Metode Analisis Data Tema

- 33 - Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam membedakan setiap masalah yang akan dibahas.

3.2 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu mendeskripsikan data dari kartu data secara sistematis kemudian dilanjutkan dengan penganalisisan data berdasarkan masalah yang ditawarkan yaitu mulai dari masalah intrinsik, kemudian dilanjutkan dengan masalah ekstrinsik dan diakhiri dengan kesimpulan. Universitas Sumatera Utara - 34 - BAB IV ANALISIS STRUKTURAL TERHADAP NOVEL CERITA CALON ARANG KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

4.1 Tema

Tema merupakan gagasan dasar atau ide pokok yang mendasari seorang pengarang dalam menciptakan karyanya. Suatu kreasi atau suatu karya sastra tidak akan tercipta tanpa adanya gagasan yang mendahuluinya. Pengarang memiliki ide dan mengangkat permasalahan kehidupan menjadi tema yang diungkapkan kembali dengan daya imajinasi yang tinggi ke dalam bentuk cerita rekaan atau fiksi. Dengan demikian, tema merupakan unsur penting bagi pengarang untuk menghasilkan karyanya. Begitu juga dengan pembaca, tema merupakan unsur yang mengantar kepada suatu pesan dari cerita yang dibacanya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Sumardjo dan Saini K.M 1997: 56: Tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan mau sekedar bercerita, tetapi mau mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau dikatakannya itu bisa suatu masalah kehidupan, pandangan hidupnya tentang kehidupan ini atau komentar tentang kehidupan ini. Kejadian dan perbuatan tokoh cerita, semuanya didasari oleh ide pengarang tersebut. Nurgiyantoro 1995: 25 mengatakan “Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Ia selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius, dan sebagainya. Dalam hal tertentu, sering tema dapat disinonimkan dengan ide atau tujuan utama cerita”. Selanjutnya, Stanton dalam Nurgiyantoro, 1995: 70 menyatakan “Tema adalah makna sebuah cerita yang khusus menerangkan sebagian beasar unsurnya dengan cara yang sederhana. Tema menurutnya, kurang lebih dapat bersinonim dengan ide utama”. Jadi, melalui tema tersebut dapat diketahui apa yang menjadi gagasan dasar yang ingin disampaikan seorang pengarang kepada pembacanya yang terdapat dalam sebuah karya fiksi sesuai pengalaman dan pengamatan dengan lingkungan. Tema itu merupakan gagasan yang berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara - 35 - makna. Artinya, tema ini adalah tujuan utama dari cerita. Tujuan ini merupakan sesuatu yang membuat karya sastra lebih penting dari sekedar bacaan hiburan saja. Sudjiman 1987: 50 menyatakan “Tema cerita dapat dinyatakan secara eksplisit langsung, secara simbolik, dan juga dapat terungkap melalui dialog para tokoh”. Selanjutnya Sudjiman 1987: 50 menyatakan “Tema yang banyak dijumpai dalam karya sastra yang bersifat didaktis adalah pertententangan buruk dan baik. Secara lebih konkret tema pertentangan baik dan buruk ini dinyatakan dalam bentuk kebohongan melawan kejujuran, kelaziman melawan keadilan, korupsi melawan hidup sederhana”. Sudjiman menambahkan 1987: 51 “Tema bahkan dapat menjadi faktor pengikat peristiwa-peristiwa cerita dalam satu alur”. Jadi, dapat dikatakan bahwa tema merupakan persoalan yang mendasari seluruh perkembangan struktur cerita. Dari keterangan di atas, penulis dapat menemukan tema yang terdapat dalam novel Cerita Calon Arang karya Pramoedya Ananta Toer. Adapun tema dari novel ini adalah kejahatan, yaitu kejahatan yang dilakukan oleh Calon Arang dan murid-muridnya terhadap seluruh penduduk Dusun Girah dan Ibukota. Kejahatan ini dilakukan karena tidak ada penduduk yang suka padanya sebab Calon Arang adalah seorang pendeta jahat, terlebih lagi karena belum ada seorang pun yang mau melamar putrinya Ratna Manggali yang sudah berusia lebih dari 25 tahun. Padahal, Ratna Manggali adalah gadis yang cantik, namun karena ibunya memiliki ilmu hitam, maka tidak ada laki-laki yang berani dekat dengannya. Kejahatan ini sangat menonojol dan berkelanjutan dari awal hingga akhir cerita, sehingga mendominasi cerita. Lama-lama marahlah Calon Arang karena tak banyak orang yang suka padanya. Dari murid-muridnya itu banyak mendengar bahwa anaknya jadi buah percakapan, karena tak juga diperistri orang. Bukan main marahnya. Sifatnya yang jahat pun Universitas Sumatera Utara - 36 - tumbuhlah. Ia hendak membunuh orang sebanyak-banyaknya, supaya puaslah hatinya. Setelah niatnya pasti, dipanggil semua murid-muridnya yang terkemuka ialah Weksirsa, Mahisa Wadana, Lendesi, Larung, Guyung, dan Gandi. Semua muridnya menyetujui maksudnya” Cerita Calon Arang, 2003: 12-13. Kejahatan ini juga yang menjadi pangkal dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita ini, seperti ketakutan dan kecemasan seluruh penduduk dan Sri Baginda Erlangga yang memimpin Negara Daha. Kecemasan seluruh penduduk dapat dilihat dari kutipan berikut: anak-anak kecil dilarang orangtuanya meninggalkan rumah. Bahkan orang-orang tua pun kadang-kadang tak berani keluar rumah. Semua memuja meminta perlidungan dewa-dewa agar tetap selamat Cerita Calon Arang, 2003: 23. Selanjutnya ketakutan penduduk dapat dilihat dari kutipan berikut: Tetapi sekarang sunyi saja tanah lapang dusun itu. Bila mereka bermain dan lewatlah seorang dari murid-murid Calon Arang, larilah mereka masing-masing karena takutnya. Kalau Calon Arang atau muridnya sedang tidur, tak ada anak yang berani berseru atau tertawa-tawa. Kalau anak itu anak-anak itu berani berbuat gaduh di waktu mereka tidur, matilah ia diteluh Cerita Calon Arang, 2003: 24. Kecemasan akibat kejahatan Calon Arang dan murid-muridnya ini bukan hanya dialami oleh seluruh penduduk, tetapi juga dialami oleh pemimpin Negara Daha, yaitu Sri Baginda Erlangga. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini: Bukan main amarah Sang Baginda melihat kesengsaraan rakyatnya, disebabkan oleh kejahatan beberapa saja orang itu. Tetapi apa dayanya? Balatentaranya yang kuat dan pernah menaklukkan berbagai negeri tak bisa melawan tukang sihir yang bersenjatakan sihirnya itu. Tak habis-habisnya ia memikirkan bagaimana dapat membinasakan Calon Arang beserta murid-muridnya Cerita Calon Arang, 2003: 53 Kejahatan Calon Arang ini semakin merajalela dan menyebabkan penyakit dan kematian pada hampir seluruh penduduk. Penyakit tambah menghebat. Ratusan orang mati tiap hari. Tak sempat lagi orang menguburkan kerabat atau sahabat yang meninggal. Mayat tergolek-golek Universitas Sumatera Utara - 37 - sepanjang jalan, di dalam rumah, di sawah, bahkan di dekat-dekat istana demikian pula Cerita Calon Arang, 2003: 53. Seluruh penduduk sangat sedih, dan selalu berdoa pada dewa meminta keselamatan. Hampir setiap hari terdengar menghiba-hiba. Saban hari ada orang-orang yang masih sehat berduyun-duyun ke candi dan berdengunglah doa memohon keselamatan dari para dewa. Saban hari terdengar rintih kesakitan dan tangis tangis serta jerit kesedihan dan ketakutan. Banyak orang mengungsi meninggalkan daerah- daerah yang sudah diserbu oleh penyakit. Tetapi di tengah-tengah perjalanan mereka terserang penyakit juga dan roboh di pinggir jalan Cerita Calon Arang, 2003: 54. Kejahatan Calon Arang dan murid-muridnya ini terus berkelanjutan hingga akhirnya menumbuhkan sikap kepahlwanan Empu Baradah atas permintaan Sri Baginda Erlangga yang meminta pertolongan agar Empu Baradah mau menolong melawan penyakit yang disebarkan oleh Calon Arang dan murid-muridnya itu. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut: Segera Sri Baginda Raja memerintahkan Kanduruan. Banyak ia menasihati Kanduruan agar bersikap hormat pada Empu Baradah dan menghadap benar-benar agar pendeta yang mulia itu segera sudi turun tangan menghancurkan seluruh penyakit Cerita Calon Arang, 2003: 56. Permintaan Sri Baginda untuk melawan penyakit itu diterima oleh Empu Baradah. Kesediaan Empu Baradah untuk membebaskan penduduk dari penyakit itu dapat dilihat dari kutipan berikut: Sangat pelan katanya. Kemudian suaranya dikeraskan. “Baiklah, priyayi. Tuan lebih baik segera kembali menghadap Sri Baginda. Sembahkan pada Baginda bahwa aku, Empu Baradah, sanggup membatalkan teluh janda dari Girah yang bernama Calon Arang itu. Sembahkan juga bahwa penyakit pasti akan tumpas dan rakyat akan hidup aman kembali” Cerita Calon Arang, 2003: 57. Kemudian pada akhirnya kejahatan Calon Arang dan murid-muridnya dapat dihentikan dengan kekuatan dan kepintaran yang dimiliki oleh Empu Baradah ini. Universitas Sumatera Utara - 38 -

4.2 Tokoh