Pola Komunikasi Informal Pola Komunikasi pada Sub Dinas Pembinaan Mental dengan Prajurit Marinir

63 Keterangan: A. Kepala Seksi Rohani Mayor Laut KH Syafrudin, S.Ag berkomunikasi kepada Kepala seksi Juang Mayor Laut KH Abdul Wadud, S.Ag ataupun sebaliknya, sebagai rekan kerja dimana posisi jabatan mereka sama tingkatannya. B. Paroh Protestan Lettu Laut KH Oktovianus P.A.D, S.Th berkomunikasi kepada Paroh HinduBudha Lettu Laut KH Rustam, S. Ag ataupun sebaliknya sebagai rekan kerja dimana posisi jabatan mereka sama tingkatannya..

3. Pola Komunikasi Informal

Bila prajurit marinir berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi. Informasi ini mengalir ke atas kebawah atau horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin sedikit. Karena komunikasi informal ini Kasubdisbintal Jabatan Kosong Kasi Rohani Mayor Laut KH Syafrudin, S.Ag Kasi Juang Mayor Laut KH Abdul Wadud, S.Ag Paroh Islam Kosong Kaur Juang Serka Mar M. Mundir A B Urmin Bintal Sertu Mar Armawi Paroh Protestan Lettu Laut KH Oktovianus P.A.D, S. Th Paroh Khatolik Kosong Paroh HinduBudha Lettu Laut KH Rustam, S. Ag 64 menyebabkan informasi pribadi muncul dari interaksi di antara orang-orang dan mengalir keseluruh organisasi tanpa dapat diperkirakan. Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan desas-desus grapevine atau kabar angin. 74 ”Sebagai contoh dari komunikasi informal adalah anggota Subdisdata berkomunikasi dengan Kasi kepala Seksi di sub lain seperti Subdisbintal yang berdiskusi membahas tentang olahraga atau masalah keagamaan”. 75 Dalam menjalankan organisasi ini setiap prajurit sering melakukan komunikasi grapevine. Pada saat melaksanakan kegiatan apel pagi, apel sore, waktu istirahat, sholat berjamaah, dan ketika berolah raga semua prajurit dapat melaksanakan komunikasi grapevine. Komunikasi informal ini dilakukan melalui komunikasi personal, dengan interaksi tatap muka ataupun dengan menggunakan media misalnya melalui telepon. Informasi yang dikomunikasikan bisa saja bukan tentang pekerjaan, melainkan di luar pekerjaan, misalnya tentang kegiatan selama liburan, keadaan keluarga, dan juga cerita-cerita tentang pengalaman prajurit dengan prajurit yang lainnya. ” Komunikasi ini biasanya dilakukan ketika Apel Pagi, Apel Sore, olah raga, waktu istirahat makan siang dan Sholat, bisa juga dilakukan melalui telpon.” 76

B. Upaya-upaya Peningkatan Disiplin Prajurit Marinir