Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

2 lembaga tersebut, maka haruslah dipahami motivasi manusia yang bekerja di dalam suatu organisasi tersebut, karena motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja, atau dengan kata lain, perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi. 3 Menurut Gitosudarmo 2001 Dalam Edy 2007, motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktifitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki suatu faktor yang mendorong aktifitas tersebut. Oleh karena itu, faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan suatu aktifitas tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan orang tersebut. Motivasi diartikan sebagai sebab-sebab yang menjadi pendorong tindakan seseorang, dasar fikiran dan pendapat. Pengertian ini sejalan dengan pemikiran Stephen P. Robbins yaitu suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu. 4 Motivasi kerja menurut Marihot 2002 adalah faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah. Pegawai yang memliki motivasi lemah atau menurun akan berdampak pula pada kinerja mereka sehingga akan berakibat pada titik maksimalnya mereka dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. 3 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, h. 38 4 Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi , Bandung: PT Bumi Aksara, 1996, h. 96. 3 Dalam bekerja karyawan atau pegawai dituntut untuk terus selalu meningkatkan kualitas kinerjanya agar dapat memberikan hasil yang terbaik prestasi untuk lembaga atau kepentingan orang banyak. Karena jika kualitas kinerja tidak baik hasilnya, maka akan dapat menimbulkan berbagai macam masalah dan dapat merugikan diri sendiri maupun organisasi atau yang bersangkutan. Pertambahan penduduk akan terus meningkat dengan segala permasalahannya, kecenderungan tersebut pada saatnya akan mempengaruhi pola kehidupan dimasa yang akan datang. Manusia dituntut untuk mampu lebih kreatif inovatif dan mandiri dalam merencanakan hidupnya untuk mendapatkan prestasi lebih baik dan sejahtera guna memperoleh kelestarian di tengah perubahan, persaingan dan tantangan yang berlangsung dengan cepat. Manusia yang akan mendapat keberhasilan dan kesejahteraan adalah manusia yang menguasai ilmu pengetahuan serta kualitas pribadi dengan keimanan tertentu. 5 Tetapi biasanya seseorang lebih cenderung melakukan sesuatu pekerjaan berdasarkan dorongan dari luar saja, mereka bekerja semata-mata hanya karna ingin mendapatkan imbalan yang telah dijanjikan dari pihak yang bersangkutan saja, tanpa memikirkan prestasi yang lebih baik untuk kemajuan lembaga dengan memperbaiki layanan masyarakat dengan baik. Dalam lepper dan henderlong 1997 dalam sansone et all, 2000, biasa menyebutkan motivasi ini dinamakan dengan motivasi ekstrinsik. Menurut penulisan Denci dan Ryan 1985; Chartrand et all dalam Tesser et all, 2002 ketika seseorang melakukan pekerjaan berdasarkan 5 Sedarmayanti, Pengembangan Kepribadian Pegawai, Bandung: CV. Mandar Maju,2010 h.4-5, cet.ke 2 4 motivasi ekstrinsik, mereka tidak melakukan pekerjaan berdasarkan kepentingan mereka sendiri, tetapi berdasarkan alasan eksternal seperti harapan akan imbalan. Oleh karena itu agar tidak terjadinya motivasi ekstrinsik di kantor Kementerian Agama Kab Bogor ini, maka diterapkannya strategi bimbingan agama, di mana strategi bimbingan agama dapat di lihat dari motto kementerian agama yang bertuliskan “Ikhlas Beramal” nilai tersebut perlu diterapkan, agar pemahaman atas kata “beramal” diharapkan dapat membentuk motivasi kerja yang dilakukan berdasarkan niat ikhlas dalam rangka mengabdikan diri kepada Tuhan untuk kebaikan dan kemajuan bangsa, bukan karena harapan akan imbalan dari pihak yang bersangkutan. Tentu saja pandangan ini akan menggugah kesadaran bersama terhadap kedudukan aparatur negara sebagai pelayan masyarakat. Karena banyak kalangan dari berbagai lapisan menaruh harapan besar terhadap profesionalisme aparatur Kementerian Agama Republik Indonesia. Di duga adanya kinerja yang kurang maksimal, yang di tujukan dengan kehadiran para pegawai yang tidak tepat waktu sehingga absensi tidak optimal, dan adanya nilai-nilai negatif yang menempel pada citra Pegawai Negeri Sipil PNS, seperti adanya dugaan tentang kasus korupsi. Maka dari itu diperlukannya strategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai kementerian agama. Dengan melibatkan unsur bimbingan agama diharapkan dapat menekankan pada penyadaran diri dan menyentuh hal paling hakiki dan fitri dalam kehidupan aparatur sebagai makhluk yang beragama, sehingga mereka tidak menyalahgunakan kesempatan yang ada dan justru menciptakan prestasi untuk 5 lembaga, melayani masyarakat dengan baik serta mau dan mampu mempertanggung jawabkan amanah kerja yang telah diterimanya. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui strategi bimbingan agama yang dilakukan kantor kementerian agama dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul “Strategi Bimbingan Agama Dalam Membentuk Motivasi Berprestasi Pegawai di Kantor Kementerian Agama Kab. Bogor ”. B. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian Adapun batasan pada penulisan karya ilmiah ini dibatasi pada strategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai yang bekerja di kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor. Adapun perumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai di kantor Kementerian Agama Kab. Bogor? 2. Bagaimana strategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi di kantor Kementerian Agama Kab. Bogor? 3. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat strategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai di kantor Kementerian Agama Kab. Bogor?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan agama yang diberikan oleh pihak Kementerian Agama dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai di kantor Kementerian Agama Kab. Bogor. 6 b. Untuk mengetahui stategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi di kantor Kementerian Agama Kab. Bogor. c. Untuk mengetahui analisis SWOT strategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai di kantor Kementerian Agama Kab. Bogor. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang strategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai di kantor Kementerian Agama Kab. Bogor. b. Manfaat Praktis 1 Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama, akan tetapi ruang lingkup yang berbeda dan lebih luas. 2 Dapat dijadikan sumber bagi lembaga yang memiliki pelayanan bimbingan agama.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode .adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistimatis. Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode, jadi metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian. Ditinjau dari sudut