Dalam kesempatan tersebut Bupati mengeluarkan empat instruksi khusus
untuk memperkokoh managemen Pemerintah Daerah yakni pertama, diminta
jajaran Kepala SKPD agar lebih aktif dan koordinatif serta dapat melakukan
evaluasi kinerja masing-masing SKPD secara rutin, kedua, kepada instansi terkait
agar lebih terarah dalam menyusun program kegiatan sesuai dengan visi dan misi
Bupati Langkat, ketiga meminta kepada para camat untuk mengoptimalkan
kapasitas sumber daya aparatur khususnya berkaitan dengan sistem penganggaran
yang sesuai dengan tuntutan peraturan dan keempat, menyiapkan data-data yang
akurat oleh masing-masing SKPD sebagai bahan pertanggung jawaban untuk saat ini dan kemudian hari
. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk
mengetahui pengaruh sumber daya manusia dan partisipasi anggaran terhadap
kinerja SKPD dalam sebuah skripsi dengan judul “Pengaruh Sumber Daya Manusia Serta Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Pada
Pemerintahan Kabupaten Langkat”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut :”Apakah sumber daya manusia dan partisipasi anggaran
berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja SKPD di Pemerintahan Kabupaten Langkat?”
Universitas Sumatera Utara
C.Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia dan partisipasi anggaran baik secara parsial maupun simultan terhadap
kinerja SKPD di Pemerintahan Kabupaten Langkat.
D. Manfaat Penelitian
Adapun penulisan skripsi ini bermanfaat bagi penulis selaku peneliti, pemerintah daerah dan peneliti selanjutnya.
a. Bagi Penulis, melalui penelitian ini diharapkan dapat memperdalam
pengetahuan penulis tentang pengaruh sumber daya manusia dan partisipasi anggaran terhadap kinerja SKPD.
b. Bagi Pemerintah Daerah, melalui penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak yang terkait di pemerintah daerah. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi
untuk perbaikan kinerja satuan kerja di masa yang akan datang. c.
Bagi peneliti selanjutnuya, penelitian ini juga diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis, khususnya yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan
partisipasi anggaran yang berpengaruh terhadap kinerja SKPD.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat penting untuk setiap usaha, begitu pula untuk pemerintahan agar dapat menjalankan fungsinya sebenar-
benarnya. Banyak defenisi yang dapat digunakan untuk mendefenisikan sumber daya manusia. Menurut Susilo 2002:3 ”sumber daya manusia adalah pilar
penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi dan tujuannya”.
”Sumber daya manusia harus didefinisikan bukan dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi apa yang sumber daya manusia hasilkan”,
sebagaimana yang dikemukakan oleh David Ulrich Mathis dan Jackson,2002:4. Maka dari itu, Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang penting bagi setiap
usaha. Sumber daya manusia yang berkualitas akan menentukan kejayaan atau kegagalan dalam persaingan Tambunan,2003:15.
”Nilai sumber daya manusia adalah jumlah nilai dari sumber daya manusia pada sebuah organisasi yang dapat juga disebut sebagai modal intelektual yang
terdiri dari orang-orang dalam organisasi, kemampuan yang mereka miliki, dan menggunakannya dalam pekerjaan mereka. Sehingga bagian terpenting dari
peningkatan nilai sumber daya manusia adalah dengan mendayagunakan semua bakat-bakat orang-orang yang ada dalam organisasi dan mengambil yang terbaik
Universitas Sumatera Utara
dari populasi yang bervariasi di luar organisasi. Disebabkan perubahan kependudukan tenaga kerja, manajemen sumber daya manusia harus
memaksimalkan kapabilitas sumber daya manusia yang bervariasi. Ditambahkan, praktisi sumber daya manusia haruslah orang-orang yang meyakinkan semua
tenaga kerja tanpa melihat latar belakang mereka, menyediakan kesempatan untuk mengembangkan kapabilitas mereka ”sebagaimana dikemukakan oleh Mathis dan
Jackson 2002:29. Begitu juga dengan pemerintahan, apabila di dalamnya terdapat sumber daya manusia yang berkualitas tentu akan menjadikan daerah
tersebut berjaya. Bagi perekonomian negara, kejayaan suatu pemerintahan akan menjadikan perekonomian suatu negara lebih baik. Oleh karena itu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kinerja dalam bisnis Kuratko dan Hodgets, 1998:87.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan pengelolaan orang didalam organisasi secara optimal agar kinerja organisasi pun seperti yang diharapkan.
Asumsi yang lahir dari manajemen sumber daya manusia adalah bahwa manusia memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan,
dorongan, daya dan karsa. Semua potensi ini mempengaruhi upaya organisasi dalam pencapaian tujuannya. Bagaimana bagusnya rumusan tujuan dan rencana
organisasi, maka akan sia – sia jika unsur sumber daya manusia tidak dikelola secara profesional.
Ada beberapa definisi yang dapat digunakan untuk mendefinisikan manajemen sumber daya manusia. Menurut Stoner 2002:20 “Manajemen
Universitas Sumatera Utara
Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang – orang yang tepat
untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya”.
Menurut Handoko 2000:47: Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penarikan, seleksi,
pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan organisasi. Untuk itu
manajemen sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional dan baik agar dapat terwujudnya kesinambungan antara kebutuhan pegawai dengan
tuntutan perkembangan teknologi dan lingkungan serta kemampuan organisasi. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama suatu organisasi
agar dapat berkembang secara produktif dan wajar.
Menurut Mathis dan Jackson 2002:4 “manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasi untuk
menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat seseorang untuk mewujudkan sasaran suatu organisasi.
Dari pengertian – pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu gerakan pengakuan terhadap
pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang potensial dan perlu dikembangkan sehingga mampu memberikan dampak yang optimal terhadap
kinerja organisasi. Proses manajemen yang akan dibahas dalam hal ini, menekankan pada:
a. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses dimana manajer menjamin bahwa organisasi memiliki jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat,
dan pada saat yang tepat, yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas –
Universitas Sumatera Utara
tugas yang akan menolong organisasi tersebut mencapai sasaran secara keseluruhan secara efektif dan efisien. Dalam pengertian praktis, bahwa semua
manajer harus memastikan bahwa semua pekerjaan dalam area tanggung jawab mereka selalu diisi dengan orang – orang yang berkemampuan yang dapat
melakukannya secara tepat. Menurut Dessler 1997 mendefinisikan perencanaan pekerjaan sebagai
proses memformulasi rencana – rencana untuk mengisi lowongan masa depan berdasarkan pada suatu analisis dari posisi yang diharapkan yang dapat diisi oleh
calon yang berasal dari dalam ataupun luar organisasi. Agar pemenuhan jumlah dan kualitas tenaga kerja dapat tercapai, maka
proses perencanaan harus diarahkan pada tujuan utama dari perencanaan itu sendiri. Ada tiga macam tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan SDM, yaitu
: 1 menjamin adanya jumlah dan kualitas SDM sesuai dengan waktu yang dibutuhkan, 2 dapat meningkatkan pendayagunaan SDM, dan 3 meningkatkan
SDM dan memberikan kepuasan kerja.
b. Perekrutan Sumber Daya Manusia
Penarikan recruitment SDM merupakan suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai melalui
beberapa tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber – sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga yang diperlukan, proses
seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan SDM bertujuan untuk menyediakan sumber daya manusia yang cukup agar manajer dapat memilih
sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan.
Universitas Sumatera Utara
Agar hasil dari perekrutan dapat dikatakan berhasil atau efektif, maka terdapat empat indikator untuk menunjukkan efektifitas dari perekrutan SDM,
yaitu : a jumlah kuantitas pelamar mencukupi, b kualitas pelamar menunjukkan persyaratan yang dibutuhkan, c biaya per pelamar yang direkrut, d
waktu yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan yang kosong.
c. Seleksi Sumber Daya Manusia
Seleksi adalah suatu proses untuk memilih individu yang memiliki kualifikasi sesuai dengan persyaratan untuk mengisi jabatan didalam organisasi. Proses
seleksi bertujuan untuk menyesuaikan antara kemampuan dan ketrampilan sumber daya manusia yang tertulis dalam lamaran kerja dan apa yang dibutuhkan
organisasi. Proses seleksi yang baik akan memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan sebuah organisasi. Oleh karena itu seleksi harus
didasarkan pada standar yang jelas. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dasar kebijaksanaan dalam mengadakan seleksi sumber daya manusia adalah :
mengadakan seleksi dengan cara yang paling efektif dan dengan biaya serendah – rendahnya untuk mendapatkan tenaga kerja yang sebaik – baiknya Manulang :
1981.
d. Sosialisasi atau Orientasi
Orientasi atau Sosialisasi merupakan program yang didesain untuk membekali karyawan baru dengan informasi yang diperlukan agar dapat berfungsi
secara baik dan efektif dalam organisasi Stoner dkk ; 1995. Lebih jauh orientasi ditujukan untuk memperkenalkan sumber daya manusia pada tiga hal yang utama,
yaitu : 1 informasi umum mengenai kerja rutin sehari – hari, 2 tinjauan sejarah
Universitas Sumatera Utara
organisasi, tujuan, operasi, dan produk atau jasa, 3 kebijakan organisasi, peraturan kerja, dan tunjangan.
e. Pelatihan dan Pengembangan
Istilah pelatihan training mengacu pada serangkaian kegiatan yang memberikan peluang untuk mendapatkan dan meningkatkan keterampilan yang
berkaitan dengan pekerjaan. Program pelatihan diberikan kepada karyawan yang baru maupun karyawan yang telah ada, tujuannya adalah untuk menghadapi
situasi – situasi yang berubah. Sementara itu program pengembangan development dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan untuk pekerjaan
masa depan. Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan
manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan umum.
Menurut Pigors dan Myers 1961:33 Pendidikan dan Pelatihan merupakan upaya untuk pengembangan SDM,
terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga
yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau ketrampilan pekerja yang sudah
menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.
Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan atau need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu :
analisis organisasi, analisis pekerjaan, dan analisis pribadi.
f. Penilaian Prestasi
Prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Tujuan penilaian prestasi kerja adalah untuk
Universitas Sumatera Utara
mengetahui apakah sumber daya manusia yang ada telah bekerja sesuai dengan standar – standar yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen sumber daya manusia adalah menetapkan kebijaksanaan organisasi
untuk dapat meningkatkan kontribusi atau peranan lain. Manajemen sumber daya manusia berusaha untuk meningkatkan efektivitas perusahaan melalui
kebijaksanaan, prosedur dan metode yang digunakan untuk mengelola orang – orang dalam organisasi tersebut.
Menurut Martoyo 1992:84 Setiap organisasi apapun bentuknya senantiasa akan berupaya dapat
tercapainya tujuan organisasi yang bersangkutan dengan efektif dan efisien. Efisiensi maupun efektivitas organisasi sangat tergantung pada baik dan
buruknya pengembangan sumber daya manusiaanggota organisasi itu sendiri. Ini berarti bahwa sumber daya manusia yang ada dalam organisasi tersebut
secara proporsional harus diberikan pendidikan dan latihan yang sebaik – baiknya, bahkan harus sesempurna mungkin.
3. Partisipasi Anggaran
a. Pengertian Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis ; yang meliputi seluruh kegiatan lembaga, yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter, dan
berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang Warsito,2005:2. Mardiasmo 2002:61 menyatakan bahwa “anggaran merupakan pernyataan
mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial sedangkan penganggaran adalah proses
atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran”. Sementara menurut Bastian 2005:163 “anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan perkiraan
Universitas Sumatera Utara
penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau periode mendatang.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, “anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan
belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode”. Widjaja
1995:1 menyebutkan anggaran adalah : “ungkapan keuangan dari program kerja untuk mencapai sasaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan”. Penulis lain
mendefinisikan, “anggaran adalah rencana kegiatan keuangan yang berisi perkiraan belanja dalam suatu periode dan sumber pendapatannya” Bahtiar,
2002:14. Penganggaran budgeting merupakan aktivitas mengalokasikan sumber daya
keuangan yang terbatas untuk pembiayaan belanja negara yang cenderung tanpa batas. Penganggaran merupakan aktivitas yang terus menerus dari mulai
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pelaporan, dan pemeriksaan. Proses ini dikenal sebagai siklus anggaran budget cycle. Siklus ini tidak berjalan secara
estafet, tetapi mengalami proses secara simultan. Ketika anggaran masih dilaksanakan dan belum dibuat pelaporan, proses perencanaan dan penyusunan
telah dimulai. Disinilah terjadi kesulitan untuk memanfaatkan pelaporan dan hasil pemeriksaan untuk dipakai sebagai masukan dalam proses penyusunan anggaran.
Menurut Bastian 2005:164, anggaran berfungsi sebagai berikut : 1
anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja, 2
anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang,
Universitas Sumatera Utara
3 anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai
unit kerja dan mekanisme kerja antara atasan dan bawahan, 4
anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja, 5
anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapaian visi organisasi,
6 anggaran merupakan instrumen politik,
7 anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.
Beberapa fungsi anggaran dalam manajemen organisasi sektor publik menurut Nordiawan 2006:48 antara lain sebagai: alat perencanaan,
pengendalian, kebijakan, politik, koordinasi dan komunikasi, penilai kerja, serta komunikasi.
1 Anggaran sebagai alat perencana
Dengan adanya anggaran, organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan ke arah mana kebijakan dibuat.
2 Anggaran sebagai alat pengendalian
Dengan adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menghindari adanya pengeluaran yang terlalu besar overspending atau adanya
penggunaan dana yang tidak semestinya misspending.
3 Anggaran sebagai alat kebijakan
Melalui anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebijakan tertentu. Contohnya adalah apa yang dilakukan pemerintah
dalam hal kebijakan fiskal, apakah melakukan kebijakan fiskal ketat atau longgar dengan mengatur besarnya pengeluaran yang direncanakan.
4 Anggaran sebagai alat politik
Dalam organisasi sektor publik, melalui anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalam melaksanakan program-program yang telah dijanjikan.
5 Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi
Melalui dokumen anggaran yang komprehensif sebuah bagian atau unit kerja atau departemen yang merupakan suborganisasi dapat mengetahui
apa yang harus dilakukan dan juga apa yang dilakukan oleh bagian unit kerja lainnya.
6 Anggaran sebagai alat penilai kerja
Anggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu aktifitas maupun terpenuhinya efisiensi biaya.
7 Anggaran sebagai alat komunikasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan menjadikan nilai-nilai nominal yang tercantum sebagai target pencapaian. Dengan
catatan, anggaran akan menjadi alat motifasi yang baik jika memenuhi “menantang tetapi masih mungkin untuk dicapai”. Maksudnya adalah
suatu anggaran itu hendaknya tidak terlalu tinggi jangan terlalu rendah.
Universitas Sumatera Utara
b. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran
Proses penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam kepmendagri nomor 13 tahun 2006 membuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang
dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah atau unit kerja. Secara umum dapat diterangkan bahwa anggaran daerah
disusun berdasarkan rencana kerja daerah yang telah disusun baik rencana kerja jangka panjang RKJP, rencana kerja jangka menengah RPJM, dan rencana
kerja pembangunan daerah RKPD. Pada tingkat SKPD, anggaran juga disusun berdasarkan rencana jangka menengah SKPD yang sering disebut renstra SKPD.
Renstra SKPD dan RKPD menjadi acuan bagi SKPD untuk menyusun rencana kerja renja SKPD. Menurut Kepmendagri No. 13 Tahun 2006, Pasal 10, Kepala
SKPD selaku pejabat pengguna anggaranpengguna barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 3 huruf c mempunyai tugas, yaitu :
a. menyusun RKA-SKPD,
b. menyusun DPA-SKPD,
c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran belanja, d.
melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya, e.
melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran, f.
melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak, g.
mengadakan ikatanperjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan,
h. menandatangani SPM,
i. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya, j.
mengelola barang milik daerahkekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya,
k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya,
l. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya,
m. melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaranpengguna barang lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah, dan n.
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
Universitas Sumatera Utara
Supomo dan Indrianto 1998 menyatakan bahwa “partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses dimana individu terlibat dalam
penyusunan target anggaran, lalu individu terlibat dievaluasi kinerjanya dan memperoleh penghargaan berdasarkan target anggaran”. SKPD mengikuti
pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran dalam menyiapkan dokumen rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah RKA-SKPD. Isi dari
pedoman RKA-SKPD ini yaitu : 1
prioritas dan plafon anggaran PPA yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan,
2 sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD
berkenaan sesuai dengan standar pelayanan yang diterapkan, 3
batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD, 4
hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan
akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja,
5 dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD,
format RKA-SKPD, analisis standar belanja, dan standar satuan harga. Dokumen pelaksanaan anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-
SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. PPA
adalah program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan
Universitas Sumatera Utara
kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA- SKPD setelah disepakati oleh DPRD. Rencana kerja dan anggaran SKPD
selanjutnya adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan serta rencana pembiayaan
sebagai dasar penyusunan APBD.
4. Kinerja SKPD
SKPD adalah unit kerja Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas
mengelola anggaran dan barang daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala
Satuan Kerja dan bertanggung jawab atas aktivitas entitasnya. Pengukuran kinerja secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik, sehingga upaya perbaikan
secara terus menerus akan mencapai keberhasilan di masa mendatang. Menurut Bastian 2005:74 kinerja adalah “gambaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatanprogramkebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Bastian 2006:267, “Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif
dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator masukan inputs,
keluaran outputs, hasil outcomes, manfaat benefits, dan dampak impacts. Mahsun 2006:198, mengungkapkan bahwa :
Pengukuran kinerja pemerintah daerah diarahkan pada masing-masing Satuan Kerja yang telah diberi wewenang mengelola Sumber daya
sebagaimana bidangnya. Setiap satuan kerja adalah pusat pertanggung jawaban yang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Dengan demikian
perumusan indikator kinerja tidak bisa seragam untuk diterapkan pada semua satuan kerja yang ada. Namun demikian, dalam pengukuran kinerja
setiap satuan kerja ini harus tetap dimulai dari pengidentifikasian visi, misi, falsafah, kebijakan, tujuan, sasaran, program, anggaran, serta tugas
dan fungsi yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
Stout 1993 dalam Bastian 2005:275, mengungkapkan “pengukuranpenilaian kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur
pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi mission accomplishment melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk , jasa,
ataupun suatu proses”. Lain halnya menurut Bastian 2006:276, “aspek yang diukur dalam pengukuran kinerja adalah aspek finansial, kepuasan pelanggan,
operasi dan bisnis internal, kepuasan pegawai, kepuasan komunitas, dan shareholdersstakeholders, serta waktu”.
Lebih lanjut Bastian 2006:267 menjelaskan bahwa syarat-syarat indikator kinerja adalah sebagai berikut :
a. spesifik, jelas, serta tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi,
b. dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif dan relevan, c.
dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, proses keluaran, hasil, manfaat, dan
dampak,
d. harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahanpenyesuaian
pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan efektif.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian sejenis yang digunakan sebagai tinjauan penelitian terdahulu dalam penelitian ini meliputi penelitian yang dilakukan oleh Azhar 2007 yang meneliti
mengenai Pengaruh Sumber Daya Manusia dan Perangkat Pendukungnya terhadap keberhasilan penerapan Permendagri 13 tahun 2006 Pemerintah Kota
Langsa, Anggraini 2009 meneliti mengenai Pengaruh Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan
Kabupaten Labuhan Batu, Refikha 2009 mengenai Pengaruh partisipasi
Universitas Sumatera Utara
anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai dan Elsa F.S 2009 mengenai Pengaruh partisipasi anggaran dan
komitmen organisasi terhadap Peningkatan SKPD di Kota Padang Panjang Tinjauan Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1. Azhar 2007
Pengaruh Sumber Daya Manusia
dan Perangkat Pendukungnya
terhadap keberhasilan
penerapan Permendagri 13
tahun 2006 Pemerintah Kota
Langsa. Dependen
variabel:Keberh asilan
Permendagri 13. Independen
variable: Sumber Daya
Manusia dan Perangkat
Pendukungnya Sumber daya
manusia dan perangkat
pendukungnya mempunyai
pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap
keberhasilan penerapan
Permendagri 13 tahun 2006.
2. Rafika
Anggraeni 2009
Pengaruh Partisipasi
Anggaran Dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kinerja
SKPD Pemerintahan
Kabupaten Labuhan Batu
Dependen variabel:
Partisipasi Anggaran Dan
Komitmen Organisasi
Independen variable:
Kinerja SKPD secara parsial
partisipasi anggaran tidak
berpengaruh terhadap kinerja
SKPD, sedangkan
komitmen organisasi juga
tidak berpengaruh
terhadap kinerja SKPD
partisipasi anggaran dan
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual