Karekteristik Motivasi Berprestasi Motivasi Berprestasi Dalam Pandangan Islam

54 kebutuhan kekuatan atau berkuasa Need for Power = n. Pow. Karyawan perlu mengembangkan virus tersebut melalui lingkungan kerja yang efektif untuk meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perusahaan. 53 Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan dengan ciri-ciri seseorang melakukan pekerjaan dengan baik dan kinerja yang tinggi. Kebutuhan akan berprestasi tinggi merupakan suatu dorongan yang timbul pada diri seorang untuk berupaya mencapai target yang telah ditetapkan,bekerja keras untuk mencapai keberhasilan dan memiliki keinginan untuk mengerjakan sesuatu secara lebih baik dari sebelumnya. Karyawan dengan motivasi berprestasi tinggi sangat menyukai tantangan, berani mengambil risiko, sanggup mengambil alih tanggung jawab, senang bekerja keras. Dorongan ini akan menimbulkan kebutuhan berprestasi karyawan yang membedakan dengan yang lain, karena selalu ingin mengerjakan sesuatu dengan lebih baik. Berdasarkan pengalaman dan antisipasi dari hasil yang menyenangkan serta jika prestasi sebelumnya dinilai baik, maka karyawan lebih menyukai untuk terlibat dalam perilaku berprestasi. Sebaliknya jika karyawan telah di hukum karena mengalami kegagalan, maka perasaan takut terhadap kegagalan akan berkembang dan menimbulkan dorongan untuk menghindarkan diri dari kegagalan. 53 Malayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, Bandung: Bumi Aksara, 1996, h.112 55

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BOGOR

A. Kantor Kementerian Agama

1. Sejarah Kementerian Agama Kabupaten Bogor. Sejarah Kementerian Agama Kabupaten Bogor yang dulunya bernama Depertemen Agama Kabupaten Bogor tidak terlepas dari sejarah keberadaan Pemerintahan KotaKabupaten Bogor. Pasalnya, keberadaan pemerintahan daerah dengan sendirinya mengharuskan adanya Kementerian Agama sebagai bentuk kepanjangan tangan dari Kementerian Agama Pusat dalam melakukan pelayanan keagamaan kepada masyarakat secara langsung karena tidak semua kebutuhan masyarakat bisa ditangani oleh Pemerintah Daerah. Agar tidak salah kaprah mengenai sejarah keberadaan Kementerian Agama Kabupaten Bogoralangkah baiknya melihat secara ringkas keberadaan sejarah Pemerintahan Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. 2. Sejarah Kota Bogor Kota Bogor mempunyai sejarah yang panjang dalam pemerintahan, mengingat sejak jaman Kerajaan Pajajaran sesuai dengan bukti-bukti yang ada seperti dari prasasti Batu Tulis, nama-nama kampung seperti dikenal dengan nama Lawanggintung, Lawang Sakenteng, Jerokuta, Baranangsiang dan Leuwi Sipatahunan diyakini bahwa pakuan sebagai Ibu kota Pajajaran terletak di Kota Bogor. Pakuan sebagai pusat Pemerintahan Pajajaran terkenal pada pemerintahan Prabu Siliwangi Sri Baginda Maharaja yang penobatanya tepat pada tanggal 3 Juni 1482, yang selanjutnya hari tersebut 56 dijadikan hari jadi Kota Bogork, karena sejak tahun 1973 telah ditetapkan oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor sebagai hari jadi Bogor dan selalu diperingati setiap tahunnya sampai sekarang. Pada tahun 1745 Gubernur Jendral Hindia Belanda pada waktu itu bernama Baron Van Inhoff menbangun Istana Bogor, sehingga keadaan Bogor mulai berkembang. Propinsi Jawa Barat dibentuk pada tahun 1925 Staatsbland 1924 No. 378 bij Propince West Java yang terdiri dari 5 keresidenan, 18 Kabupaten Regentscape dan Kotapraja Staads Gemeente, dimana Buitenzoorg Bogor salah satu staads Gemeente di Propinsi Jawa Barat di bentuk berdasarkan Staatsblad 1905 No. 208 jo. Staadsblad 1926 No. 368 , dengan prinsip Desentralisasi Modern, dimana kedudukan Bugermeester menjadi jelas. Pada masa setelah kemerdekaan, yaitu setelah pengakuan kedaulatan RI Pemerintahan di Kota Bogor namanya menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 16 Tahun 1950. Selanjutnya pada tahun 1957 nama pemerintahan berubah menjadi Kota Praja Bogor, sesuai dengan Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1957, kemudian dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun Bogor. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor dirubah menjadi Kota Bogor. 3. Sejarah Kabupaten Bogor Pada tahun 1975, Pemerintahan Pusat dalam hal ini Menteri Dalam Negeri mengistruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri dan pindah dari Pusat