Kerangka berpikir KAJIAN TEORI

2.4 Kerangka berpikir

Membaca merupakan fungsi tertinggi otak manusia. Dari semua makhluk di dunia ini hanya manusia yang dapat membaca. Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca Doman, 1998. Leonhard1995 mengatakan bahwa apabila seorang anak memiliki frekuensi membaca yang tinggi maka kemampuannya dalam berkonsentrasi pada informasi lisan akan berkembang.Semakin pentingnya peranan membaca hingga Havighurstdalam Hurlock, 2005 memasukkan kemampuan membaca ke dalam salah satu tugas perkembangan anak di usia sekolah. Artinya untuk dapat memenuhi kebutuhan anak di masa mendatang, sangat penting baginya untuk memiliki kemampuan membaca. Dengan membaca, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, dan emosionalnya. Jika melihat manfaat dan dampak positif kegiatan membaca diatas maka minat membaca jelas perlu untuk ditumbuhkan. Lalu, bila melihat hal tersebut dalam konteks yang lebih kecil, yaitu indonesia, sebenarnya bagaimana gambaran minat baca di Indonesia? Hardjoprakoso dalam Alexander 2001 mengatakan bahwa dewasa ini minat baca generasi mudabaru tidak lebih baik daripada generasi sebelumnya bahkan cenderung menurun. Pada anak SMP minat membaca penting untuk menambah wawasan, pengetahuan. Remaja seharusnya sudah berada pada tahap operasional formal dan sudah mampu berfikir abstrak, logis, rasional, serta mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis. Oleh karena itu, setiap keputusan yang mereka terima harus dilandasi oleh dasar pemikiran yang masuk akal. Masa SMP juga merupakan masa peralihan dari anak-anak, mereka sudah meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya. Konformitas pada remaja mempengaruhi perkembangannya, karena masa remaja lebih banyak berada diluar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman- teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga Pada masa sekolah, siswa seharusnya dibiasakan untuk membaca karena mereka dihadapkan pada pelajaran yang semakin sulit. Selain buku pelajaran mereka juga dianjurkan untuk membaca buku pengetahuan lainnya untuk meningkatkan intelektualitas. Bacaan, saat ini juga sudah sangat beragam, dari buku komik, novel, buku ilmiah, majalah, media massa sampai buku berbahasa asing yang mulai banyak digemari terutama dikalangan akademis. Buku-buku tersebut juga ada batasan umurnya, sehingga kita dapat memilih bacaan mana yang pantas dan cocok untuk anak sekolah. Remaja juga tengah berada pada fase krisis identitas atau ketidaktentuan, mereka amat memerlukan teladan tentang norma-norma yang mapan untuk diidentifikasi. Perwujudan norma-norma yang mantap itu tentunya menuntut orangtua sebagai pelopor norma. Dengan demikian, faktor keteladanan dari sosok pribadi orangtua menjadi amat penting bagi variasi perkembangan sosial remaja pada keluarga yang bersangkutan. Dalam hal ini dukungan orangtua menjadi sangat penting dalam proses membaca. Orangtua memandang kemampuan membaca sebagai suatu hal yang sangat penting dan tentu saja memang penting, karena membaca merupakan pintu kearah pembelajaran di semua bidang ilmu Guthrie,2003. Orang tua dapat menjadi contoh di rumah dengan membiasakan membaca apa saja koran, majalah, tabloid, buku, dsb menyediakan bahan-bahan bacaan yang menarik dan mendidik, mengajak anak berkunjung ke pameran buku sesering mungkin dan memasukkan anak menjadi anggota perpustakaan. Keluarga yang memiliki banyak sumber bacaan dan anggota keluarganya gemar belajar dan membaca akan memberikan dukungan yang positif terhadap perkembangan belajar dari anak. Sebaliknya, keluarga yang miskin dengan sumber bacaan dan tidak senang membaca tidak akan mendorong anak-anaknya untuk senang belajar Sukmadinata,2003. Taylor 1995 mengungkapkan bahwa dukungan yang dimiliki oleh seorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi. Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan lebih berhasil menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan yang tidak memiliki dukungan. Keluarga yang memiliki banyak sumber bacaan dan anggota keluarganya gemar belajar dan membaca akan memberikan dukungan yang positif terhadap minat membaca siswa. Sebaliknya, keluarga yang miskin dengan sumber bacaan dan tidak senang membaca tidak akan mendorong anak-anaknya untuk senang belajar Sukmadinata,2003. Bentuk dukungan dari orangtua bisa bermacam-macam bentuknya. Seperti yang dikemukakan Sarafino 2002 meliputi: dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informative dan dukungan jaringan. Menurut Purves Beach dalam Harris Sippay, 1975 faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca meliputi faktor personal dan faktor institusional. Faktor personal yaitu: usia, jenis kelamin, intelegansi, kemampuan membaca, sikap kebutuhan membaca. Faktor institusional yaitu: ketersediaan jumlah buku bacaan jenis bukunya, status sosial ekonomi keluarga latar belakang etnis, pengaruh orangtua, pengaruh guru dan teman sebaya. Selain dukungan orangtua terdapat juga sikap terhadap membaca yang diduga berhubungan dengan minat membaca meskipun tidak semua hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan terhadap minat membaca. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini dapat digambarkan dengan skema seperti dibawah ini:

2.5 Hipotesis Penelitian