Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Penggelapan Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Penipuan

perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara 38 .

a. Jenis-Jenis Tindak Pidana Dalam Pengadaan Rumah Negara

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk penyimpangan secara pidana dalam pengelolaan rumah negara dapat berupa penggelapan, pencurian, penipuan, tindak pidana korupsi dan penyalahgunaan jabatan atau wewenang serta pemalsuan. Untuk dapat mengetahui akar dari setiap jenis tindak pidana yang kerap terjadi dalam pengelolaan rumah negara, maka jenis tindak pidana dalam pengelolaan rumah negara haruslah dibahas satu demi persatu sebagai berikut.

1. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Penggelapan

Tindak pidana penggelapan diatur dalam BAB XXIV pasal 372 sampai dengan pasal 377 KUHP. Dalam aturan ini yang dimaksud dengan penggelapan adalah sebagai berikut : “Barangsiapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki barang, yang sama sekali atau sebagian kepunyaan orang lain, dan yang ada padanya bukan karena kejahatan, dipidana karena penggelapan, dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun atau denda sebanyak-banyaknya sembilan ratus rupiah.” 38 Undang-Undang nomor 31 tahun 1999 pasal 2 ayat 1 Dalam aturan ini hampir sama dengan pencurian, hanya saja dalam penggelapan barang yang diambil sudah berada dalam penguasaan si pelaku dengan cara yang sah.

2. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Penipuan

Penipuan diatur dalam BAB XXV KUHP yaitu dalam pasal 378 hingga 395. Dalam pasal-pasal yang mengatur mengenai penipuan ini dibedakan menjadi penipuan biasa, penipuan dengan pemberatan dan penipuan ringan. Untuk induk dari pasal yang mengatur mengenai penipuan sendiri terdapat dalam pasal 378 KUHP yang berbunyi sebagai berikut : “Barangsiapa dengan maksud hendak menguntungkan dirinya atau orang lain dengan melawan hukum, baik dengan memakai nama palsu atau peri keadaan yang palsu, baik dengan tipu muslihat, maupun dengan rangkaian kebohongan, membujuk orang supaya memberikan sesuatu barang atau supaya membuat utang atau menghapuskan piutang, dipidana karena penipuan dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun.” Unsur yang terdapat dalam pasal ini adalah orang yang membujuk orang lain untuk memberikan suatu barang, membuatutang, meniadakan suatu piutang dengan melawan hukum dengan : a. Tipu-muslihat; b. Rangkaian kebohongan; c. Nama palsu; d. Peri keadaan palsu; Membujuk disini adalah menanamkan pengaruh demikian rupa terhadap orang, sehingga orang yang dipengaruhinya mau berbuat sesuatusesuai dengan kehendaknya, padahal apabila orang itu mengetahui duduk soal yang sebenarnya, orang tersebut tidak akan mau melakukan perbuatan tersebut. Mengenai cara memberikan barang tidak harus diserahkan kepada terdakwa sendiri dan tidak harus diserahkan oleh korban sendiri, namun bisa melalui orang lain. Menguntungkan diri sendiri dengan melawan hukum berarti menguntungkan diri sendiri dengan tiada hak. Tipu muslihat berarti suatu hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang dirancang sedemikian hingga membuat orang lain percaya,, dimana hal ini setali dengan rangkaian kebohongan yang merupakan susunan cerita bohong yang saling menutupi satu sama lain. Peri keadaan palsu sendiri adalah suatu kebohongan mengenai suatu keadaan, dengan contoh suatu pengakuan jabatan yang sebenarnya tidak melekat pada si pelaku.

3. Tinjauan Umum tentang Pemberian suap dan gratifikasi