Epidemiologi Demam Orang Faktor Agent Faktor Environment

usus. Selain itu, adanya bakteri anaerob di usus juga akan menghalangi pertumbuhan bakteri dengan pembentukan asam lemak rantai pendek yang akan menimbulkan asam. Bila bakteri berhasil mengatasi mekanisme pertahanan tubuh di usus halus, maka bakteri akan melekat pada permukaan usus. Setelah menembus epitel usus, bakteri akan masuk ke dalam kripti lamina propria, kemudian berkembang biak dan selanjutnya akan difagositosis oleh monosit dan makrofag, namun demikian Salmonella typhi dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam fagosit karena adanya perlindungan oleh kapsul bakteri. 17 Bakteri masuk ke dalam peredaran darah melalui pembuluh limfe usus halus hingga mencapai organ hati dan limpa. Bakteri yang tidak dihancurkan akan berkembang biak di dalam hati dan limpa, sehingga organ-organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian bakteri masuk kembali ke dalam darah bakteriemia dan menyebar ke seluruh tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus, menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa di atas nodus peyer. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam pada demam tifoid disebabkan Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang. 19

2.4. Epidemiologi Demam

Tifoid 2.4.1. Distribusi dan Frekuensi

a. Orang

Demam tifoid dapat menginfeksi semua orang dan tidak ada perbedaan yang nyata antara insidens pada laki-laki dan perempuan. Berdasarkan umur, proporsi penderita demam tifoid pada kelompok berumur 12-30 tahun 70-80, pada umur 31- Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010. 40 tahun sebesar 10-20 dan lebih dari 40 tahun 5-10 . 21 Menurut penelitian Simanjuntak, C.H., dkk 1989 di Paseh, Jawa Barat terdapat 77 penderita demam tifoid pada umur 3-19 tahun dan tertinggi pada umur 10-15 tahun dengan insidens rate 687,9 per 100.000 penduduk, insidens rate pada umur 0-3 tahun sebesar 263 per 100.000 penduduk. 22

b. Tempat dan Waktu

Demam tifoid tersebar di seluruh dunia. Pada tahun 2000, insidens rate demam tifoid di Amerika Latin 53 per 100.000 penduduk dan di Asia Tenggara 110 per 100.000 penduduk. 6 Di Indonesia demam tifoid dapat ditemukan sepanjang tahun, di Jakarta Utara pada tahun 2001, insidens rate demam tifoid 680 per 100.000 penduduk dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 1.426 per 100.000 penduduk. 23 Menurut laporan Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Rumah Sakit Sentinel di Sumatera Utara STPRS.SEN tahun 2008, jumlah kasus demam tifoid rawat inap adalah 332 kasus. 24

2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi a. Faktor Host

Manusia merupakan satu-satunya sumber penularan Salmonella typhi, melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan seorang penderita demam tifoid atau carrier kronis. Transmisi bakteri terjadi dengan cara menelan makanan atau air yang terkontaminasi feses manusia yang terinfeksi Salmonella typhi. Selain itu, transmisi kongenital dapat terjadi secara transplasental dari seorang ibu yang mengalami bakteriemia beredarnya bakteri dalam darah kepada bayi dalam kandungan, atau tertular pada saat dilahirkan oleh seorang ibu yang merupakan carrier demam tifoid Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010. dengan rute fekal oral. Seseorang yang telah terinfeksi Salmonella typhi dapat menjadi carrier kronis dan mengekskresikan bakteri selama beberapa tahun. 16 Berdasarkan hasil penelitian Lubis, R. di RSUD. DR. Soetomo 2000 dengan desain case control, menemukan bahwa kejadian demam tifoid berisiko 20,8 kali lebih besar OR pada orang yang higiene perorangan yang kurang. 25 Penelitian yang dilakukan oleh Astuti, D.W., 2006 dengan desain case control, menemukan bahwa kejadian demam tifoid berisiko 26,4 kali lebih besar OR pada orang yang memiliki kebiasaan jajan atau makan di luar rumah. 26

b. Faktor Agent

Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini hanya dapat hidup dan menginfeksi tubuh manusia. 16 Untuk menimbulkan infeksi, diperlukan Salmonella typhi sebanyak 10 5 -10 9 yang tertelan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Jumlah Salmonella typhi yang tertelan akan mempengaruhi masa inkubasinya, dimana semakin banyak Salmonella typhi yang masuk ke dalam tubuh, maka semakin singkat masa inkubasi demam tifoid. 17

c. Faktor Environment

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai secara luas di daerah tropis terutama di daerah dengan kualitas sumber air yang tidak memadai dan standar higiene dan sanitasi yang rendah. Beberapa hal yang mempercepat terjadinya penyebaran demam tifoid dari segi sosial adalah urbanisasi, kepadatan penduduk, sanitasi dan higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah. 16 Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008, 2010. Berdasarkan hasil penelitian Lubis, R. di RSUD. DR. Soetomo 2000, dengan desain case control, menemukan bahwa kejadian demam tifoid risiko 6,4 OR kali pada kualitas air minum yang tercemar. 25

2.5. Sumber Penularan