Suku Agama Pendidikan Sosiodemografi Penderita BSK

6.1.3. Suku

Proporsi penderita BSK berdasarkan suku yang rawat inap di RS. Haji Medan tahun 2005-2007 dapat dilihat pada gambar 6.3 berikut ini. Gambar 6.3. Diagram Pie Penderita BSK Berdasarkan Suku di RS. Haji Medan Tahun 2005-2007 24,1 39,2 13,6 13,6 6,8 2,7 Batak Jawa Melayu Aceh Minang Dan Lain-lain Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat proporsi penderita BSK lebih besar suku Batak yaitu 39,2 dan paling sedikit lain-lain Nias, Banjar, Pakistan dan Tionghoa yaitu 2,7. Hal ini sesuai dengan penelitian Tarihoran YM 2003 di RSUP. H. Adam Malik Medan yang melaporkan bahwa penderita BSK lebih besar pada suku Batak yaitu 55,2. 13 Pada penelitian ini penderita BSK lebih banyak ditemukan suku batak karena penggabungan suku Batak Toba, Mandailing dan Karo. Universitas Sumatera Utara

6.1.4. Agama

Proporsi penderita BSK berdasarkan agama yang rawat inap di RS. Haji Medan tahun 2005-2007 dapat dilihat pada gambar 6.4 berikut ini. Gambar 6.4. Diagram Pie Penderita BSK Berdasarkan Agama di RS. Haji Medan Tahun 2005-2007 87,7 11,8 0,5 Islam Kristen Budha Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat proporsi penderita BSK yang beragama Islam memiliki proporsi yang lebih besar yaitu 87,7, Kristen Protestan dan Katolik sebesar 11,8 dan paling sedikit agama Budha yaitu 0,5. Pada penelitian ini ditemukan proporsi penderita BSK yang beragama Islam jauh lebih besar karena pasien yang berkunjung lebih banyak beragama Islam. Universitas Sumatera Utara

6.1.5. Pendidikan

Proporsi penderita BSK berdasarkan pendidikan yang rawat inap di RS. Haji Medan tahun 2005-2007 dapat dilihat pada gambar 6.5 berikut ini. Gambar 6.5. Diagram Pie Penderita BSK Berdasarkan Pendidikan di RS. Haji Medan Tahun 2005-2007 41,4 25,0 20,9 12,7 SLTASederajat SLTPSederajat SDSederajat AkademiPerguruan Tinggi Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat proporsi penderita BSK lebih besar berpendidikan SLTAsederajat yaitu 41,4, SLTPsederajat yaitu 25,0, tidak SDsederajat yaitu 20,9 dan akademiperguruan tinggi yaitu 12,7. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Suwarni 2007 di RS. Martha Friska Medan yang melaporkan penderita BSK lebih besar pada tingkat pendidikan SLTA yaitu 36,5. 15 Peranan tingkat pendidikan formal masyarakat secara tidak langsung berhubungan terhadap upaya-upaya pengenalan penyakit BSK, dampak yang Universitas Sumatera Utara ditimbulkan dan pencegahan secara dini penyakit BSK, terutama kepada yang pernah menderita penyakit BSK.

6.1.6. Pekerjaan