2.3 Sikap
2.3.1 Pengertian sikap
“Attitude toward reading. How an individual person feels about reading, engaging in reading activities, and receiving materials for reading “
McKenna dalam Baccuss, 2004 Sikap terhadap membaca adalah bagaimana seseorang merasa tentang
membaca, terlibat dalam kegiatan membaca, dan menerima materi-materi dari membaca McKenna dalam Baccuss, 2004
Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Sikap mempengaruhi perilaku individu. Seorang individu yang mempunyai sikap yang
positif terhadap suatu objek akan mendorongnya kepada perilaku yang positif dan mengarah untuk mendukung sikapnya itu. Demikian pula sebaliknya, seorang
yang mempunyai sikap negatif terhadap suatu objek akan menunjukkan perilaku negatif terhadap objek itu. Sikap dapat bersumber dari orangtua, guru, dan
anggota kelompok. Pada waktu usia muda, individu memodelkan sikapnya menurut orang yang dikagumi dan dihormati significant others. Sikap penting
karena sikap itu mempengaruhi perilaku kerja seseorang. Dari uraian diatas maka yang dimaksud dengan sikap terhadap membaca
berarti suatu keyakinan, pikiran, perasaan, keinginan, dan tanggung jawab seorang terhadap membaca, diperlihatkan dalam rasa senang dan mencintai, selalu
bersikap positif.
2.3.2 Komponen Sikap
Ada tiga komponen dari suatu sikap yaitu: komponen kognitif, komponen afektif dan komponen perilaku. Komponen perilaku dari suatu sikap rujukan ke suatu
maksud untuk berperilaku dengan suatu cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Namun istilah sikap attitude pada hakekatnya merujuk ke bagian afektif
dari tiga komponen itu Robbins, 1996.
2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi begitu saja melainkan terbentuk melalui suatu proses tertentu. Melalui interaksi yang dilakukan individu dengan individu lainnya
atau individu dengan lingkungannya, dalam hubungan ini faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
Faktor intern, yaitu faktor–faktor yang terdapat dalam diri individu diantaranya:
1. Pengalaman pribadi Apa yang sedang dan telah kita alami akan membentuk dan mempengaruhi
penghayatan kita terhadap stimulasi sosial. Apakah penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap membentuk sikap positif atau negatif
tergantung pada berbagai faktor lain. 2. Faktor emosi
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan penataan yang tidak didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyalur frustrasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego dan tidak selalu dibentuk oleh situasi lingkungan
atau pengalaman pribadi seseorang. Suatu contoh bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah simpati. Simpati adalah penilaian terhadap
suatu hal berdasarkan perasaan atau ketertarikan kepada orang lain oleh karena simpati merupakan perasaan maka simpati timbul tidak atas dasar
logis rasional melainkan atas dasar emosi dan atas itulah ia membentuk sikapnya.
Faktor ekstern, yaitu faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu tersebut, diantaranya:
1. Orang lain yang dianggap penting 2. Seseorang yang kita anggap penting yang kita harapkan persetujuannya
disetiap gerak langkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita significant others.
Akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu diantaranya: orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman
sebaya, teman dekat, teman kerja, istri, suami dan lain-lain. 3. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Seorang ahli Psikologi Burrhuss Frederic
Skiner sangat menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk kepribadian seseorang. Menurutnya, kepribadian tidak
lain adalah pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforment yang kita alami.
4. Media massa Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa baik media massa
cetak maupun elektronik. Mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi
sebagai tugas pokoknya media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi
baru mengenai sesuatu memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa
oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. Pengaruh media
massa tidaklah sebesar pengaruh individual dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media massa cukup besar.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu, karena konsep moral dan
ajaran agama sangat menentukan sistem maka tidaklah mengherankan kalau konsep tersebut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap suatu
hal Azwar, 2003. Mar’at 2006menjelaskan ada tiga faktor yang sudah pasti berpengaruh
pada terbentuknya sikap, yaitu kebutuhan seseorang, informasi tentang objek atau subjek yang dimiliki dan kelompok di mana ia bergabung. Ketiga faktor ini
memainkan peran yang penting pada perubahan sikap. Sikap terbentuk terutama
atas dasar kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki dan informasi yang diterima mengenai hal-hal tertentu. Satu per tiganya merupakan faktor terkait yang
berperan dalam pembentukan sikap adalah kelompok tempat orang tersebut berada di dalamnya.
2.3.4 Sikap terhadapa Membaca