nilai Cronbach Alpha 0,80. Tabel 4.5 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha 0,80. maka setiap variabel dinyatakan reliabel.
B. Uji Asumsi Klasik 1. Pengujian Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk melihat normalitas residual penulis
menganalisis grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan juga menganalisis
probabilitas plot yang menbandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.
Hipotesis: 1.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2 .Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normal.
Universitas Sumatera Utara
Regression Standardized Residual
3 2
1 -1
-2 -3
F re
q u
e n
c y
25 20
15 10
5
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E xp
ec te
d C
u m
P ro
b
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Gambar 4.1 Histogram Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010
Interpretasi dari Gambar 4.1, menunjukkan bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal.
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010. Gambar 4.2 Normal P- P Plot of Regression Standardized Residual
Pada Gambar 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa data- data titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena
itu, berdasarkan Gambar 4.2 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa data telah memenuhi uji normalitas.
Universitas Sumatera Utara
Uji Kolmogorov Smirnov 1 Sample KS dilakukan untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal, dengan melihat data
residual apakah berdistribusi normal Situmorang, dkk, 2008: 59.
Menentukan kriteria keputusan: 1.
Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed 0,05 maka tidak mengalami gangguan distribusi normal.
2. Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed 0,05 maka mengalami gangguan
distribusi normal.
Tabel 4.6 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardi zed Residual
N 96
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,10807833
Most Extreme Differences
Absolute ,158
Positive ,119
Negative -,158
Kolmogorov-Smirnov Z 1,545
Asymp. Sig. 2-tailed ,057
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 15.0,
2010
Pengambilan keputusan: Pada Tabel 4.6 terlihat bahwa Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,057 dan
diatas nilai signifikan 5 0,05, dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
R e
g re
s s
io n
S tu
d e
n ti
ze d
R e
s id
u a
l
3 2
1
-1 -2
-3
2. Pengujian Heterokedastisitas
Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain,
heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varians yang konstan. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat pola
diagram pencar yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi.
a. Model grafik
Hipotesis: 1
Jika diagram pencar yang ada membentuk pola- pola tertentu yang teratur maka regrasi mengalami gangguan heterokedastisitas.
2 Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola- pola tertentu
yang teratur maka regrasi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. 3 Scatterplot Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2009
Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
b. Model Glejser
Menentukan kriteria keputusan: 1.
Jika nilai signifikan 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
2. Jika nilai signifikan 0,05, maka mengalami gangguan
heterokedastisitas.
Tabel 4.7 Uji Glejser
Coefficientsa
Mode l
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std.
Beta B
Std.
Universitas Sumatera Utara
Error Error
1 Constant
-2,526 ,979
-2,581 ,201
Kualitas -,038
,045 -,088
-,835 ,406
Tarifsms ,244
,055 ,468
4,444 ,150
a Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010 Pada Tabel 4.7 tampak bahwa signifikasi variabel bebas lebih besar dari 0,05,
maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
3. Pengujian Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya
masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.8
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas
a Dependent Variable: loyalitas Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010
Hasil pengujian:
Pedoman suatu model regresi yaitu bebas multikolinieritas adalah dengan melihat Variance Inflation Factor VIF 5 maka variabel ada masalah
multikolinieritas, dan jika VIF 5 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas. Mo
del Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance
VIF B
Std. Error
1 Constant
1,072 1,599 ,671
,504 Kualitas
,324 ,074
,408 4,383
,000 ,787
1,271 tarifsms
,284 ,090
,296 3,175
,002 ,787
1,271
Universitas Sumatera Utara
Jika Tolerance 0,1 maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika Tolerance 0,1 maka variabel tidak terdapat masalah multikolinieritas Pada
Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai VIF 5 dan Tolerance 0,1 maka tidak ditemukan masalah multikolinieritas dalam penelitian ini.
C. Analisis Data