32
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Haji Medan
30
Rumah Sakit Haji Medan didirikan pada tanggal 11 Maret 1991 berdasarkan surat keputusan Gubernur Sumatera Utara No.445.05712K tanggal 7 Maret 1991
yang diresmikan pada tanggal 4 Juni 1992 oleh Presiden Soeharto. Yayasan Rumah Sakit Haji Medan dibentuk tanggal 3 Juni 1998 dengan ketua Gubernur Sumatera
Utara. Rumah Sakit Haji Medan berlokasi di Jalan Rumah Sakit Haji Estate dengan
luas tanah 6 ha dan luas bangunan 13.017,59 m
2
. Secara operasional Rumah Sakit dibuka pada tanggal 15 Juni 1992 untuk kegiatan poliklinik dan juga memberikan
pelayanan bagi jamaah haji yang baru tiba dari Arab Saudi. Pada tanggal 1 Juni 2001 Rumah Sakit Haji Medan telah mendapat sertifikat
dari Menteri Kesehatan RI No : YM.00.03.2.2.835 yang menyatakan bahwa Rumah Sakit Haji Medan telah mendapat status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar yang
meliputi Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan Administrasi Manajemen.
Rumah Sakit Haji Medan memiliki sarana yang mendukung kegiatan pelayanannya yaitu Laboratorium, Radiologi, Ruang ICU, Farmasi, Gizi, Rehabilitasi
Medis, Binatu, Ambulans dan lain-lain. Peralatan canggih juga telah dapat disediakan seperti Arthroscope, CT Scan, FESS Functional Endoscopy Sinus Surgery,
Ureteroscope, Electrokinetic Lithotriptor, Multimobile C-Arm, Gastroscopy dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Sosiodemografi Penderita BSK
Proporsi penderita BSK berdasarkan sosiodemografi yang rawat inap di RS. Haji Medan tahun 2005-2007 dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1 Distribusi Proporsi Penderita BSK Yang Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RS. Haji Medan Tahun 2005-2007.
No Sosiodemografi
f
1. Umur tahun
30 30-50
50 27
106 87
12,3 48,2
39,5
Total 220
100
2. Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
137 83
62,3 37,7
Total 220
100
3. Suku
Batak Melayu
Jawa Aceh
Minang Dan lain-lain
86 30
53 30
15
6 39,2
13,6 24,1
13,6
6,8 2,7
Total 220
100
4. Agama
Islam Kristen
Budha 193
26 1
87,7 11,8
0,5
Total 220
100
5. Pendidikan
SDSederajat SLTPSederajat
SLTASederajat AkademiPerguruan Tinggi
46 55
91 28
20,9 25,0
41,4 12,7
Total 220
100
6. Pekerjaan
PNSTNIPOLRIPensiunan Wiraswasta
Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga
PelajarMahasiswa Petani
Dan lain-lain 58
49 23
52
8 15
15 26,4
22,3 10,5
23,6
3,6 6,8
6,8
Total 220
100
7. Status Perkawinan
Kawin Tidak kawin
200 20
90,9 9,1
Total 220
100
8. Tempat Tinggal
Kota Medan Luar Kota Medan
147 73
66,8 33,2
Total 220
100
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita BSK yang rawat inap di RS. Haji Medan terbesar pada kelompok umur 30-50 tahun yaitu 106 orang
48,2, 50 tahun yaitu 87 orang 39,5 dan 30 tahun yaitu 27 orang 12,3. Berdasarkan jenis kelamin, penderita BSK laki-laki 137 orang 62,3 dan
perempuan 83 orang 37,7. Berdasarkan suku, penderita BSK yang bersuku Batak yaitu 86 orang 39,2, suku Jawa yaitu 53 orang 24,1, suku Melayu dan Aceh
masing-masing 30 orang 13,6, suku Minang yaitu 15 orang 6,8, dan lain-lain Nias, Banjar, Tionghoa, Pakistan yaitu 6 orang 2,7. Berdasarkan agama,
penderita BSK yang beragama Islam yaitu 193 orang 87,7, agama Kristen yaitu 26 orang 11,8 dan agama Budha yaitu 1 orang 0,5.
Penderita BSK yang berpendidikan SLTAsederajat sebanyak 91 orang 41,4, SLTPsederajat yaitu 55 orang 25,0, SDsederajat yaitu 46 orang
20,9 dan AkademiPerguruan Tinggi yaitu 28 orang 12,7. Penderita BSK yang bekerja sebagai PNSTNIPOLRIPensiunan yaitu 58 orang 26,4, Ibu rumah
tangga yaitu 52 orang 23,6, wiraswasta yaitu 49 orang 22,3, pegawai swasta yaitu 23 orang 10,5, petani dan pekerjaan lain-lain buruh, tidak bekerja masing-
masing yaitu 15 orang 6,8, pelajarmahasiswa yaitu 8 orang 3,6. Penderita BSK yang berstatus kawin yaitu 200 orang 90,9 dan tidak kawin yaitu 20 orang
9,1. Penderita BSK yang bertempat tinggal di kota Medan yaitu 147 orang 66,8 dan luar kota Medan yaitu 73 orang 33,2.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Keluhan Utama Penderita BSK