Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier

2.9 Pencegahan BSK.

3,26,27,29

2.9.1 Pencegahan Primer

Tujuan pencegahan primer adalah untuk mencegah agar penyakit tidak terjadi, dengan mengendalikan faktor penyebab suatu penyakit. Kegiatan yang dilakukan meliputi promosi kesehatan, pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan. Pencegahan primer penyakit BSK seperti minum air putih yang banyak. Konsumsi air putih minimal 2 liter per hari akan meningkatkan produksi urin. Konsumsi air putih juga akan mencegah pembentukan kristal urin yang dapat menyebabkan terjadinya batu. Selain itu, dilakukan pengaturan pola makan yang dapat meningkatkan risiko pembentukan BSK seperti, membatasi konsumsi daging, garam dan makanan tinggi oksalat sayuran berwarna hijau, kacang, coklat, dan sebagainya. Aktivitas fisik seperti olahraga juga sangat dianjurkan, terutama bagi yang pekerjaannya lebih banyak duduk.

2.9.2 Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk mengurangi keparahan penyakit dengan melakukan diagnosis dan pengobatan dini. Untuk jenis penyakit yang sulit diketahui kapan penyakit timbul, diperlukan pemeriksaan teratur yang dikenal dengan pemeriksaan “Check-up”. Pemeriksaan urin dan darah dilakukan secara berkala, bagi yang pernah menderita BSK sebaiknya dilakukan setiap tiga bulan atau minimal setahun sekali. Tindakan ini juga untuk mendeteksi secara dini apabila terjadi pembentukan BSK yang baru. Untuk pengobatan, pemberian obat-obatan oral dapat diberikan tergantung dari jenis gangguan metabolik dan jenis batu. Pengobatan lain yang dilakukan yaitu melakukan kemoterapi dan tindakan bedah operasi. Universitas Sumatera Utara

2.9.3 Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier mencakup pembatasan terhadap segala ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cedera atau ketidakmampuan sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan. Kegiatan yang dilakukan meliputi rehabilitasi seperti konseling kesehatan agar orang tersebut lebih berdaya guna, produktif dan memberikan kualitas hidup yang sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya. Universitas Sumatera Utara 26

BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1 Model Kerangka Konsep

3.2 Defenisi Operasional

3.2.1 Penderita Batu Saluran Kemih adalah semua pasien yang dinyatakan menderita batu saluran kemih, berdasarkan diagnosa dokter sesuai dengan yang tercatat di kartu status. 3.2.2 Sosiodemografi a. Umur adalah usia penderita BSK sesuai dengan yang tercatat dalam status rekam medik, dikelompokkan berdasarkan kelompok umur risiko terjadinya BSK, dikategorikan menjadi : 3 1. 30 tahun 2. 30-50 tahun 3. 50 tahun b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin yang dimiliki penderita sesuai dengan yang tercatat di kartu status, yaitu : 1. Laki-laki 2. Perempuan Karakteristik Penderita Batu Saluran Kemih 1. Sosiodemografi Umur, Jenis kelamin, Suku, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Status perkawinan dan Tempat tinggal. 2. Jenis Batu 3. Letak Batu 4. Keluhan Utama 5. Penatalaksanaan Medis 6. Lama Rawatan Rata-rata 7. Keadaan Sewaktu Pulang Universitas Sumatera Utara