Penggolongan Barang Milik Negara

beralih kepemilikannya baik karena terjadi pemusnahan atau sebab lainnya. Untuk pemindahtanganan sebagai tindak lanjut atas penghapusan barang milik negaradaerah adalah meliputi penjualan, tukar-menukar, hibah, dan penyertaan modal pemerintah pusatdaerah.

d. Penggolongan Barang Milik Negara

Barang milik negara atau aset publik ini dibagi menjadi dua jenis,yaitu 26 : 1 Aset Publik yang dimiliki Negara dalam posisinya sebagai legal personality. Pemerintah boleh mendayagunakan untuk kepentingan umum, dengan syarat pendayagunaan harta tersebut sesuai dengan hukum-hukum syara’ Contoh aset publik jenis ini adalah zakat, harta rampasan perang, jizyah pajak nonmuslim, dan pajak. Aset-aset Negara harus memiliki lembaga-lembaga pengelola yang resmi 2 Aset publik yang dimiliki secara khusus oleh segolongan anggota masyarakat atau organisasi. Pemanfaatan aset ini dilakukan sesuai kebutuhan. Pengelolaan aset jenis ini ditangani oleh pemerintah atau sejumlah orang yang ditunjuk di bawah pengawasan Negara sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. 26 Husain Husain Syahatah, Perlindungan Aset Publik Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta, Amzah, 2005, Cet pertama, h.7 Contoh aset publik jenis ini adalah fasilitas umum, sumber daya alam, harta wakaf, aset organisasi, aset sindikat profesi, aset klub, dan aset-aset sejenis lainnya. Aset Negara atau Barang Milik Negara memiliki variasi jenis yang beragam, baik dalam bentuk, tujuan perolehannya, maupun masa manfaat yang diharapkan. Dalam perlakuan akuntansi, Peraturan Pemerintah Normor 24 tahun 2005 membagi BMN menjadi aset lancar,aset tak berwujud, aset lainnya, dan aset bersejarah. a Aset lancar yaitu apabila BMN tersebut diadakan dengan tujuan segera dipakai atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 dua belas bulan sejak tanggal perolehan. BMN yang memenuhi kriteria ini diperlakukan sebagai Persediaan. BMN ini dapat berupa barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang diadakan yang dimaksudkan untuk dijual danatau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan ini mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, barang habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas. Persediaan dapat meliputi barang konsumsi, amunisi, bahan untuk pemeliharaan, suku cadang, persediaan untuk tujuan strategis berjaga-jaga, pita cukai dan leges, bahan baku, barang dalam prosessetengah jadi, tanahbangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat. Persediaan untuk tujuan strategis berjaga- jaga antara lain berupa cadangan energy misalnya minyak atau cadangan pangan misalnya beras. b Aset tetap yaitu BMN mempunyai masa manfaat lebih dari 12 duabelas bulan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal Kuasa Pengguna Barang, dan diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan. Termasuk dalam kategori aset tetap adalah: 1 Tanah Tanah yang dikelompokkan sebagai asset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh instansi pemerintah di luar negeri, misalnya tanah yang digunakan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, hanya diakui bila kepemilikan tersebut berdasarkan isi perjanjian penguasaan dan hukum serta perundang-undangan yang berlaku di negara tempat Perwakilan Republik Indonesia berada bersifat permanen. 2 Peralatan dan Mesin Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 dua belas bulan dan dalam kondisi siap pakai. Wujud fisik Peralatan dan Mesin bisa meliputi: Alat besar, Alat Angkutan, Alat Bengkel dan Alat Ukur, Alat Pertanian, Alat Kantor dan Rumah Tangga, Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar, Alat Kedokteran dan Kesehatan, Alat Laboratorium, Alat Persenjataan, Komputer, Alat Eksplorasi, Alat Pemboran, Alat Produksi, Pengolahan, dan Pemurnian, Alat Bantu Eksplorasi, Alat Keselamatan Kerja, Alat Peraga, serta Unit Prosesproduksi. 3 Gedung dan Bangunan Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Termasuk dalam kategori Gedung dan Bangunan adalah BMN yang berupa Bangunan Gedung, Monumen, Bangunan Menara, Rambu-rambu, serta Tugu Titik Kontrol. 4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup Jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. BMN yang termasuk dalam kategori asset ini adalah Jalan dan Jembatan, Bangunan Air, Instalasi, dan jaringan. c Aset Tetap Lainnya Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi dan Jaringan, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. BMN yang termasuk dalam kategori aset ini adalah Koleksi PerpustakaanBuku,Barang Bercorak KesenianKebudaayaanOlahraga, Hewan, Ikan dan Tanaman. e Dikategorikan sebagai aset tak berwujud adalah aset non keuangan yang dapat diidentifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset tak berwujud meliputi software komputer, lisensi dan franchise, hak cipta copyright, paten, dan hak lainnya, dan hasil kajian penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang. . f Dikategorikan Aset Bersejarah adalah bangunan bersejarah, monument, tempat – tempat purbakala seperti candi, dan karya seni. Beberapa aset tetap dijelaskan sebagai aset bersejarah dikarenakan kepentingan budaya, lingkungan dan sejarah. Aset bersejarah tidak disajikan dalam neraca namun aset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

B. PENGADAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA RUMAH NEGARA