Umur Jenis Kelamin Sosiodemografi Penderita BSK

45

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Sosiodemografi Penderita BSK

Sosiodemografi penderita BSK yang rawat inap di RS. Haji Medan dapat dilihat berdasarkan umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan tempat tinggal.

6.1.1. Umur

Proporsi penderita BSK berdasarkan umur yang rawat inap di RS. Haji Medan tahun 2005-2007 dapat dilihat pada gambar 6.1 berikut ini. Gambar 6.1. Diagram Pie Penderita BSK Berdasarkan Umur di RS. Haji Medan Tahun 2005-2007 48,2 39,5 12,3 30-50 tahun 50 tahun 30 tahun Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat penderita BSK lebih besar pada umur 30-50 tahun yaitu 48,2, umur 50 tahun yaitu 39,5 dan umur 30 tahun yaitu 12,3. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Tarihoran YM 2003 di RSUP. H. Adam Malik Medan dengan desain penelitian case series yang melaporkan bahwa penderita BSK lebih banyak pada umur 30-50 tahun sebesar 46,6. 13 Banyaknya proporsi penderita BSK pada kelompok umur 30-50 tahun, dapat disebabkan kelompok umur tersebut masih merupakan kelompok umur produktif yang berisiko besar terjadinya BSK. Keadaan ini juga dipengaruhi oleh proses terbentuknya BSK yang berlangsung lama.

6.1.2. Jenis Kelamin

Proporsi penderita BSK berdasarkan jenis kelamin yang rawat inap di RS. Haji Medan tahun 2005-2007 dapat dilihat pada gambar 6.2 berikut ini. Gambar 6.2. Diagram Pie Penderita BSK Berdasarkan Jenis Kelamin di RS. Haji Medan Tahun 2005-2007 62,3 37,7 Laki-laki Perempuan Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat penderita BSK lebih besar berjenis kelamin laki-laki yaitu 62,3 dan perempuan yaitu 37,7. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Suwarni 2007 di RS. Martha Friska Medan dengan desain penelitian case series yang melaporkan penderita BSK yang rawat inap di rumah sakit tersebut lebih besar laki-laki 66,7 daripada perempuan 33,3. 15 Begitu juga menurut Hardjoeno 2006 di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar diperoleh penderita BSK lebih besar pada laki-laki yaitu 79,9 sedangkan perempuan sebesar 20,1. 11 Banyaknya proporsi penderita laki-laki daripada perempuan bisa disebabkan oleh perbedaan struktur anatomi saluran kemih bawah antara laki-laki dan perempuan. Uretra pada laki-laki lebih panjang daripada perempuan, yaitu kira-kira 20 cm sedangkan uretra perempuan hanya 4 cm. Faktor hormon estrogen yang mencegah terjadinya agregasi garam kalsium juga menyebabkan proporsi penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan. 3 Universitas Sumatera Utara

6.1.3. Suku