Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik.

14 diberikan untuk menangani rendahnya semangat dan gairah kerja. Motivasi kerja yang efektif tidak bisa terlepas dari suatu program penghargaan yang diberikan kepada guru atas hasil kerjanya. Pemberian penghargaan dapat dilakukan secara terus menerus maupun parsial. Penghargaan yang bersifat terus-menerus akan meningkatkan kinerja secara drastis. Sedangkan jika pemberian penghargaan dihilangkan akan menurunkan kinerja secara drastis pula. Maka itu penghargaan sebaiknya diberikan secara parsial. 20 Selanjutnya Jamal Ma’mur mengemukakan beberapa upaya yang harus dilakukan oleh kepala sekolah untuk mencapai prestasi kerja pendidik antara lain : aktif memberikan motivasi; mengembangkan kreativitas pendidik; memberikan penghargaan reward dan sanki punnishment; mempercepat karier pendidik; meningkatkan kesejahteraan. 21 Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja serta prestasi pendidik adalah mendorong semangat bekerja pendidik dalam menjalankan tugas mendidiknya. Upaya kepala sekolah dalam mendorong semangat kerja pendidik bisa berupa perhatian maupun motivasi para pendidik untuk mengembangakan potensi dan kreativitasnya. Upaya selanjutnya dapat berupa pemberian reward bagi pendidik yang memiliki kinerja dan prestasi yang baik dan punnishment seperti teguran sampai sanksi berupa mutasi kerja bagi kinerja pendidik yang buruk. sebagai apresiasi kepala sekolah terhadap pendidik yang memiliki kinerja yang baik dapat berupa kenaikan jabatan atau karier pendidik hingga peningkatan kesejahteraan pendidik dalam bentuk materi atau fasilitas penunjang pekerjaannya. 20 Barwani dan Mohammad Arifin, op. cit., h. 80-89 21 Jamal Ma’mur Asmani, op. cit., h. 136-142 15

B. Kinerja Pendidik

1. Definisi Pendidik

Definisi pendidik telah dijelaskan dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yaitu: Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswasta, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. 22 Menurut Marimba dan Nugraha yang dikutip Ara Hidayat, berpendapat: “Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik yang meliputi: orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat dan pemimpin agama. 23 Maka pendidik atau yang sering juga disebut sebagai guru merupakan pendidik profesional yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar dan sebutan lain yang sesuai dengan kewajibannya yaitu mendidik dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.

2. Tugas Pendidik

Melihat tugas seorang pendidik guru, maka berdasarkan Undang Undang No. 20 tahun 2003 pasal 39 tentang tugas dan fungsi pendidik dan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut : a. Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan. b. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penilitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. 24 22 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 3-4 23 Ara Hidayat dan Imam Machali., op. cit., h 40 24 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, op. cit., h. 27 16 Menurut Bahrawi : “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi hasil pembelajaran siswa ”. 25 Menurut Ara dan Imam : “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi ”. 26 Dari adanya Undang-undang dan definisi diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa tugas pendidik profesional adalah merencanakan dan melaksanakan secara sistematis proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, pelatihan, hingga memberikan penilaian kepada peserta didik.

3. Kinerja Pendidik

Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa inggris, yaitu performace. Kata performance berasal dari to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Performance berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, atau penampilan kerja. 27 Para ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam mendefinisikan kata kinerja. Hasibuan yang dikutip Budi Suhardiman dalam bukunya mengemukan bahwa kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. 28 25 Barwani dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012 h. 13 26 Ara Hidayat dan Imam Machali., op. cit., h 151 27 Barwani dan Mohammad Arifin, op. cit., h. 11 28 Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2012 h. 26 17 Smith yang dikutip oleh E. Mulyasa dalam buku Menjadi Kepala Sekolah Profesional mendefinisikan kinerja adalah : “... output drive from proccesses, human or otherwise ”, jadi kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. 29 Menurut Khaerul Umam yang dikutip oleh Jamal M a’mur Asmani, bahwa : “kinerja merupakan gabungan dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat diukur dari akibat yang dihasilkannya ”. 30 Berdasarkan definisi dan beberapa pendapat para ahli diatas, maka penulis sependapat dengan argumen Sulistyorini dan menyimpulkan bahwa kinerja adalah suatu prestasi kerja seseorang atau kelompok dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan target pencapaian kerja yang telah ditetapkan. Seseorang dapat dianggap memiliki kinerja yang baik jika telah memiliki hasil kerja yang sesuai dengan target pencapaiannya, efektivitas dan efisiensi, serta kepuasaan client dalam menikmati hasil kerja tersebut. Pada dasarnya setiap orang mempunyai potensi di dalam dirinya. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua orang dapat mengekspresikan potensi yang dimilikinya secara optimal. Kinerja seseorang dapat diketahui melalui penilaian kinerja. Menurut Hadari Nawasi dalam buku Manajemen Strategik : “Penilaian kerja adalah kegiatan mengukur atau menilai untuk menetapkan seorang pegawaikaryawan sukses atau gagal dalam melaksanakan pekerjaannya dengan mempergunakan standar pekerjaan sebagai tolak ukurnya ”. 31 29 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h. 136 30 Jamal Ma’mur Asmani, op.cit., h. 130 31 Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Provit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi Dibidang Pendidikan, Yogjakarta: Gadjah Mada University Press, 2005, h. 396. 18 Dan teori dasar yang digunakan sebagai landasan untuk menilai kualitas kinerja guru menurut T.R. Mitchcell dalam Direktorat Tenaga Pendidikan, 32 yaitu kemudian digambarkan dalam bagan yang ada dibawah ini : Bagan 2.1. Teori Dasar Penilaian Kualitas Kerja Sumber : Barwani dan Arifin dalam buku Kinerja Guru Profesional, 2012. 33 Dengan adanya penilaian kerja yang dilakukan secara berkala oleh pimpinan, diharapkan para karyawan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, kemudian dapat menjadi evaluasi diri untuk perbaikan kinerja yang lebih baik di waktu yang akan datang. Maka jika dikaitkan dengan pembahasan diatas, Kinerja pendidik atau guru dapat diartikan dengan kualitas dan prestasi kerja guru yang dapat diamati dan dinilai hasilnya dalam rangka mencapai tujuan sekolah khusunya dan tujuan pendidikan nasional umumnya. Dengan mengacu pada pembahasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa kinerja pendidik dapat dinilai antara lain sejauh mana kemampuan pendidik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya disekolah yang meliputi kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi hasil kerja siswa. Selain itu juga dapat dilihat dari output sekolah itu sendiri. Apakah lulusan yang dihasilkan sekolah memiliki kemampuan, keterampilan, serta sikap untuk siap hidup di masyarakat. 32 Barwani dan Mohammad Arifin, op.cit., h. 26 33 Ibid. Motivasi x Keterampilan Prestasi Kerja

Dokumen yang terkait

Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor

0 8 146

Peran kepala sekolah dalam membina kualitas pendidik di SMK Kartika X-2 Jakarta

3 37 105

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU (Studi Empirik SMK Muhammadiyah 3 Surakarta) Kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru (Studi Empirik SMK Muhammadiyah 3 Surakarta).

0 1 14

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU (Studi Empirik SMK Muhammadiyah 3 Surakarta) Kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru (Studi Empirik SMK Muhammadiyah 3 Surakarta).

0 2 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMA Bina Nusantara Semarang T2 942012067 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMA Bina Nusantara Semarang T2 942012067 BAB II

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMA Bina Nusantara Semarang

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMA Bina Nusantara Semarang

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMA Bina Nusantara Semarang

0 0 36

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA WALI KELAS DI SMK NEGERI 4 PONTIANAK

0 0 15