46
BAB III PENYIMPANGAN DALAM PENGADAAN BARANG MILIK
NEGARA BERUPA RUMAH NEGARA
A. Sistem Pengadaan Rumah Negara
Pengaturan terhadap Pengadaan Barang dan Jasa termasuk didalamnya tentang pengadaan rumah negara telah diatur dalam Keputusan Presiden No 80
Tahun 2003 dan terakhir dirubah dengan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010. Dalam Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003 peluang terjadinya
penyimpangan dalam pengadaan barang milik negara cukup terbuka. Hal ini disebabkan antara lain:
1. Dalam hal perencanaan pengadaan barangjasa, tanggung jawab antara
KPA Kuasa Pengguna Anggaran Pimpinan unit Kerja dan PPK Pejabat Pembuat Komitmen penaggung jawab penggadaan barang belum diatur
dengan jelas. 2.
Pejabat yang bertanggung jawab terhadap pengadaan dualisme antara Pejabat Pembuat Komitmen PPK dengan Pejabat Pengadaan.
3. Pelelangan lebih banyak ditentukan oleh Pengguna barang bukan oleh
tim 4.
Dokumen lelang besifat manual.
5. Kurang obyektif dalam penetapan ranking penilian pemenang
6. Masih terjadinya persiangan yang tidak sehat antara sesama penyedia
barang dan jasa 7.
Tingkat kompromi antara kontraktor dengan pejabat pengadaan yang toleran sehingga mengakibatkan timbulnya KKN.
34
Sedangkan dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 sebagai pengganti Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003, peluang
penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa menjadi sulit bahkan cenderaung kecil kemungkinannya. Secara prinsip disajikan matrik perbedaan antara
Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagai berikut:
MATRIKS PERBEDAAN KEPRES 80 TAHUN 2003 DENGAN PEPRES 54 TAHUN 2010
KEPRES 80 TAHUN 2003 PERPRES 54 TAHUN 2010
1 Pembagian Tanggung Jawab PAKPA, PPK, Pejabat Panitia belum diatur
dengan jelas. 1
PA KPA, Pejabat Pembuat Komitmen dan ULP Pejabat Pengadaan teruarai
jelas tugas dan tanggung jawabnya
2 Jenis Pengadaan Terdiri Atas : a.
Barang b.
Jasa Pemborongan c.
Jasa Konsultan d.
Jasa Lainnya 2
Jenis Pengadaan Terdiri Atas : a.
Barang b.
Jasa Konstruksi c.
Jasa Konsultan d.
Jasa Lainnya 3 Media Pengumuman :
a. Surat Kabar Lokal
b. Surat Kabar Nasional
3 Media Pengumuman :
a. Website
b. Papan Pengumuman
34
Sosialisasi Pengadaan BarangJasa Oleh LKPP Kepada Para Pejabat Pembuat Komitmen PPK dan Kuasa Pengguna Anggaran KPA Seluruh KementerianLembaga Tingkat
Pusat, Jakarta 5-6 April 2011
c. Surat Kabar jika diperlukan
4 Perangkat Pengadaan : a.
PA KPA b.
PPK c.
Panitia Pejabat Pengadaan 4
Perangkat Pengadaan : a.
PAKPA b.
PPK c.
ULP Pejabat Pengadaan d.
Tim Penerima Barang e.
Anwizjer jika diperlukan 5 Paket Pelelangan ;
a. Sampai dengan Rp 50 jt
dilakukan Penunjukan Langsung b.
Rp 50 jt – Rp100 Jt dilakukan Pemilihan Langsung
c. Di atas Rp100 jt dilakukan Lelang
Umum 5
Paket Lelang A. Jasa Pemborongan :
1. Sampai dengan Rp 100 jt dilakukan penunjukan langsung
Pengadaan Langsung 2. Rp 100 jt – 200 Jt dilakukan
Pemilihan Langsung 3. Di atas Rp 200 Jt dilakukan Lelang
Umum B. Jasa Konsultansi
1. Sampai dengan Rp 50 jt dilakukan Seleksi langsung
2. Rp 50 jt – 100 Jt dilakukan Seleksi Terbatas
3. Di atas Rp 200 Jt dilakukan Seleksi Umum
6 Paket Pelelangan ; a.
Sampai dengan Rp 50 jt dilakukan Penunjukan Langsung
b. Rp 50 jt – Rp100 Jt dilakukan
Pemilihan Langsung c.
Di atas Rp100 jt dilakukan Lelang Umum
6 Paket Lelang
A. Jasa Pemborongan : 1. Sampai dengan Rp 100 jt dilakukan
penunjukan langsung Pengadaan Langsung
2. Rp 100 jt – 200 Jt dilakukan Pemilihan Langsung
3. Di atas Rp 200 Jt dilakukan Lelang Umum
B. Jasa Konsultansi 1. Sampai dengan Rp 50 jt dilakukan
Seleksi langsung 2. Rp 50 jt – 100 Jt dilakukan Seleksi
Terbatas 3. Di atas Rp 200 Jt dilakukan Seleksi
Umum 7 Sanggahan belum diatur
7 Jika terjadi sanggahan banding, maka
penyedia jasa harus memberikan jaminan sebesar 2 perseribu dari nilai HPS
8 Pengadaan dilaksanakan secara manual 8
Pengadaan secara elektronik : a.
e-procurement b.
LPSE c.
e-tendering d.
e-purchasing 9 Paket Nilai Pekerjaan :
a. 0 sd 1 milyar rupiah ………….
Nilai Paket Kecil b.
Diatas 1 Milyar Rupiah ……… Nilaia Paket Non Kecil
9 Paket Nilai Pekerjaan :
a. 0 sd 2,5 milyar rupiah ………….
Nilai Paket Kecil b.
Diatas 2,5 Milyar Rupiah ……… Nilaia Paket Non Kecil
Sumber : Diolah dari buku petunjuk Pangadaan Barangjasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010
Dengan mengacu kepada hal-hal tersebut di atas, maka terhadap kasus-kasus penyimpangan yang terjadi dalam pengadaan rumah negara dapat diktegorikan
ke dalam jenis penyimpangan secara perdata dan pidana dengan pendekatan perspektif hukum pidana islam.
Sedangkan peyimpangan dalam pengadaan rumah negara bila ditinjau dari aspek hukum pidana pelakunya adalah oknum pejabat pengelola rumah negara
Panitia Pengadaan barang dan jasa pada berbagai unit lembaga pemerintahan baik pusat, maupun daerah dan oknum penghuni rumah negara serta rekananpenyedia
barang dan jasakontraktor. Data yang penulis peroleh secara under cover atas tindak lanjut hasil temuan Tim Badan Pemeriksa Keuangan BPK tahun 2010
dan hasil audit Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP triwulan 1 tahun 2011 serta Tim dari Kelembagaan Q untuk Penilaian Inisiatif Anti Korupsi
PIAC pada 61 unit lembaga birokrasi pemerintahan X, Y, Z dan seterusnya pusatdaerah, terbukti bahwa urutan kerugian negara sebagai akibat
penyimpangan dalam pengadaan rumah negara yang telah dan sedang diproses di pengadilan diperoleh data sebagai berikut :
No. Lembaga
Jumlah Pelanggaran
Jenis Pelanggaran
Nilai Kerugian Rupiah
Keterangan
1 Kementerian
12 Mark Up
harga dan korupsi
876.418.716,- Telah Diputus
Pengadilan dengan oknum yang terlibat:
Panitia Pengadaan, Pejabat Pengadaan,
dan Rekanan Pengadaan Barang
Jasa
2 Lembaga Non
Kementerian 7
Korupsi dan fiktif
718.750.000,- Telah Diputus
Pengadilan dengan oknum yang terlibat:
Panitia Pengadaan, Pejabat Pengadaan,
dan Rekanan Pengadaan Barang
Jasa
3 Pemda
Tingkat I 9
Mark Up harga
904.237.415,- Telah Diputus
Pengadilan dengan oknum yang terlibat:
Pejabat dan Rekanan
4 Pemda
Tingkat II 19
Korupsi dan Suap
646.784.332,- Telah Diputus
Pengadilan dengan oknum yang terlibat:
Anggota Legislatif, Oknum Penegak
Hukum, dan Oknum Pemda
5 Gabungan
Lembaga 14
Mark Up, Gratifikasi,
964.241.670,- Telah diputus
pengadilan dengan
lintas sektor suap dan
korupsi oknum yang terlibat
:Lembaga riset, penegak hukum,
pejabat antar instansi dan rekanan.
Sumber : BPK,BPKP, KPK diolah Tim Reformasi Birokrasi Kementerian X
Sedangkan yang masih dalam proses persidangan terdapat 87 kasus dengan indikasi tersangka pelanggaran tindak pidana korupsi, gratifikasi dan tuntutan
ganti rugi TGR untuk disetorkandikembalikan ke negara. Temuan pemeriksaan manajemen aset oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK yang berkaitan dengan
permasalahan administrasi atau pencatatan, dan bukti yang sah atas aset yang dikuasai, dari pemeriksaan di 19 departemenlembaga negara dengan nilai aset
sebesar Rp 109,33 triliun, ditemukan penyimpangan pengelolaan manajemen aset mencapai Rp 19,27 triliun dari cakupan pemeriksaan Rp 55,09 triliun. Sedangkan
berdasarkan pemeriksaan di 52 Pemerintah Daerah Tingkat 1 dengan nilai aset Rp 54,07 triliun, ditemukan penyimpangan pengelolaan aset sebesar Rp 18,48 triliun
dari cakupan pemeriksaan Rp 46,68 triliun. Menurut anggota Keuangan Negara I BPK, Bapak Imran, kurang tertibnya pencatatan dan penguasaan hak atas tanah,
dapat berdampak pada ketidakwajaran penyajian nilai aset dalam laporan keuangan, rawan terhadap penyalahgunaan, hingga pengakuan hak oleh pihak
lain. Sengketa itu bahkan dapat merugikan negara atau daerah di kemudian hari”.
35
B. Pengertian Penyimpangan Dalam Pengadaan Rumah Negara