Dengan memperpendek jam kerja harian akan menghasilkan kenaikan output per jam, sebaliknya dengan memperpanjang jam kerja harian akan memperlambat kecepatan tempo
kerja yang akhirnya berakibat pada penurunan prestasi kerja perjamnya. Misalnya tidak hanya akan memberikan hasil yang meragukan, tetapi juga akan diikuti dengan meningkatnya absen
karena sakit atas rasas lelah yang berlebihan. Jam kerja 8 jam hari sulit untuk dilampaui tanpa menimbulkan efek-efek negatif terhadap fisik manusia.
Penambahan jam kerja hanya bisa ditoleransi untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu, ringan non fisik dan banyak memiliki kesempatan untuk istirahat. Pengaturan jadwal kerja harian
sebesar 8 jam per hari sudah merupakan hasil yang optimal. Meskipun dalam hal ini pemberian waktu istirahat masih diperlukan dan bisa disisipkan diantara kurun waktu 8 jam tersebut.
2.2.6. Pengaturan Jadwal Istirahat dalam suatu Periode Hari Kerja
Pemberian istirahat pada dasarnya diperlukan untuk memulihkan kesegaran fisik ataupun mental bagi diri manusia pekerja. Jumlah total waktu yang dibutuhkan untuk istirahat berkisar
rata-rata 15 dari total waktu kerja. Tetapi besar kecilnya presentase tersebut juga dapat tergantung pada tipe pekerjaannya.
Untuk pekerjaan normal fisik berat kerja berat kasar, presentase waktu istirahat yang diperlukan bisa mencapai 30. Bekerja dengan frekwensi istirahat yang sering akan lebih baik
dibandingkan dengan yang jarang. Beberapa kali melakukan istirahat pendek 3 : 5 menit akan memberikan hasil yang lebih baik ditinjau dari output yang dihasilkan maupun efek terhadap
fisik tubuh daripada diberikan sekaligus istirahat dalam jangka waktu panjang.
2.2.7. Akibat Kelelahan Kerja
Kelelahan dapat kita ketahui dari gejala-gejala atau perasaan yang sering timbul. Menurut Suma’mur 1996 ada 30 gejala kelelahan yang terbagi dalam 3 tiga kategori, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Terjadinya pelemahan kegiatan
Perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki terasa berat, menguap, pikiran kacau, mengantuk, mata berat, kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam
berdiri dan merasa ingin berbaring.
2. Terjadinya pelemahan motivasi
Merasa susah berpikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang, kepercayaan, cemas
terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, dan tidak tekun dalam pekerjaan.
3. Gambaran kelelahan fisik akibat keadaan umum
Sakit kepala, kekakuan bahu, nyeri di punggung, pernafasan seperti tertekan, haus, suara serak, merasa pening, spasme dari kelopak mata, tremor pada anggota badan, dan merasa
kurang sehat. Oleh karenanya terjadi kecenderungan meningkatnya absenteisme terutama mangkir
kerja jangka pendek, sebabnya adalah kebutuhan untuk beristirahat lebih banyak atau
meningkatnya angka sakit. 2.2.8. Penanggulangan Kelelahan Kerja
1. Lingkungan kerja bebas dari zat berbahaya, penerangan memadai, pengaturan udara yang
adekuat, bebas dari kebisingan, getaran, serta ketidaknyamanan. 2.
Waktu kerja diselingi istirahat pendek dan istirahat untuk makan. 3.
Kesehatan umum dijaga dan dimonitor. 4.
Pemberian gizi kerja yang memadai sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja. 5.
Beban kerja berat tidak berlangsung terlalu lama.
Universitas Sumatera Utara
6. Tempat tinggal diusahakan sedekat mungkin dengan tempat kerja, kalau perlu bagi tenaga
kerja dengan tempat tinggal jauh diusahakan transportasi dari perusahaan. 7.
Pembinaan mental secara teratur dan berkala dalam rangka stabilitas kerja dan kehidupannya. 8.
Disediakan fasilitas rekreasi, waktu rekreasi dan istirahat dilaksanakan secara baik. 9.
Cuti dan liburan diselenggarakan sebaik-sebaiknya. 10.
Diberikan perhatian khusus pada kelompok tertentu seperti tenaga kerja beda usia, wanita hamil dan menyusui, tenaga kerja dengan kerja gilir di malam hari, tenaga baru pindahan.
11. Mengusahakan tenaga kerja bebas alkohol, narkoba, dan obat berbahaya.
2.3.Shift Kerja
Seseorang akan berbicara mengenai shift kerja bila dua atau lebih pekerja bekerja secara berurutan pada lokasi pekerjaan yang sama. Bagi seorang pekerja, shift kerja berarti berada pada
lokasi kerja yang sama, baik teratur pada saat yang sama shift kerja kontinyu atau pada waktu yang berlainan shift kerja rotasi.
Shift kerja berbeda dengan hari kerja biasa, dimana pada hari kerja biasa pekerjaan dilakukan secara teratur pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan shift kerja
dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk memenuhi jadwal 24 jam hari. Biasanya perusahaan yang berjalan secara kontinyu yang menerapkan aturan shift kerja hari ini.
Bekerja dalam perputaran waktu dapat diatur dalam banyak cara. Bagi industri manufaktur dan jasa, cara yang umum digunakan adalah membagi 24 jam menjadi 3 shift dengan
panjang yang sama. Di Inggris dan Eropa biasanya diterapkan dari pukul 06.00 sampai 14.00 shift pagi, 14.00 sampai 20.00 shift sore, dan 20.00 sampai 06.00 shift malam – atau satu
jam bisa 2 jam lebih dulu untuk tiap shift.
Universitas Sumatera Utara
Pekerja shift adalah sebagai seseorang yang bekerja diluar jam kerja normal dalam seminggu. Para pekerja shift termasuk mereka yang bekerja dalam tim berotasi, pekerja malam
dan mereka yang bekerja pada jam-jam yang tidak umum, minggu kerja yang tidak umum dan hari kerja yang diperpanjang. Lanfranchi, 2001
2.3.1. Karakteristik dan Kriteria Shift Kerja