Tahap Exposition Cerita Calon Arang Karya Pramoedya Ananta Toer: Analisis Sosiosastra

- 54 -

a. Tahap Exposition

Pada tahapan expositon ini, pengarang menceritakan dan memaparkan mengenai bagaimana keadaan tempat serta pelaku cerita. Tempat itu adalah negera Daha yang dipimpin oleh seorang Sri Baginda Raja Erlangga yang bijaksana. Daha merupakan tempat terjadinya peristiwa dalam cerita ini berlangsung. Adalah sebuah negara. Daha namanya. Daha yang dahulu itu kini bernama Kediri. Negara itu berpenduduk banyak. Dan rata-rata penduduk makmur. Panen pak tani selalu baik, karena tanaman jarang benar diganggu oleh hama. Tiap-tiap sore anak-anak muda berlatih keprajuritan di alun-alun. Dan adakalanya diadakan pertandingan antara seorang bakal perwira dengan seekor banteng yang digalakkan. Negara Daha termasyhur aman. Tak ada kejahatan yang terjadi. Karena tiap orang hidup makmur , cukup makan dan cukup pakaian. Karena makmurnya itu, makanan penduduk teratur, dan karena itu pula tak ada penyakit terjangkit Cerita Calon Arang, 2003: 9. Di negara Daha ini juga terdapat dusun yang bernama dusun Girah. Pengarang juga menggambarkan mengenai dusun ini. Di dusun inilah tempat tinggal tokoh pelaku utama dalam cerita ini. Di dusun inilah terjadi konflik antara dua kekuatan yang berbeda. Menurut riwayat adalah sebuah dusun dalam negara Daha. Girah namanya. Penduduk daha takut benar mendengar nama dusun itu. Sebab di sana tinggal seorang janda. Calon Arang namanya Cerita Calon Arang, 2003: 11. Kemudian pada tahap ini pengarang menceritakan mengenai beberapa pelaku yang mendukung peristiwa dalam cerita ini, yaitu Calon Arang yang merupakan pelaku atau tokoh utama dalam cerita ini. Calon Arang seorang perempuan setengah tua. Ia mempunyai anak perawan yang berumur lebih dari 25 tahun. Ratna Manggali namanya. Calon Arang ini memang buruk kelakuannya. Ia senang menganiaya sesama manusia, membunuh, dan menyakiti. Calon Arang berkuasa. Is tukang teluh dan punya ilmu ajaib untuk membunuh orang. Sebagai pendeta perempuan pada Candi Dewi Durga banyak sekali murid dan pengikutnya. Ia seorang dukun yang banyak mantranya. Dan matra-mantranya itu Universitas Sumatera Utara - 55 - manjur belaka. Itulah sebabnya tak ada orang berani padanya Cerita Calon Arang, 2003: 11. Pada bagian awal cerita juga diceritakan mengenai pelaku lain yaitu Empu Baradah yang juga merupakan pelaku utama dalam cerita ini yang akhirnya mampu menaklukkan kekuatan Calon Arang dengan kekuatan dan kepandaiannya. Pada waktu itu ada seorang pertapa. Ia bergelar Empu. Ia bernama Empu Baradah. Empu Baradah orang yang saleh dan taat benar pada agamanya. Ia selalu bertakwa pada dewanya. Sudah lama ia berasrama di Lemah Tulis, dan di sana pula ia tinggal. Karena Sang Empu sangat taat pada agamanya, penduduk dusun sujud belaka padanya. Lagipula ia selalu ramah, senang menolong orang sengsara, dan tidak pernah menolak bila orang datang minta tolong Cerita Calon Arang, 2003: 15. Demikian tahap exposition yang tergambar dalam novel Cerita Calon Arang ini. Pengarang membuat perkenalan pada awal cerita yang berupa informasi mengenai pelaku cerita yang sangat mendukung jalannya peristiwa demi peristiwa dalam cerita ini sehingga pembaca tertarik membaca kelanjutan ceritanya. Kemudian cerita berlanjut pada pertentangan yang terjadi akibat kekuatan dan perbuatan jahat yang dilakukan Calon Arang dan pengikutnya.

b. Tahapan Inciting Force