Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Ergonomi

inti. Pada proses pengolahan sawit di pabrik, pekerja melakukan aktivitas lebih banyak manual daripada mesin seperti mensortir buah untuk dimasukkan ke dalam janjang kosong atau timbah buah, mengisi penguapan untuk perebusan, menarik tandan dan buah yang telah dipipil dari stripper. Hal ini berlangsung setiap hari sehingga kemungkinan hal ini dapat menyebabkan pekerja merasa lelah. Berdasarkan hal inilah peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya gambaran perasaan kelelahan pada pekerja bagian proses produksi di pabrik kelapa sawit PT. Socfin Indonesia Socfindo Kebun Mata Pao tahun 2010. 1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran perasaan kelelahan kerja pada pekerja bagian proses produksi di pabrik kelapa sawit PT. Socfin Indonesia Socfindo Kebun Mata Pao tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui gambaran perasaan kelelahan kerja berdasarkan karakteristik pekerja umur, masa kerja bagian proses produksi di pabrik kelapa sawit PT. Socfin Indonesia Socfindo Kebun Mata Pao tahun 2010. 2. Untuk mengetahui gambaran perasaan kelelahan kerja pada setiap tahapan proses produksi di pabrik kelapa sawit PT. Socfin Indonesia Socfindo Kebun Mata Pao tahun 2010. Universitas Sumatera Utara 3. Untuk mengetahui gambaran perasaan kelelahan kerja berdasarkan shift kerja pada bagian proses produksi di pabrik kelapa sawit PT. Socfin Indonesia Socfindo Kebun Mata Pao tahun 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan pada pihak pekerja mengenai masalah perasaan kelelahan kerja yang dialami untuk meningkatkan kenyamanan dalam bekerja pada pekerja bagian proses produksi di pabrik kelapa sawit PT. Socfin Indonesia Socfindo Kebun Mata Pao. 2. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam melakukan penelitian khususnya mengenai perasaan kelelahan kerja. 3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ergonomi

Faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan tenaga kerja berhubungan dengan ergonomi, yaitu : sikap dan cara kerja, kegelisahan kerja, beban kerja yang tidak adekuat, monotonnya pekerjaan, jam kerja yang tidak sesuai, pekerjaan yang berulang-ulang. Pengaruh- pengaruh tersebut berkumpul di dalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah. Perasaan ini dapat mengakibatkan seseorang berhenti bekerja. Interaksi antara manusia, alat dan bahan, serta lingkungan kerja menimbulkan beberapa pengaruh terhadap tenaga kerja. Pengaruh atau dampak negatif sebagai hasil samping proses industri merupakan beban tambahan dari tenaga kerja yang bisa menimbulkan kelelahan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya beban tambahan lingkungan kerja, yaitu : 1. Faktor fisik, meliputi penerangan, kebisingan, vibrasi mekanis, iklim kerja dan radiasi. 2. Faktor kimia, meliputi gas, uap, debu, kabut fume, asap, awan, cairan dan benda padat. 3. Faktor biologis, meliputi tumbuhan dan hewan. 4. Faktor fisiologis, meliputi konstruksi mesin, sikap dan cara kerja. 5. Faktor psikologis, meliput i suasana kerja, hubungan antara pekerja atau dengan atasan. Depnaker, 2004 Pembebanan otot secara statis static muscular loadingjika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan Repetition Strain Injuries RSI, yaitu nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang bersifat berulang repetitive. Selain itu karakteristik kelelahan akan meningkat dengan semakin lamanya pekerjaan yang Universitas Sumatera Utara dilakukan, sedangkan menurunnya rasa lelah recovery adalah didapat dengan memberikan istirahat yang cukup. Nurmianto, 2003 Sikap atau posisi tubuh dalam bekerja memiliki hubungan yang positif dengan timbulnya kelelahan kerja. Tidak peduli apakah pekerja harus berdiri, duduk, atau dalam sikap posisi kerja yang lain, dimana pertimbangan-pertimbangan ergonomik yang berkaitan dengan sikap posisi kerja akan sangat penting. Suma’mur, 1999 Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan sikap dan posisi tertentu yang kadang-kadang cenderung untuk tidak mengenakkan. Kondisi kerja seperti ini memaksa pekerja selalu berada pada sikap dan posisi kerja yang tidak nyaman dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, melakukan banyak kesalahan, dan menderita cacat tubuh. Wignjosoebroto, 2003 Sikap tubuh dalam bekerja harus memperhatikan : 1. Senantiasa diupayakan agar semua pekerjaan dilaksanakan dengan sikap duduk dan sikap berdiri yang bergantian. 2. Segala posisi dan sikap tubuh yang tidak alami dihindarkan atau diusahakan agar bebas statis sekecil-kecilnya. Fikri, 2002

2.2. Kelelahan Kerja