2. Keluarga yang bahagia
Dalam bahasa Jepang keluarga bahagia adalah kanai. Kata En pada Saru sama dengan Kyoen yang berarti bahagia, sentosa, damai, dan
lain-lain. 3.
Melahirkan dengan lancar Monyet dapat melahirkan anaknya dengan mudah. Wajah
Sarubobo biasanya merah seperti wajah bayi monyet. Oleh karena itu, masyarakat menggunakan Sarubobo sebagai jimat supaya dapat mudah
melahirkan seperti Monyet.
3. Inu Hariko
Anjing telah menemani anak-anak Jepang sejak zaman Prasejarah Jepang. Mengetahui bahwa anjing dapat mudah melahirkan anak-anak
anjing dan anak-anak anjing tersebut dapat tumbuh dengan cepat dan sehat , maka wanita membuat jimat berupa kotak berbentuk anjing dengan
harapan dapat melahirkan dengan mudah dan anak-anak merka dapat tumbuh dengan sehat.
Pada masa Tokugawa kotak berbentuk anjing ini sering diguanakan masyarakat Jepang sehingga membuat jimat ini menjadi popular.
Kepopuleran ini membuat perubahan bentuk pada jimat ini. Pada awalnya jimat iniberbentuk kotak anjing menjadi boneka berbentuk anjing yang
disebut dengan Inu Hariko. Pada saat upacara anak laki-laki yang telah berusia 32 hari
diadakan Hatsumiyamairi yaitu pertama sekali mengunjungi kuil Omiya
Universitas Sumatera Utara
atau Ujigami. Pada hari itu biasanya bayi digendong oleh neneknya dan si bayi mendapat kiriman dari keluarga si ibu yaitu berup mainan untuk si
bayi yang disebut Inu Hariko. Pada zaman dahulu Inu Hariko mempunyai nilai magis yaitu sebagai penangkal penyakit atau sebagai sasaran penyakit
yang dating untuk mengganggu si bayi.
3.2. Sebagai Persembahan
Masyarakat Jepang menggunakan boneka sebagai pengganti diri terhadap dewa laut atas segala pelangggaran dosa-dosa yang dia lakukan. Ritual
ini dilakukan setiap tanggal 3 Maret yang dilakukan di kuil Ise.
3.2.1 Hitogata
Pendeta akan memberikan hitogata yang terbuat dari kertas putih yang dilipat menyerupai bentuk pria, wanita dan anak-anakkepada ujiko untuk
dibagikan kepada para pengikutnya. Setiap orang akan menerima sesuai dengan jenisnya-pria , wanita dan
anak-anak. Dirumah, hitogata itu akan diusap keanggota tubuh, yakni pada bagian kepala, wajah, lengan, kakidan badan, sambil berdoa agar segala kesialan dan
penyakit akibat ketidaktaaatan kepada kamisama dihapuskan. Selanjutnya, masing-masing menuliskan umur dan jenis kalaminnya-bukan nama. Hitogata
tersebut kemudian dikemblikan ke jinza. Kemudian pendeta mengadakan upacara singkat dan menghanyutkat hitogata tersebut ke sungai.Hearn, 1913: 163-164.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Sebagai Perlengkapan Festival
Pesta rakyat Jepang terdiri dari festival, hari raya, dan upacara khusus Kodansha, 1993 : 361-366 . Pesta rakyat di Jepang dapat digolongkan menjadi
dua kategori besar. Matsuri pesta rakyat dan Nenchu Gyoji hari raya tahunan. Yang terakhir ini sering kali juga disebut Nenju Gyoji.
Matsuri merupakan follkor Jepang asli yang berhubungan denagn agama Shinto, yang dilakukan setiap tahun pada tanggal-tanggal tertentu. Sedangkan
Nenchu Gyoji termasuk festival berskala lebih besar yang dilakukan setiap tajun dan berhubungan dengan musim dan banyak diantaranya berasal dari folklore
China dan Buddha. Oleh karena itu, Hina Matsuri termasuk kedalam golongan Nenchu Gyoji karena berasal dari kebudayaan China.
Menurut Yanagita Kunio, kebiasaan menhanyutkan boneka kertas sebagai pengganti bentuk manusia pada bulan purnama ketiga merupakan pengaruh
kebiasaan ritual China yang dilakukan di tepi sungai dengan maksud untuk menghilangkan penyakit, menjauhkan malapetaka, dan menyucikan “ kotoran “ di
badan Yanagita, 1970 : 450 .
1. Boneka Hina