Analisis rasio keuangan tidak hanya penting bagi pihak manajemen, tetapi penting juga bagi pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak ekstern, analisis rasio
keuangan penting untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan. Dengan mengetahui perkembangan keuangan perusahaan
tersebut mereka dapat memutuskan apakah akan tetap menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut atau tidak.
Manfaat analisis rasio keuangan adalah dapat mengetahui adanya kekuatan atau kelemahan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan membandingkan
angka rasio keuangan dengan angka yang ditetapkan, maka akan diperoleh manfaat lain yaitu dapat diketahui apakah dalam aspek keuangan tertentu
perusahaan berada di atas standar atau di bawah standar. Apabila perusahaan berada di bawah standar, maka manajemen akan mencari faktor-faktor yang
menyebabkannya untuk kemudian diambil kebijakan keuangan untuk dapat menaikkan rasio perusahaannya kembali.
Jadi dapat dipahami bahwa penggunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relatif terhadap kondisi perusahaan. Oleh karena itu, dengan
mengetahui kondisi perusahaan akan dapat diketahui kesehatan perusahaan.
D. Keterbatasan Kelemahan Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan selain memiliki manfaat juga memiliki keterbatasan atau kekurangan yaitu setiap data yang diperoleh dan dipergunakan
dalam menganalisis bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
memungkinkan data yang diperoleh tersebut merupakan data yang angka-
angkanya diubah dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan Fahmi, 2006:53.
Menurut Sawir 2005:44 terdapat empat keterbatasan dari analisis rasio
keuangan antara lain:
1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang, dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
2. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
3. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian
persediaan. 4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
perkiraan.
E. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya resources untuk menciptakan angka penjualan yang
optimal. Rasio ini mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan dengan efektif dan efisien terutama dalam memanfaatkan aset-asetnya
dengan penggunaan yang ekonomis. Rasio aktivitas mengganggap bahwa sebaiknya terdapat suatu
keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva seperti kas, persediaan, piutang, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Elemen aktiva dalam
Universitas Sumatera Utara
penggunaan dana seharusnya dapat dikendalikan agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Semakin efektif pemanfaatan aktiva perusahaan, maka perputaran
semakin cepat, karena rasio aktivitas umumnya diukur dari perputaran masing- masing elemen aktiva.
Rasio aktivitas yang lazim digunakan adalah total asset turnover, receivable turnover, inventory turnover, average collection period, fixed asset
turnover, working capital turnover dan average day’s turnover. Namun rasio aktivitas yang digunakan sebagai alat analisis utama dalam penelitian ini adalah:
1. Receivable Turnover Ratio Receivable turnover ratio timbul karena penjualan barang dagangan secara
kredit. Penjualan barang dagangan di samping dilaksanakan dengan tunai juga dilakukan dengan pembayaran kemudian untuk mempertinggi volume
penjualan. Rasio ini menunjukkan kemampuan dari dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu. Semakin besar
rasio ini semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat Harahap, 2007:308. Bentuk perhitungan dari receivable turnover ratio
adalah Harahap, 2007:308: Receivable turnover ratio =
rata Rata
Piutang Kredit
Penjualan −
Periode rata-rata pengumpulan piutang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan piutang dalam jangka
waktu tertentu. Piutang dapat dikatakan liquid apabila dikumpulkan tepat waktu. Periode rata-rata pengumpulan piutang dirumuskan dengan:
Universitas Sumatera Utara
Periode rata-rata pengumpulan piutang = Kredit
Penjualan 360
rata Rata
Piutang ×
−
2. Inventory Turnover Ratio Persediaan merupakan sejumlah barang atau bahan yang dimiliki oleh
suatu perusahaan yang tujuannya untuk dijual ataupun diolah kembali Sutrisno, 2000:103. Persediaan merupakan salah satu modal kerja dan
faktor penting dalam menentukan kelancaran suatu operasi perusahaan. Proses produksi akan mengalami gangguan apabila persediaan tidak
memadai dan pada akhirnya tidak bisa memperoleh keuntungan yang diinginkan perusahaan. Inventory turnover ratio mengukur seberapa
efektif perusahaan memanajemeni persediaan. inventory turnover ratio dapat dirumuskan sebagai berikut Harahap, 2007:308:
Inventory turnover ratio = Persediaan
rata Rata
Penjualan Pokok
Harga −
Rasio ini untuk mengukur sampai seberapa jauh efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaannya. Rasio ini menunjukkan
seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan
berjalan cepat Harahap, 2007:308. Persediaan disebut modal kerja karena merupakan apa yang sesungguhnya dijual atau diubah ke bentuk lain atau
menambah nilai gunanya. Semakin banyak persediaan berputar, maka mengidentifikasikan
perusahaan semakin efektif memanajemeni persediaannya. Periode perputaran persediaan adalah untuk mengetahui
berapa lama rata-rata persediaan tersebut tersimpan di gudang. Periode
Universitas Sumatera Utara
perputaran persediaan dapat dirumuskan sebagai berikut Harahap, 2007:308:
Periode perputaran persediaan = Penjualan
Pokok Harga
rata Rata
Persediaan −
3. Total Asset Turnover Ratio Rasio ini menunjukkan efektifitas penggunaan seluruh harta perusahaan
dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Kalau perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar
dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual Sawir, 2005:17. Total asset turnover ratio diukur dari volume penjualan, artinya seberapa jauh
kemampuan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan, semakin tinggi rasio ini semakin baik. Total asset turnover ratio dapat dirumuskan
sebagai berikut Harahap, 2007:309: Total asset turnover ratio =
Aktiva Total
Penjualan
F. Rasio Kemampulabaan