Kantor Kementerian Agama GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BOGOR

56 dijadikan hari jadi Kota Bogork, karena sejak tahun 1973 telah ditetapkan oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor sebagai hari jadi Bogor dan selalu diperingati setiap tahunnya sampai sekarang. Pada tahun 1745 Gubernur Jendral Hindia Belanda pada waktu itu bernama Baron Van Inhoff menbangun Istana Bogor, sehingga keadaan Bogor mulai berkembang. Propinsi Jawa Barat dibentuk pada tahun 1925 Staatsbland 1924 No. 378 bij Propince West Java yang terdiri dari 5 keresidenan, 18 Kabupaten Regentscape dan Kotapraja Staads Gemeente, dimana Buitenzoorg Bogor salah satu staads Gemeente di Propinsi Jawa Barat di bentuk berdasarkan Staatsblad 1905 No. 208 jo. Staadsblad 1926 No. 368 , dengan prinsip Desentralisasi Modern, dimana kedudukan Bugermeester menjadi jelas. Pada masa setelah kemerdekaan, yaitu setelah pengakuan kedaulatan RI Pemerintahan di Kota Bogor namanya menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 16 Tahun 1950. Selanjutnya pada tahun 1957 nama pemerintahan berubah menjadi Kota Praja Bogor, sesuai dengan Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1957, kemudian dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun Bogor. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor dirubah menjadi Kota Bogor. 3. Sejarah Kabupaten Bogor Pada tahun 1975, Pemerintahan Pusat dalam hal ini Menteri Dalam Negeri mengistruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri dan pindah dari Pusat 57 Pemerintahan Kotamadya Bogor. Atas dasar tersebut, Pemerintah daerah Tingkat II Bogor mengadakan penelitian dibeberapa wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor untuk dijadikan calon Ibu Kota sekaligus berperan sebagai pusat Pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan di pilih diantaranya adalah wilayah Kecamatan Ciawi Rancamaya, Leuwiliang, Parung dan Kecamatan Cibinong Desa Tengah Hasil penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa yang diajukan ke Pemerintahan Pusat untuk mendapat persetujuan sebagai calon Ibu Kota adalah Rancamaya wilayah Kecamatan Ciawi. Akan tetapi Pemerintahan pusat menilai bahwa Rancamaya masih relatif dekat letaknya dengan pusat Pemerintahan Kotamadya Bogor dan dikhawatirkan akan masuk ke dalam rencana perluasan dan pengembangan wilayah Kotamadya Bogor. Oleh karena itu atas petunjuk pemerintahan pusat agar pemerintahan daerah Tingkat II Bogor mengambil salah satu alternatif wilayah dari hasil penelitian lainnya. Dalam sidang Pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor tahun 1980, di tetapkan bahwa calon ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor terletak di Desa Tengah Kecamatan Cibinong. Penetapan calon ibu kota ini diusulkan kembali ke Pemerintah Pusat dan mendapat persetujuan serta di kukuhkan dengan peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, yang menegaskan bahwa ibu kota pusat Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor berkedudukan di Desa Tengah Kecamatan Cibinong. Sejak saat itu dimulailah rencana persiapan pembangunan pusat pemerintahan ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan pada 58 tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakn peletakan batu pertama oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor pada saat itu. Setelah kemerdekaan, terjadi pembagian wilayah secara terstruktur oleh pemerintahan pusat, begitu juga untuk Jawa Barat yaitu Bogor langsuna menjadi wilayah pusat administratif karena ditingkat pusat Departemen Agama sudah terbentuk. Untuk kepanjangan tangan maka diwilayah Bogor kala itu dibentuklah Kantor Urusan Agama Bogor pada Tahun 1949 dan pada Tahun 1971 Kantor Urusan Agama meningkat menjadi Kantor Perwakilan Departemen Agama Kabupaten Bogor seiring pembenahan wilayah Bogor menjadi dua. Pada awalnya Kementerian Agama Kabupaten Bogor memiliki kedudukan kantor diwilayah Kota Bogor karena Bogor geografisnya belum berpisah menjadi dua wilayah pemerintahan berbeda. Untuk itu, kedudukan Kantor Kementerian Agama ketika tahun 1970’an dipusatkan di Kota Bogor tepatnya dijalan Sempur Kaler No. 85 Kelurahan Sempur Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Keberadaan Kantor dalam melayani kebutuhan baik berkaitan dengan keagamaan tersebut terus berjalan dari waktu kewaktu dan pergantian kepemimpinan’pun terus terjadi. Setidaknya dari Tahun 1949-2010 terdapat 10 orang yang pernah menduduki jabatan Kepala Kantor, diantaranya:

a. Periode Kantor Urusan Agama Kabupaten Bogor

1 KH. Kamil 1949-1952 2 KH. Tabrani 1952-1955 3 KH. A. Satori 1955-1958 59 4 KH.E Muhyidin 1958-1971

b. Periode Kantor Perwakilan Departemen Agama Kabupaten Bogor

KH. E. Muhyidin 1971-1975

c. Periode Kantor Wilayah Departemen Agama R.I

1 KH. Muhyidin 1975-1976 2 KH. Abdurahman Amir 1977-1985 3 Drs. H.M. Achyar Ridlwan, BcHk 1985-1990 4 Drs. H.M. Buldani 1990-1992 5 Drs. H. Muhrodin 1993-1996 6 Drs. H. Surya D. 1996-1988 7 Drs. H.M Fadil Syamsudin, MM 1998-1999 8 Drs. H. Syarif Hidayat 1999-2001 9 Drs, H. Sya’bani, MM, MBA 2001-2003 10 Drs. Maman Sulaeman, MM 2003-2007 11 Drs. HA. Zaenal Abidin AR, M.PdI 2007-2010

d. Periode Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor

1 Drs. HA. Zaenal Abidin AR, M.PdI 2007-2010 2 Drs. H. Suhendra, MM 2010-Sekarang Namun, seiring pemisahan wilayah antara Kota dan Kabupaten Bogor dengan terbitnya Instruksi Menteri Dalam Negeri pada Tahun 1975 agar ada pemisahan dan tepat pada Tahun 1985 Kabupaten Bogor memiliki pusat pemerintahan sendiri di wilayah cibinong. Namun ketika itu Kantor Kementerian Kabupaten Bogor tidak serta merta berpindah, pada tahun 2002 barulah dibangun Kantor Kementerian Agama di dekat 60 pusat Pemerintahan Daerah. Pada tahun 2003 tepatnya tanggal 21 Oktober penggunaan gedung Kementerian Agama Kabupaten Bogor diresmikan oleh Kepala Kantor Wilayah Agama Propinsi Jawa Barat yang ketika itu dijabat oleh Drs. Iik Makib. Peresmian itulah yang menjadi tonggak sejarah keberadaan Departemen Agama Kabupaten Bogor, sejak saat itu berbagai kegiatan pelayanan yang berkaitan dengan Pendidikan Islam, Perkawinan, Haji, Pesantren terus ditingkatkan sebagai wujud profesionalitas kinerja Kementerian Agama Kabupaten Bogor. Dan pada tahun 2010 penamaan penyebutan nomeklatur Departemen Agama diganti menjadi Kementerian Agama maka dengan ini Departemen Agama Kabupaten Bogor berubah penyebutan menjadi Kementerian Agama Kabupaten Bogor.

B. Visi, Misi dan Kepegawaian Kantor Kementerian Agama Bogor

1. Visi

“ Terwujudnya agama sebagai landasan moral, etik dan spritual dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di kalangan masyarakat Kabupaten Bogor ”.

2. Misi

a. Mewujudkan pelayanan prima dalam bidang administrasi b. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan ibadah social dan keagamaan dan kehidupan keluarga sakinah c. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan madrasah dan pendidikan agama pada sekolah umum d. Meningkatkankualitas pelayanan dan bimbingan perguruan agama danpendidikan keagamaan pada masyarakat 61 e. Memberdayakan lembaga dan institusi keagamaan f. Memperkokoh kerukunan hidup umat beragama. 3. Kepegawaian Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor Berdasarkan KMA Nomor 373 Tahun 2002 KEDUDUKAN Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor adalah instansi vertical Kementerian Agama yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. TUGAS Kantor Kementerian AgamaKabupaten Bogor mempunyai tugas melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kementerian Agama dalam wilayah Kabupaten Bogor berdasarkan kebijakan kepala kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. FUNGSI Dalam melaksanakan tugasnya, kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogormenyelenggarakan fungsi : a. Perumusan visi, misi dan kebijakan teknis dibidang pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama di Kabupaten Bogor. b. Pembinaan, pelayanan dan bimbingan di bidang bimbingan masyarakat islam, pelayanan haji dan umroh, pengembangan zakat dan wakaf, pendidikan