Krisis perekonomian nasional Kesejahteraan prajurit

75 kepada bangsa dan negara dengan ditunjukkan oleh sikap, moril dan disiplin yang tinggi.

2. Faktor Penghambat a. Perkembangan lingkungan sosial

Kehidupan masyarakat di kota besar dapat berpengaruh kepada pola hidup materialistis, konsumtif, individualis, dan liberalis. Hal ini disebabkan oleh arus urbanisasi dari seluruh wilayah indonesia ke jakarta, khususnya mereka yang mencari pekerjaan sehingga persaingan kehidupan sangat kompetitif dan dapat menimbulkan budaya negatif. Bagi prajurit di Markas Komando Korps Marinir, tentu saja sangat sulit untuk menghindari kondisi tersebut. Fenomena ini akan memiliki dampak terhadap menurunnya disiplin dan moril prajurit.

b. Krisis perekonomian nasional

Kondisi perekonomian di Indonesia yang sedang menjalani instabilitas, berdampak terhadap meningkatnya harga-harga kebutuhan bahan dasar masyarakat. Hal ini dirasakan oleh prajurit dalam mengatur keuangan keluarga dalam menyikapi kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat. Prajurit yang tidak mampu mengatur keuangannya akan mengalami kesulitan dan akan menurunkan kinerja dan disiplin serta moril prajurit.

c. Kesejahteraan prajurit

Pemenuhan kesejahteraan prajurit di Markas Komando Korps Marinir masih belum maksimal, terutama dalam pemenuhan sarana perumahan prajurit. Sarana perumahan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Ketidakmampuan pemimpin untuk memenuhi kebutuhan primer 76 prajurit tersebut menyebabkan banyak prajurit yang memilih untuk mengontrak rumah dan tetap bertempat tinggal yang berjauhan dengan tempat kerja. Fenomena ini sangat berpengaruh terhadap pengaturan keuangan keluarga prajurit dan pembagian waktu kerja dan waktu untuk keluarga. “Kesejahteraan prajurit ini bukan hanya masalah di Marinir saja, tetapi semuanya. Kesejahteraan tidak memandang TNI AL atau TNI AD, para pemimpin bangsa juga sedang memikirkan bagaimana caranya meningkatkan kesejahteraan prajurit sehingga angka pelanggaran prajurit di luar dinas bisa fokus dengan tugas pokok sebagai prajurit untuk menjaga Stabilitaskeamanan Negara ini.” 78 78 Wawancara Pribadi dengan Kasi Juang, Mayor Laut KH Abdul Wadud, S.Ag, tanggal 12 Februari 2010 77 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Disiplin pada dasarnya adalah tuntutan ketaatan dan kepatuhan seseorang atau dalam hubungannya dengan orang lain atau dengan kesatuankelompok terhadap norma-norma yang berlaku, baik terhadap diri pribadi, rumah tangga maupun masyarakat sekitarnya. Disamping itu disiplin berkaitan dengan organisasi dan satuan. Apabila disiplin diabaikan oleh setiap personel, maka peran dari satuan tersebut tidak akan berjalan. Oleh karena itu, disiplin harus melekat pada prajurit agar tugas pokok dapat dilaksanakan dengan baik. Pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh prajurit di Markas Komando Korps Marinir masih relatif tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya solusi dan upaya yang harus dilakukan dalam menekan pelanggaran. Dengan memperhatikan latar belakang dan penyebab dari pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit di Markas Komando Korps Marinir. Untuk membantu meningkatkan disiplin prajurit maka diperlukan pola komunikasi Sub Dinas Pembinaan Mental yang baik dengan prajurit, adapun pola komunikasi roda dimana pemimpin memiliki kewenangan penuh terhadap informasi yang akan diberikan kepada prajurit, mengingat disiplin itu dituntut pengorbanan, ketaatan, kepatuhan terhadap segala peraturan serta menanamkan jiwa ikhlas berkorban, patuh terhadap peraturan atau norma yang berlaku dan kepercayaan kepada kekuatan sendiri. Hal ini dapat menciptakan sosok prajurit yang utuh jasmani dan rohani.