73
b. Media Media yang digunakan tujuannya untuk mempermudah dan
memperlancar pembimbing dalam melakukan proses bimbingan, sedangkan media untuk para pegawai untuk mempermudah pemahaman
dalam proses bimbingan dengan menggunakan cara-cara yang efektif dan efisien.
Media bimbingan adalah perangkat yang dapat mentransfer isi atau materi dari pembimbing terhadap pegawai yang mengikuti
bimbingan agama di kantor Kemenag. Media secara garis besar terbagi kedalam dua bagian, yaitu:
1 Soft Ware perangkat lunak berisi pesan-pesan atau informasi yang
disajikan dengan menggunakan alat pembimbing. 2
Hard Ware perangkat keras merupakan sarana untuk menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut.
Adapun media yang digunakan di kantor Kementerian Agama Bogor dalam pelaksanaan bimbingan agama, antara lain:
1 Soft Ware perangkat lunak antara lain: peraturan-peraturan
pegawai, hukuman peringatan, ancaman dan lain-lain, tugas atau pekerjaan luar serta pesan-pesan keagamaan dan sebagainya.
2 Hard ware perangkat keras dan alat-alat bimbingan antara lain:
aula, mesjid, buku saku, alat tulis dan lain-lain.
3. Mengadakan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Bimbingan Agama
Dalam Membentuk Motivasi Berprestasi Pegawai Kementerian Agama Bogor.
Strategi bimbingan agama merupakan bagian penting dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai. Strategi bimbingan agama ini
74
bertujuan untuk menambah wawasan keagama’an bagi setiap pegawai agar tidak menyalahgunakan kesempatan yang ada sehingga terbentuknya pola
motivasi berprestasi kerja yang benar-benar sesuai dengan aturan dan harapan masyarakat.
Kemenag melaksanakan evaluasi dengan secara teliti dan secara keseluruhan terhadap para pegawai Kementerian Agama Bogor, dengan
cara menijau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi,seperti adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan
dalam pencapaian suatu tujuan. Sedangkan dengan faktor internalnya yaitu strategi yang tidak efektif atau hasil implementasi yang buruk sehingga
dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai, mengkur prestasi membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan, mengambil
tindakan korektif yaitu untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana, tindakan ini diperlukan bila tindakan hasil tidak sesuai dengan
yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan. Tanda-tanda keberhasilan diadakannya strategi bimbingan agama
ini cukup banyak, salah satunya disiplin mengenai waktu kerja, adanya etika yang cukup tinggi disesama pegawai, menipisnya nilai-nilai negatif
yang selama ini menempel pada citra PNS.
7
Adapun tingkat keberhasilan yang dicapai dengan diadakannya strategi bimbingan agama ini, memang tidak bisa diukur dengan nilai,
namun yang jelas pola pendekatan agama ini cukup berhasil terutama menghilangkan sifat-sifat buruk dalam bekerja yang mungkin kerap kali
dialami seseorang dalam bekerja terutama adanya godaan materi sehingga yang bersangkutan tidak bekerja sesuai aturan yang berlaku.
7
Wawancara pribadi dengan Bapak H. Deden Efendi SE, M.Si, Bogor 3 september 2012