp4) Dan Pengadilan Agama Di Kota Administratif Jakarta Timur

1 59 104

Revitalisasi Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) bagi remaja usia nikah : studi kasus BP4 Kota Jakarta Selatan

0 9 104

Peran badan penasehat pembinaan pelestarian perkawinan dalam meminimalisir terjadinya perceraian: studi pada BP4 Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2012

0 11 92

Peran Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam mencegah kasus perceraian di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur

4 36 0

Peran Badan Penasehat Pembinaan Pelestarian Perkawinan Dalam Meminimalisir Terjadinya Perceraian (Studi Pada BP4 Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2012)

0 11 92

PERANAN BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN Peranan Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Dalam Penyelesaian Perselisihan Dalam Perkawinan (Studi Di Kantor BP4 Kecamatan Gemo

0 2 11

PENDAHULUAN Peranan Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Dalam Penyelesaian Perselisihan Dalam Perkawinan (Studi Di Kantor BP4 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen).

0 3 14

PERANAN BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN Peranan Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Dalam Penyelesaian Perselisihan Dalam Perkawinan (Studi Di Kantor BP4 Kecamatan Gemo

0 3 11

Peranan Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (Bp4) Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat Menyelesaikan Sengketa Dalam Perkawinan - Repository UIN Sumatera Utara tesis Abdul Fuad

1 24 114

EFEKTIVITAS KERJA BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DALAM MENGURANGI TERJADINYA PERCERAIAN DI KECAMATAN MAKASSAR

0 0 113