11
kemiliteran, yang banyak menggunakan sistem komando, disiplin keras, dan komunikasi lebih pada satu arah.
16
Dari setiap lima gaya kepemimpinan otokratis, demokratis, laissez faire, karismatik, dan militeristis memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam penerapannya. Gaya kepemimpinan yang tepat diterapkan disekolah satu belum tentu akan sesuai jika diterapkan
disekolah yang lain, disesuaikan dengan situasi dan lingkungannya. Jodeph Reitz yang dikutip Nanang Fattah, mengemukakan
bahwa untuk menerapkan gaya kepemimpinan, pemimpin perlu mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain :
1 Faktor kepribadian.
2 Faktor perilaku atasan.
3 Faktor perilaku bawahan.
4 Faktor kebutuhan tugas
5 Faktor kebijakan organisasi
6 Faktor perilaku rekan.
17
Dari adanya faktor penentuan gaya kepemimpinan Jodeph Reitz diatas, maka seyogyanya kepala sekolah sebagai seorang
pemimpin di sekolah, mempertimbangkan terlebih dahulu empat faktor diatas agar keputusan yang diambil dapat diterima dan
dijalankan dengan baik oleh para pendidik maupun seluruh stakeholders sekolah. meskipun pada dasarnya kepala sekolah
berhak untuk menentukkan sendiri gaya kepemimpinannya dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya.
4. Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Pendidik.
a. Pengelolaan Pendidik
Seorang pemimpin tidak dapat berdiri sendiri membangun organisasi yang ia pimpin tanpa bantuan bawahannya. Untuk itu
setiap kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk mengelola dan
16
Ara Hidayat dan Imam Machali., op. cit., h 82-85.
17
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006, h. 99-100.
12
memberdayakan pendidik demi peningkatan mutu pendidikan serta tercapainya visi dan tujuan sekolah yang ia pimpin.
Adapun proses pengelolaan pendidik yang semestinya dilakukan oleh seorang kepala sekolah guna meningkatkan kinerja
pendidik maupun tenaga kependidikan di sekolah. proses tersebut meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1 Perencanaan, yang merupakan awal dari pelaksanaan fungsi
manajemen SDM. Kegiatan ini merupakan strategi penyusunan pendidik dan tenaga kependidikan guna memenuhi kebutuhan
organisasi di masa yang akan datang.
2 Seleksi, ialah proses pengambilan keputusan individu untuk
dipilih mengisi jabatan yang didasarkan pada penilaian terhadap seberapa besar karakter individu yang bersangkutan,
sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh jabatan tertentu.
3 Pembinaan dan Pengembangan, yaitu usaha mendayagunakan,
memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja pendidik. 4
Penilaian, merupakan usaha yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik potensi, cara kerja, dan pribadi seorang pendidik
dalam melaksanakan tugasnya. 5
Kompensasi, sebagai bentuk imbalan atas suatu pekerjaaan. 6
Pemberhentian, yaitu keputusan pendidik tidak dapat lagi melaksanakan tugas pekerjaannya. Alasan yang biasanya
menjadi pemberhentian pendidik antara lain: permintaan sendiri untuk berhenti, karena mencapai batas usia pensiun,
adanya penyederhanaan oganisasi, melakukan penyelewengan atau tindak pidana, menderita cacat, meninggalkan tugas dalam
waktu tertentu, dan dikarenakan meninggal dunia.
18
Enam langkah diatas dapat dijadikan pedoman kepala sekolah guna meningkatkan kinerja pendidik maupun tenaga kependidikan di
sekolah. Proses tersebut meliputi proses perencanaan SDM, seleksi penerimaan pendidik, pembinaan dan pengembangan produktifitas
kerja pendidik, penilaian dan evaluasi kerja, pemberian kompensasi bagi pendidik dengan kinerja baik dan berprestasi, serta mutasi bagi
pendidik yang dianggap tidak lagi melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai pendidik.
18
Ara Hidayat dan Imam Machali, op. cit., h 152-153