Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama – sama
terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya :
Ho : b
1
= b
2
= 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b
1
, b
2
, ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas 0.10, maka Ha diterima Jika probabilitas 0.10, maka Ha ditolak
b. Uji Signifikan Parsial Uji – t
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial
terhadapn variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah :
Ho : b
1
= 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b
1
≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan : Jika probabilitas 0.10, maka Ha diterima
Jika probabilitas 0. 10, maka Ha ditolak
Universitas Sumatera Utara
c. Koefisien determinan R²
Pengujian koefisien determinan R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik
turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu 0
≤ R² ≤ 1. Hal ini berarti R²=0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin
besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R² semakin kecil mendekati nol maka dapat
dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian 1. Gambaran Umum Pemerintahan Kabupaten Langkat
a. Sejarah singkat Pemerintahan Kabupaten Langkat
Kesultanan langkat adalah salah satu Kesultanan Melayu yang ada di Sumatera. Pada masa pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus
keresidenan dan kesultanan kerajaan dengan pimpinan pemerintah yang disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten. Pada
awal kemerdekaan Republik Indonesia Sumatera oleh seorang gubernur yaitu Mr.T.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan
dengan asisten residen atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati.
Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur NST yang
berkedudukan di Binjai dengan kepala pemerintahannya Wan Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di Pangkalan Brandan,
dipimpin oleh Tengku Ubaidulah. Berdasarkan PP No. 7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur
rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya Bupati Netap Bukit. Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka kabupaten Langkat dibagi menjadi 3
tiga kewedanan yaitu :
Universitas Sumatera Utara