Tinjauan Umum tentang Pemberian suap dan gratifikasi

c. Nama palsu; d. Peri keadaan palsu; Membujuk disini adalah menanamkan pengaruh demikian rupa terhadap orang, sehingga orang yang dipengaruhinya mau berbuat sesuatusesuai dengan kehendaknya, padahal apabila orang itu mengetahui duduk soal yang sebenarnya, orang tersebut tidak akan mau melakukan perbuatan tersebut. Mengenai cara memberikan barang tidak harus diserahkan kepada terdakwa sendiri dan tidak harus diserahkan oleh korban sendiri, namun bisa melalui orang lain. Menguntungkan diri sendiri dengan melawan hukum berarti menguntungkan diri sendiri dengan tiada hak. Tipu muslihat berarti suatu hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang dirancang sedemikian hingga membuat orang lain percaya,, dimana hal ini setali dengan rangkaian kebohongan yang merupakan susunan cerita bohong yang saling menutupi satu sama lain. Peri keadaan palsu sendiri adalah suatu kebohongan mengenai suatu keadaan, dengan contoh suatu pengakuan jabatan yang sebenarnya tidak melekat pada si pelaku.

3. Tinjauan Umum tentang Pemberian suap dan gratifikasi

Tindak Pidana penyuapan diatur dalam KUHP pasal 209,210,418,419 dan 420. Adapun ketentuan pasal 209 adalah sebagai berikut Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empar ratus lima puluh ribu rupiah 1 Barang siapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat dengan maksud menggerakkannya untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya 2 Barang siapa memberi sesuatu kepada seorang pejabat karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya. Ciri delik suap adalah 39 : 1. Peran aktif antara penyuap dengan pejabat 2. Terdapat dealkesepakatan dua pihak mengenai besaran nilai suap yang akan ditransaksikan dan cara penyerahannya. Sedangkan untuk gratifikasi diatur dalam pasal 11 UU No 20 tahun 2011 “Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1satu tahun dan paling lama 5lima tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah dan paling banyak Rp 250.000.000,00 dua ratus lima puluh juta rupiah, pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang menerima hadiah atau janji pdahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan 39 R. Dyatmiko Soemodihardjo, Mencegah dan Memberantas Korupsi, Mencermati Dinamikanya Di Indonesia , Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,2008,hal 67. jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya” Ciri delik gratifikasi adalah 40 : 1. Tidak ada peran aktif dari pegawai negeri atau penyelenggara Negara 2. Tidak ada tekanan pada pemberian suap 3. Tidak ada dealtermasuk transaksi dan penyerahannya, serta 4. Pemberian kepada pegawai negeri atau pejabat Negara tanpa adanya perencanaantidak terduga

4. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Penyalahgunaan Jabatan dan Korupsi