Sebagai Jimat FUNGSI BONEKA TRADISIONAL ANAK-ANAK DI JEPANG

BAB III FUNGSI BONEKA TRADISIONAL ANAK-ANAK DI JEPANG

3.1 Sebagai Jimat

Masyarakat Jepang percaya tidak semua dewa itu baik. Sejumlah setan atau Oni dianggap sebagai kekuatan supranatural yang dipercaya mencerminkan sisi gelap dari sifat manusia. Perwujudan kekuatan supranatural ini menggunakan pengaruh jahat yang harus dijaga atau disucikan karena bersifat merusak bagi dunia manusia. Oleh karena itu, mereka membuat perlindungan dengan membuat jimat maupun dengan penyembahan yang dipercaya dapat menghalau kekuatan roh jahat. Selain itu, masyarakat Jepang menganggap selama hidup manusia ada berbagai masa dimana kemungkinan adanya sakit atau maut adalah sangat besar. Misalnya masa kanak-kanak, masa peralihan dari usia dewasa, masa hamil, masa kelahiran dan akhirnya maut. Beberapa ahli seperti M.Crawley dan A Van Gennep dalam koentjaraningrat 1967:211 berpendapat bahwa manusia dalam jangka waktu hidupnya mengalami banyak krisis-krisis yang menjadi abjek perhatiahnya yang seringkali menakutinya. Betapa bahagianya hidup seseorang ia harus selalu ingat kemungkinan-kemungkinan timbulnya krisis-krisis dalam hidupnya.krisis itu yang terutama berupa bencana-bencana sakit dan maut tidak dapat dikuasainya sengan segala kepaindaian, kekuasaan, atau kekayaan harta bendayang mungkin dimilikinya. Dalam hidup manusia ada berbagai masa dimana ada kemungkinan adanya sakit, maut adlah sangat besar, misalnya pada masa kanak-kanak, masa Universitas Sumatera Utara peralihan dari usia muda ke dewasa, masa hamil, masa kelahiran dan akhirnya maut. Dalam menghadapi masa krisis ini manusia membutuhkan pertolongan atau perlindungan dari sesuatu yang dianggap dapat menghalau masa krisis tersebut. Salah satunya adalah boneka. Ini dapat diketahui dari cerita novel yang luar biasa dari Lady Murasaki Shikibu yaitu The Tale Of Genji. para wanita membuat boneka perlindungan bagi anak-anak atau cucu-cucu mereka. Boneka tersebut dibuat sebelum atau sesudah lahir untuk mengusir atau mengalihkan roh jahat. Bagi masyarakat Jepang, boneka dianggap memiliki kekuatan supranatural yang dapat menghalau roh-roh jahat, malapetaka, dan dari segala penyakit yang menganggu pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Kepercayaan masyarakat Jepang terhadap boneka ini didasari oleh kepercayaan asli masyarakat Jepang yaitu kepercayaan Animisme. Kepercayaan Animisme merupakan kepercayaan yang mempercayai Kami-Gami atau banyak dewa dan benda-benda gaib lainnya yang ada di alam. Bagi masyarakat Jepang, semua fenomena alam yang hidup maupun yang tidak hidup bahkan benda buatan manusia sekalipun contohnya boneka mempunyai potensi untuk menjadi hidup jika dimasuki oleh roh gaib. Kemudian pada abad ke 6, agama Buddha dengan perkembangan kesenian dan arsitektur yang menyeluruh di serap dari Asia, dan agama tersebut muncul sebagai pelengkap melalui kedewaannya dan upacara keagamaan. Agama Buddha ini juga menyediakan atau membentuk penambahan tema yang baru dalam pembuatan boneka tradisional Jepang khususnya boneka tradisional anak-anak. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, boneka tradisional anak-anak di Jepang selain dikaitkan dengan kepercayaan asli Jepang atau kepercayaan Animisme juga dikaitkan dengan agama Buddha. Berdasarkan agama Buddha, boneka atau patung-patung yang dibentuk manusia merupakan perwujudan dari Buddha. Boneka atau patung- patung tersebut dibentuk dimaksudkan untuk penghormatan kepada Buddha. Adapun boneka-boneka yang digunakan sebagai jimat untuk bayi dan anak- anak adalah sebagai berikut :

1. Amagatsu