Untuk Pengelolaan BMN berupa Rumah Negara sendiri diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992
tentang Pemukiman dan Perumahan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
40 tahun 1994 tentang Rumah Negara, Undang-Undang tentang
Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah
23
tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2008 tentang Pengadaan Rumah Negara, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 138 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Rumah Negara.
Aturan-aturan lain yang masih memiliki keterkaitan dengan Pengelolaan Rumah Negara ini adalah Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang
merupakan perubahan dari Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah.
Arah penertiban BMN menurut sendiri adalah bagaimana pengelolaan aset negara di setiap pengguna barang menjadi lebih akuntabel
dan transparan, sehingga penggunaan dan pemanfaatan aset-aset negara mampu dioptimalkan untuk menunjang fungsi pelayanan kepada masyarakat
atau stakeholder.
b. Pengertian Barang Milik Negara
23
Selanjutnya disebut dengan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Barang Milik Negara
Pengertian utama dari Barang Milik Negara dapat ditemukan dalam Ayat 10 Pasal 1 Undang-undang tentang Perbendaharaan Negara yang
berbunyi sebagai berikut ”Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lain yang
sah” dan untuk Pengertian dari Barang Milik Daerah juga terdapat dalam
Undang-undang tentang Perbendaharaan Negara pada Pasal 1 Ayat 11, yang berbunyi ”Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lain yang sah” . sama
halnya untuk pengertian Barang Milik Negara pada Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah yang merupakan peraturan
pelaksana dari Undang-Undang sendiri mengambil pengertian Barang Milik Negara secara keseluruhan mengacu dari Induk Peraturannya. Dalam
penjelasan Peraturan Pemerintah juga disinggung bahwa ruang lingkup dari barang milik negaradaerah disamping berasal dari pembelian atau perolehan
atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara atau daerah juga berasal dari perolehan lainnya yang sah. Barang milik negaradaerah yang berasal dari
perolehan lainnya yang sah mencakup barang yang diperoleh dari hibah atau sumbangan atau sejenisnya, diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian atau
kontrak, diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; namun pengertian
Barang Milik Negara dalam hal ini terbatas hanya pada barang milik negara yang bersifat berwujud tangible.
24
Barang milik negara atau yang biasa disebut dengan aset negaraaset publik juga memiliki pengertian kekayaan yang menjadi hak milik semua
orang atau segolongan manusia, dan hak pemanfaatannya dapat dinikmati oleh mereka semua tanpa monopoli atau dieksploitasi secara sepihak untuk
kepentingan pribadi
25
. Dengan kata lain,aset publik dapat dinikmati oleh seluruh komponen masyarakat atau seluruh anggota kelompok tertentu yang
memilikinya , tanpa ada penyempitan hak prerogatif pada satu individu. Pengadaan aset Negara ini diperuntukkan untuk memenuhi sarana
dan prasarana yang menunjang tugas dan fungsi pokok Kementerian dan Lembaga Pemerintahan agar dalam menjalankan tugas nya dapat berjalan
dengan efektif dan proporsional.
c. Pengelolaan Barang Milik Negara