Pengertian Pelaksanaan Sistem Informasi Perpajakan

membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efektif dan efisien. Menurut Budiyanto 1998, www.freserver.com: Sistem informasi merupakan kumpulan dari manusia, hardware, software, communication network , dan sumber data yang dikumpulkan, diolah, disebarkan, mengandalkan suatu sistem informasi untuk dapat berkomunikasi dengan yang lain dengan menggunakan berbagai tipe hardware , pemroses informasi software, jalur komunikasi networking serta sumber data. Dari definisi-definisi di atas maka penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu sistem yang menghasilkan informasi yang berguna untuk mendukung pengambilan keputusan oleh pihak manajerial, pengguna maupun pihak lain.

2. Sistem Informasi Perpajakan

a. Pengertian

Menurut Darono 1997 dalam Imam 2003:79 mendefinisikan sistem informasi perpajakan SIP sebagai: Suatu sistem informasi berbasis komputer yang dirancang untuk melaksanakan undang-undang perpajakan beserta pelaksanaannya. Sedangkan menurut KEP No.29PJ.1995 tanggal 30 Maret tahun 1995 tentang Replikasi Informasi Perpajakan SIP: “SIP adalah sistem informasi dalam administrasi perpajakan di lingkungan 9 kantor DJP dengan menggunakan perangkat lunak software dan keras hardware yang dihubungkan dalam suatu jaringan lokal”. Selain itu, menurut Nuryani 2005:1 SIP yang ada di DJP merupakan suatu Sistem Informasi Manajemen SIM dimana data tentang hak dan kewajiban perpajakan diolah menjadi suatu informasi yang dapat dimanfaatkan oleh para pimpinan di DJP sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan yang tepat. Menurut penulis sistem informasi perpajakan SIP adalah sistem informasi dalam administrasi perpajakan di lingkungan kantor DJP dengan menggunakan perangkat lunak software dan keras hardware yang dihubungkan dalam suatu jaringan lokal yang dapat menghubungkan antar kantor dalam melakukan transaksi perpajakan.

b. Pelaksanaan

Secara teoritis, SIP menggunakan pendekatan database yaitu pendekatan yang digunakan dalam menyusun sistem informasi dengan membentuk suatu database karena tidak semua data adalah informasi untuk pengambilan keputusan yang dapat diindentifikasi sebelumnya. Database adalah sekumpulan data yang tersimpan dalam suatu media yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dalam suatu cara yang memudahkan penggunaan kembali data tersebut, 10 Imam, 2003:87. Penggunaan database ini nantinya akan memudahkan berbagai kombinasi elemen data untuk mendapatkan informasi yang diperiksa. Beberapa perubahan yang cukup mendasar pada SIP menurut KEP-29PJ.1995 tanggal 30 Maret tahun 1995 tentang Replikasi sistem informasi perpajakan SIP antara lain meliputi: 1 Pelaksanaan perekaman dokumen SPT, SSP, Alat keterangan, dan sebagainya yang selama ini terkonsentrasi pada Seksi PDI di KPP diubah menjadi di seksi-seksi terkait. Misalnya SPT Tahunan PPh Badan direkam oleh Seksi PPh Badan, SPT Masa PPN direkam oleh Seksi PPN, dan sebagainya. Dengan kebijakan tersebut desentralisasi akan lebih jelas terlihat pelaksanaan kewajiban dari setiap seksi sehingga akan memudahkan pengawasan. 2 Hasil pengolahan data oleh KPP melalui media atau komunikasi data diserahkan ke Kanwil tidak lagi ke Kantor Pusat, sehingga Kanwil adalah pihak yang mengelola dan bertanggung jawab terhadap pengolahan data dari segenap KPP yang termasuk dalam struktur organisasi Kanwil yang bersangkutan. 3 Pembentukan Tempat Pelayanan Terpadu TPT yang merupakan tempat penerimaan dokumen perpajakan SPT, SSP 11 dan sebagainya yang diserahkan langsung oleh wajib pajak WP ke KPP. Pelayanan yang diberikan pada TPT adalah mengolah data permohonan pelayanan administrasi yang disampaikan WP, mencetak surat tanda terima, dan memberikan informasi mengenai proses penyelesaian permohonan tersebut. Proses data permohonan ini penting karena output data yang dihasilkan merupakan dasar bagi sub aplikasi lainnya. Kegiatan pada sub sistem TPT terdiri dari: a Master File Kegiatan pada pelayanan ini adalah merekam permohonan WP atas pendaftaran WP, pengukuhan atau pencabutan pengusaha kena pajak PKP, permohonan pindah domisili dan perubahan identitas WP, formulir permohonan WP setelah dicek kolom pengisian dan lampiran yang dipersyaratkan, kemudian diedit dan kolom diisi oleh petugas yang selanjutnya direkam. Setelah dilakukan proses perekaman maka dapat diketahui identitas WP selengkapnya dan berguna untuk mencari kebenaran data untuk berbagai keperluan, khususnya dalam rangka pemeriksaan. Untuk melihatnya dapat dilakukan berdasarkan nomor pokok wajib pajak NPWP atau nama WP. 12 b Surat Pemberitahuan Tahunan Kegiatan ini adalah merekam penyampaian SPT Tahunan PPh baik perseorangan maupun Badan, dan permohonan penundaan SPT Tahunan PPh yang disampaikan langsung oleh WP atau yang disampaikan melalui pos. c Surat Pemberitahuan Masa Kegiatan perekaman SPT Masa PPN yang disampaikan langsung oleh WP atau disampaikan melalui pos. d Keberatan dan Banding Perekaman permohonan keberatan atau banding termasuk peninjauan kembali dan permohonan penghapusan yang disampaikan langsung oleh WP atau disampaikan melalui pos. Surat permohonan keberatan dari WP dikelompokkan menjadi surat keberatan yang dilengkapi dan yang tidak atau kurang dilengkapi dengan persyaratan. Adapun tentang sistem administrasi atau pengolahan data yang dilaksanakan dengan sistem informasi perpajakan SIP secara singkat sebagai berikut: a. Dokumen atau formulir perpajakan yang disampaikan langsung oleh WP seperti SPT PPh atau PPN, pengajuan keberatan, 13 permohonan restitusi atau kompensasi diterima oleh petugas pada Tempat Pelayanan Terpadu TPT. b. Atas penyerahan dokumen atau formulir dibuatkan tanda terima oleh petugas TPT yang merupakan keluaran dari komputer di TPT setelah dilakukan entry tertentu pada aplikasi yang ada di komputer, setelah itu dibuat tanda terima dan diserahkan kepada WP. c. Dokumen atau formulir dari WP diteruskan ke Seksi yang bersangkutan untuk pemrosesan atau perekaman. d. Petugas yang bertugas di TPT merupakan petugas gabungan dari setiap Seksi tidak selalu harus sekaligus dari seluruh Seksi yang dikoordinir oleh Kepala Seksi PDI atau Kepala Seksi TUP, dan jumlahnya disesuaikan dengan volume kerja yang ada pada TPT. e. Sebelum dilakukannya perubahan struktur organisasi Direktorat Jenderal Pajak DJP, penugasan pegawai pada TPT dapat dilakukan dengan membentuk Tim TPT oleh Kepala KPP yang bersangkutan. f. Pengolahan atau perekaman dokumen atau formulir wajib pajak WP yang selama ini terpusat pada Seksi PDI didesentralisasi setiap Seksi sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Jenis dokumen yang perekamannya menjadi tanggung jawab setiap Seksi. 14 g. Sistem dimaksud diharapkan tanggung jawab setiap seksi untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing akan menjadi lebih jelas. h. Setelah selesai direkam oleh Seksi yang bersangkutan, dokumen atau formulir diteruskan ke Seksi TUP untuk diadministrasikan sesuai dengan sistem dan prosedur yang selama ini telah berjalan. i. Perangkat keras hardware dan perangkat lunak software telah dirancang design sedemikian rupa dan ditambah dengan suatu perangkat komunikasi local area network sehingga pertugas tentu akan dapat melihat informasi yang merupakan hasil pengolahan data atau dokumen yang perekamannya dilakukan oleh Seksi lain. j. Dengan rancangan perangkat tersebut dimungkinkan pemanfaatan data lebih baik, dan terciptanya suatu sistem pengawasan melekat oleh atasan langsung mengenai kinerja kerja suatu Seksi sehingga kinerja kerja mereka dapat termonitor oleh atasan langsung yang bersangkutan. Dalam Surat Edaran dirjen Pajak Nomor: SE-11PJ.52001 tanggal 9 Mei tahun 2001, tentang Uji Coba Permintaan Konfirmasi Pajak Pertambahan Nilai dengan Menggunakan Aplikasi SIP Program PK-PM Melalui Komputer disebutkan 15 bahwa konfirmasi merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan keyakinan bahwa pangusaha kena pajak PKP yang menerbitkan Faktur Pajak yang dimintakan restitusi benar-benar ada, telah dikukuhkan sebagai PKP, dan telah mempertanggungjawabkan PPN tersebut sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu, permintaan konfirmasi harus dilakukan bersamaan prosedur pemeriksaan lainnya.

B. Intranet

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Sistem Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Pelayanan Pada Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 102 44

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Pemanfaatan Sistem Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Pelayanan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 69 47

Sistem Informasi Dan Manajemen Objek Pajak Dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 43 68

Evaluasi 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

1 47 61

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (Study Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta) Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Study Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta).

0 1 16

Analisis Penerimaan Pajak Sebelum dan Sesudah Penerbitan Surat Paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi.

0 1 21

Perbandingan Penerimaan Pajak Penghasilan Terutang Wajib Pajak Badan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemeriksaan Lengkap (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara).

0 0 23

ANALISIS PERBANDINGAN JUMLAH WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH PROGRAM TAX AMNESTY DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA PONDOK GEDE

0 0 14

ANALISIS PERBEDAAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PANGKALPINANG

0 0 20