Tipe dan Gaya Kepemimpinan Pendidikan
12
memberdayakan pendidik demi peningkatan mutu pendidikan serta tercapainya visi dan tujuan sekolah yang ia pimpin.
Adapun proses pengelolaan pendidik yang semestinya dilakukan oleh seorang kepala sekolah guna meningkatkan kinerja
pendidik maupun tenaga kependidikan di sekolah. proses tersebut meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1 Perencanaan, yang merupakan awal dari pelaksanaan fungsi
manajemen SDM. Kegiatan ini merupakan strategi penyusunan pendidik dan tenaga kependidikan guna memenuhi kebutuhan
organisasi di masa yang akan datang.
2 Seleksi, ialah proses pengambilan keputusan individu untuk
dipilih mengisi jabatan yang didasarkan pada penilaian terhadap seberapa besar karakter individu yang bersangkutan,
sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh jabatan tertentu.
3 Pembinaan dan Pengembangan, yaitu usaha mendayagunakan,
memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja pendidik. 4
Penilaian, merupakan usaha yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik potensi, cara kerja, dan pribadi seorang pendidik
dalam melaksanakan tugasnya. 5
Kompensasi, sebagai bentuk imbalan atas suatu pekerjaaan. 6
Pemberhentian, yaitu keputusan pendidik tidak dapat lagi melaksanakan tugas pekerjaannya. Alasan yang biasanya
menjadi pemberhentian pendidik antara lain: permintaan sendiri untuk berhenti, karena mencapai batas usia pensiun,
adanya penyederhanaan oganisasi, melakukan penyelewengan atau tindak pidana, menderita cacat, meninggalkan tugas dalam
waktu tertentu, dan dikarenakan meninggal dunia.
18
Enam langkah diatas dapat dijadikan pedoman kepala sekolah guna meningkatkan kinerja pendidik maupun tenaga kependidikan di
sekolah. Proses tersebut meliputi proses perencanaan SDM, seleksi penerimaan pendidik, pembinaan dan pengembangan produktifitas
kerja pendidik, penilaian dan evaluasi kerja, pemberian kompensasi bagi pendidik dengan kinerja baik dan berprestasi, serta mutasi bagi
pendidik yang dianggap tidak lagi melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai pendidik.
18
Ara Hidayat dan Imam Machali, op. cit., h 152-153
13
b. Peningkatan Kinerja Pendidik
Untuk mencapai produktivitas sekolah secara maksimum, kepala sekolah harus menjamin terpilihnya pendidik yang tepat
dengan pekerjaannya sehingga memungkinkan pendidik untuk bekerja secara optimal. Kerja yang produktif memerlukan
keterampilan kerja, sehingga dapat menghasilkan penemuan baru untuk memperbaiki cara kerja, atau mempertahankan cara kerja yang
dianggap telah baik. Menurut Sutrisno yang dikutip Husaini Usman, baik buruknya
sekolah lebih banyak ditentukan oleh profesional kepala sekolah sebagai pengelolanya. Untuk itu, kepala sekolah setidaknya harus
menguasai bekal antara lain : 1
Menyusun program kegiatan sekolah 2
Menetapkan prosedur mekanisme kerja 3
Melaksanakan monitoring, evaluasi, supervisi, dan membuat laporan kerja
4 Meningkatkan dan menetapkan disiplin kerja guru dan
siswa.
19
Peningkatan kerja pendidik dilaksanakan tidak hanya ketika terjadi penurunan kerja pendidik, melainkan menjadi kebutuhan
yang harus dipertahankan terus menerus. Ada dua strategi penting yang dikemukakan oleh Bahrawi dan Arifin dalam buku Kinerja
Guru Profesional yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja pendidik, yaitu pelatihan dan motivasi kerja.
Strategi pertama adalah pelatihan, program ini digunakan untuk menangani rendahnya kemampuan dan keterampilan guru. Pelatihan
yang efektif dan efisien ialah program pelatihan yang menyetuh tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setelah pendidik
mengikuti proses pelatihan diharapkan dapat mengajarkan kepala rekan pendidik yang lain sehingga menjadi bermanfaat baik bagi
dirinya maupun orang lain. Strategi kedua ialah motivasi kerja
19
Husaini Usman., op. cit., h. 382
14
diberikan untuk menangani rendahnya semangat dan gairah kerja. Motivasi kerja yang efektif tidak bisa terlepas dari suatu program
penghargaan yang diberikan kepada guru atas hasil kerjanya. Pemberian penghargaan dapat dilakukan secara terus menerus
maupun parsial. Penghargaan yang bersifat terus-menerus akan meningkatkan kinerja secara drastis. Sedangkan jika pemberian
penghargaan dihilangkan akan menurunkan kinerja secara drastis pula. Maka itu penghargaan sebaiknya diberikan secara parsial.
20
Selanjutnya Jamal Ma’mur mengemukakan beberapa upaya yang harus dilakukan oleh kepala sekolah untuk mencapai prestasi
kerja pendidik antara lain : aktif memberikan motivasi; mengembangkan kreativitas pendidik; memberikan penghargaan
reward dan sanki punnishment; mempercepat karier pendidik; meningkatkan kesejahteraan.
21
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah
untuk meningkatkan kinerja serta prestasi pendidik adalah mendorong semangat bekerja pendidik dalam menjalankan tugas
mendidiknya. Upaya kepala sekolah dalam mendorong semangat kerja pendidik bisa berupa perhatian maupun motivasi para pendidik
untuk mengembangakan potensi dan kreativitasnya. Upaya selanjutnya dapat berupa pemberian reward bagi pendidik yang
memiliki kinerja dan prestasi yang baik dan punnishment seperti teguran sampai sanksi berupa mutasi kerja bagi kinerja pendidik
yang buruk. sebagai apresiasi kepala sekolah terhadap pendidik yang memiliki kinerja yang baik dapat berupa kenaikan jabatan atau karier
pendidik hingga peningkatan kesejahteraan pendidik dalam bentuk materi atau fasilitas penunjang pekerjaannya.
20
Barwani dan Mohammad Arifin, op. cit., h. 80-89
21
Jamal Ma’mur Asmani, op. cit., h. 136-142