5.5. Lama Rawatan Rata-rata
Penderita demam tifoid berdasarkan lama rawatan rata-rata di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 5.5. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008
Lama Rawatan Rata-rata hari
Mean Standar Deviasi
95 Confidence Interval Minimum
Maximum 5,44
2,123 5,17 – 5,72
3 13
Berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui lama rawatan rata-rata penderita demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun
2004-2008 adalah 5,44 hari dengan standar deviasi SD 2,123 hari. Lama rawatan yang paling singkat adalah selama 3 hari sedangkan yang paling lama adalah selama
13 hari. Berdasarkan 95 Confidence Interval didapatkan bahwa lama rawatan rata- rata selama 5,17-5,72 hari.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010.
5.6. Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan keadaan sewaktu pulang di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Sri
Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008
Keadaan Sewaktu Pulang f
Pulang Berobat JalanSembuh Klinis Pulang Atas Permintaan Sendiri
226 5
97,8 2,2
Total 231 100
Berdasarkan tabel 5.6. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid tertinggi berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah penderita yang pulang berobat
jalansembuh klinis 97,8 dan yang pulang atas permintaan sendiri adalah 2,2.
5.7. Analisis Statistik 5.7.1. Umur Berdasarkan Komplikasi
Proporsi umur penderita demam tifoid berdasarkan komplikasi di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 5.7. Proporsi Umur Berdasarkan Komplikasi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
Tahun 2004-2008
Umur tahun 12
12-30 30
Total Komplikasi
f f
f f
Dengan Komplikasi Tanpa Komplikasi
48 21,9
8 101
66,7 46,1
4 70
33,3 32,0
12 219
100 100
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010.
Berdasarkan tabel 5.7. dapat diketahui bahwa dari 12 penderita demam tifoid yang dengan komplikasi, 66,7 pada umur 12-30 tahun dan 33,3 pada umur 30
tahun. Dari 219 penderita demam tifoid tanpa komplikasi, terdapat 21,9 pada umur 12 tahun, 46,1 pada umur 12-30 tahun dan 32 pada umur 30 tahun.
Analisis statistik dengan uji Chi-Square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 sel 33,3 expected count yang besarnya kurang dari 5.
5.7.2. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Komplikasi
Lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi penderita demam tifoid di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 5.8. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Komplikasi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing
Tinggi Tahun 2004-2008
Lama Rawatan Rata-rata Komplikasi
f Mean
SD
Dengan Komplikasi Tanpa Komplikasi
12 219
10,33 5,17
0,778 1,827
t = 20,124 df = 18,553
p = 0,000 Berdasarkan tabel 5.8. dapat diketahui penderita demam tifoid dengan
komplikasi lama rawatan rata-ratanya adalah 10,33 hari dengan standar deviasi 0,778 hari, dan penderita demam tifoid tanpa komplikasi lama rawatan rata-ratanya adalah
5,17 hari dengan standar deviasi 1,827 hari. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji t diperoleh nilai p 0,05. Hal
ini berarti secara statistik ada perbedaan lama rawatan rata-rata penderita demam tifoid berdasarkan komplikasi.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010.
5.7.3. Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi komplikasi penderita demam tifoid berdasarkan keadaan sewaktu pulang di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.9. Proporsi Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela
PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008
Komplikasi Dengan
Komplikasi Tanpa
Komplikasi Total
Keadaan Sewaktu Pulang f
f f
Pulang Berobat JalanSembuh Klinis Pulang Atas Permintaan Sendiri
12 5,3
214 5
94,7 100
226 5
100 100
p = 1,000 Berdasarkan tabel 5.9. dapat diketahui bahwa dari 226 penderita demam tifoid
yang pulang berobat jalansembuh klinis 5,3 dengan komplikasi, dan 94,7 tanpa komplikasi. Dari 5 penderita yang pulang atas permintaan sendiri, semuanya adalah
penderita yang tanpa komplikasi. Analisis statistik dengan uji Chi-Square tidak memenuhi syarat untuk
dilakukan karena terdapat 2 sel 50 expected count yang besarnya kurang dari 5, sehingga menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p0,05. Hal ini berarti secara
statistik tidak ada perbedaan komplikasi penderita demam tifoid berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010.
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Sosiodemografi Penderita Demam Tifoid
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008, diperoleh
distribusi proporsi berdasarkan sosiodemografi adalah sebagai berikut :
6.1.1. Umur
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan umur di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
Gambar 6.1.Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3
Tebing Tinggi Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.1. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid tertinggi berdasarkan umur adalah umur 12-30 tahun yaitu 47,2, sedangkan
proporsi terendah pada umur 12 tahun 20,8. Kelompok umur 12-30 tahun merupakan usia sekolah dan bekerja, dimana pada kelompok usia tersebut sering
47,2
32,0 20,8
12 Ta hun 12-30 Ta hun
30 Ta hun
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010.
melakukan aktivitas di luar rumah, sehingga berisiko untuk terinfeksi Salmonella typhi, seperti mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh
Salmonella typhi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitohang,
S.R., di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan 2005 dengan desain case series, dari 261 penderita demam tifoid 39,4 103 orang adalah kelompok umur 12-30 tahun.
34
Hasil penelitian Rumintan, E., di Rumah Sakit Bhayangkara Medan 2007 dengan desain case series, dari 152 penderita demam tifoid 52,6 80 orang adalah
kelompok umur 12-30 tahun.
35
6.1.2. Jenis Kelamin
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
61 39
Laki-laki Perempuan
Gambar 6.2. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010.
Berdasarkan gambar 6.2. dapat diketahui bahwa proporsi penderita demam tifoid laki-laki lebih tinggi 61 dibandingkan perempuan 39. Hal ini dapat
dikaitkan bahwa laki-laki lebih sering melakukan aktivitas di luar rumah yang memungkinkan laki-laki berisiko lebih besar terinfeksi Salmonella typhi
dibandingkan dengan perempuan, misalnya mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh Salmonella typhi.
36
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aswita, R. di Rumah Sakit Tembakau Deli PTPN II Medan 2005 dengan desain case series,
dari 152 penderita demam tifoid 65,1 99 orang laki-laki.
37
Hasil penelitian Pratiwi, R. di RSU. Permata Bunda Medan 2007 dengan desain case series, dari
199 penderita demam tifoid, proporsi tertinggi pada laki-laki 54,8 109 orang.
15
6.1.3. Suku
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan suku di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
67,5
26,4 3
1,3 0,9
0,9 10
20 30
40 50
60 70
80
Jawa Batak
Minang Melayu
Aceh Tionghoa
Suku P
rop or
si
Gambar 6.3.Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010.
Berdasarkan gambar 6.3. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid tertinggi berdasarkan suku adalah suku Jawa 67,5, sedangkan proporsi terendah
adalah Aceh dan Tionghoa 0,9. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aswita, R.
di Rumah Sakit Tembakau Deli PTPN II Medan 2005 dengan desain case series, dari 152 penderita demam tifoid. terdapat 65,1 99 orang adalah suku Jawa.
37
6.1.4. Agama
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan agama di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
87,4 11,7
0,9
Islam Kristen Protestan dan Katolik
Budha
Gambar 6.4.Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Agama di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-
2008
Berdasarkan gambar 6.4. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid tertinggi berdasarkan agama adalah agama Islam 87,4, sedangkan proporsi terendah
adalah agama Budha 0,9.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Koto, R., di RSUP. H. Adam Malik Medan 2003 dengan desain case series, dari 103 penderita
demam tifoid, terdapat 44,7 46 orang beragama Islam.
38
Hasil penelitian Pratiwi, R., di Rumah Sakit Permata Bunda Medan 2007 dengan desain case series, dari 199
penderita demam tifoid, dimana proporsi tertinggi beragama Islam 92 183 orang.
15
6.1.5. Pekerjaan
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan pekerjaan di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
41,1 29,4
12,6 9,1
2,6 1,7
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Pelajar Mahasiswa
Karyawan Pensiunan
Perkebunan IRT
Tidak Bekerja
Wiraswasta Pegawai Swasta
Pekerjaan Pr
o p
o rs
i
Gambar 6.5.Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.5. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid dari yang tercatat, tertinggi berdasarkan pekerjaan adalah sebagai pelajarmahasiswa
41,1, sedangkan proporsi terendah adalah pegawai swasta 1,7. Menurut
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010.
Simanjuntak, C.H., 1989 dalam penelitiannya di Paseh, Jawa Barat menjelaskan bahwa pelajarmahasiswa lebih banyak menderita demam tifoid karena sering jajan
atau makan di luar rumah, sehingga memungkinkan untuk terinfeksi Salmonella typhi.
22
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti, D.W., 2006 dengan desain case control, menemukan bahwa kejadian demam tifoid berisiko 26,3 kali pada orang yang
memiliki kebiasaan jajan atau makan di luar rumah.
26
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratiwi, R., di RSU. Permata Bunda Medan 2007 dengan desain case series, dari 199 penderita demam tifoid,
terdapat 46,7 93 orang bekerja sebagai pelajarmahasiswa.
15
Hasil penelitian Saragih, M.N., di RSU Herna Medan 2008 dengan desain case series, dari 268
penderita demam tifoid, dimana proporsi tertinggi bekerja sebagai pelajarmahasiswa 45,9 123 orang.
14
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010.
6.1.6. Status Perkawinan
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan status perkawinan di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
61,5 38,5
Belum Kawin Kawin
Gambar 6.6. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Status Perkawinan di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing
Tinggi Tahun 2004-2008 Berdasarkan gambar 6.6. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid
dengan status belum kawin lebih tinggi 61,5 dibandingkan dengan status kawin 38,5. Hal ini dapat dikaitkan dengan pekerjaan penderita, dimana proporsi
penderita demam tifoid tertinggi adalah sebagai pelajarmahasiswa 41,1 95 orang yang belum berstatus kawin.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Koto, R., di RSUP. H. Adam Malik Medan 2003 dengan desain case series, dari 103 penderita demam tifoid,
63,1 65 orang adalah belum kawin.
38
Hasil penelitian Rumintan, E., di Rumah
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010.
Sakit Bhayangkara Medan 2007 dengan desain case series, dari 152 penderita demam tifoid, terdapat 61,8 94 orang status belum kawin.
35
6.1.7. Tempat Tinggal
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan tempat tinggal di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
88,7 11,3
Luar Kota Tebing Tinggi Kota Tebing Tinggi
Gambar 6.7. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Tempat Tinggal di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
Tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.7. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid yang berasal dari luar kota Tebing Tinggi lebih tinggi 88,7, dibandingkan dengan
yang berasal dari kota Tebing Tinggi 11,3. Hal ini dapat dikaitkan bahwa Rumah Sakit Sri Pamela merupakan rumah sakit rujukan untuk fasilitas pelayanan kesehatan
bagi karyawan dan keluarga se-PTPN 3 yang wilayah kerjanya berada di luar kota Tebing Tinggi, sehingga penderita demam tifoid yang datang berkunjung ke rumah
sakit tersebut kebanyakan berasal dari luar kota Tebing Tinggi.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010.
6.2. Gejala Klinis Penderita Demam Tifoid
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008, diperoleh
distribusi proporsi berdasarkan gejala klinis adalah sebagai berikut :
2,2 2,6
5,2 8,2
10,8 18,2
20,3 21,6
26,8 40,7
44,2 100
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Lidah kotor Anoreksia
Perut kembung Konstipasi
Diare Badan lesu
Batuk Sakit kepala
Sakit perut Muntah
Mual Demam
G eja
la K
lin is
Proporsi
Gambar 6.8.Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Gejala Klinis di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-
2008 Berdasarkan gambar 6.8. dapat diketahui semua penderita demam tifoid
mengalami gejala demam. Gejala Demam merupakan gejala utama demam tifoid yang terjadi karena Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan
pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang. Hal ini menunjukkan bahwa sensitivitas gejala klinis penderita demam tifoid adalah gejala
demam, sedangkan spesifisitas gejala klinis penderita demam tifoid adalah lidah
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010.
kotor. Akan tetapi gejala demam juga biasa ditemukan pada penyakit infeksi lainnya.
21
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Koto, R., di RSUP. H. Adam Malik Medan 2003 dengan desain case series, dari 103 penderita demam tifoid,
97,1 100 orang mengalami gejala demam.
38
Hasil penelitian Sitohang, S.R., di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan 2005 dengan desain case series, dari 261
penderita demam tifoid, semuanya mengalami gejala demam 100.
34
6.3. Komplikasi Penderita Demam Tifoid