Tingkat signifikansi 5 dengan kebebasan df = 6-2 = 4, maka diperoleh t
tabel
= 2.776. Kriteria pengambilan keputusan yaitu:
H diterima jika – t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel.
H
a
diterima jika − t
tabel
t
hitung
t
tabel.
1. Analisis Hubungan antara Receivable Turnover Ratio dengan Return on Investment ROI
Hasil analisis hubungan antara receivable turnover ratio dengan Return on Investment ROI dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson dengan alat
bantu program SPSS versi 15.0 for windows.
Tabel 4.1 Hasil Nilai Koefisien Korelasi Receivable Turnover Ratio
dengan Return on Investment ROI Program SPSS versi 15.0 for windows
Corr elations
1 .821
. .045
6 6
.821 1
.045 .
6 6
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N Pearson Correlation
Sig. 2-tailed N
Receivable_Turnover_ Ratio
ROI Receivable_
Turnover_ Ratio
ROI
Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. .
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2009
Hasil nilai koefisien korelasi Pearson r dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 for windows adalah sebesar 0,821 dan nilai dari r
s
tabel pada = 5 adalah sebesar 0,811 r
s
hitung r
s
tabel. Angka tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan searah antara receivable turnover ratio dengan
Return on Investment ROI pada PTPN III Persero Medan. Nilai dari
Universitas Sumatera Utara
signifikansi berdasarkan hasil SPSS versi 15.0 for windows adalah sebesar 0,045, dimana hal ini berarti nilai signifikansi yang diperoleh adalah lebih kecil dari =
5. Kesimpulannya adalah hipotesis H ditolak dan hipotesis H
a
diterima, artinya receivable turnover ratio berhubungan secara signifikan dengan Return on
Investment ROI, dimana apabila receivable turnover ratio meningkat, maka Return on Investment ROI juga akan meningkat atau apabila receivable turnover
ratio menurun, maka Return on Investment ROI juga akan menurun. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa receivable turnover ratio
memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan. Perputaran piutang yang semakin cepat menunjukkan semakin cepat piutang berubah menjadi kas,
yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba Harahap, 2007:308.
2. Analisis Hubungan antara Inventory Turnover Ratio dengan Return on Investment ROI
Hasil analisis hubungan antara inventory turnover ratio dengan Return on Investment ROI dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson dengan alat
bantu program SPSS versi 15.0 for windows.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Hasil Nilai Koefisien Korelasi Inventory Turnover Ratio
dengan Return on Investment ROI Program SPSS versi 15.0 for windows
Corr elations
1 .621
. .188
6 6
.621 1
.188 .
6 6
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N Pearson Correlation
Sig. 2-tailed N
Inventory_Turnover_Ratio
ROI Inventory_
Turnover_ Ratio
ROI
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2009
Hasil nilai koefisien korelasi Pearson r dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 for windows adalah sebesar 0,621 dan nilai dari r
s
tabel pada = 5 adalah sebesar 0,811 r
s
hitung r
s
tabel. Angka tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan yang kuat dan searah antara inventory turnover ratio dengan
Return on Investment ROI pada PTPN III Persero Medan. Nilai dari signifikansi berdasarkan hasil SPSS versi 15.0 for windows adalah sebesar 0,188,
dimana hal ini berarti nilai signifikansi yang diperoleh adalah lebih besar dari = 5. Kesimpulannya adalah hipotesis H
diterima dan hipotesis H
a
ditolak, artinya inventory turnover ratio tidak berhubungan signifikan dengan Return on
Investment ROI, dimana apabila inventory turnover ratio meningkat belum tentu Return on Investment ROI juga akan meningkat atau apabila inventory turnover
ratio menurun belum tentu juga Return on Investment ROI juga akan menurun. Hal ini bertentangan dengan teori bahwa perputaran persediaan yang cepat
memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba yang maksimal dan sebaliknya Harahap, 2007:308. Hubungan yang tidak signifikan ini jelas terlihat dari tahun
Universitas Sumatera Utara
2005 ke tahun 2006, dimana Return on Investment ROI menurun walaupun inventory turnover ratio meningkat. Hal ini dikarenakan tingkat penjualan yang
rendah walaupun persediaan berputar dengan cepat sehingga tidak terjadi kenaikan laba bersih. Tingkat penjualan yang rendah ini dapat diakibatkan oleh
mutu produk yang rendah sehingga harga dipasar menurun, lingkungan atau kesalahan dalam pengelolaan manjemen perusahaan
3. Analisis Hubungan antara Total Asset Turnover Ratio dengan Return on Investment ROI