Tahapan Falling Action Cerita Calon Arang Karya Pramoedya Ananta Toer: Analisis Sosiosastra

- 60 - margasatwa pun beranak-biak dengan secepatnya. Di seluruh negeri itu hanya satu dua orang saja yang tidak kurus. Kata orang, pada waktu itu banyak setan bersuara dari angkasa, dari pohon-pohon, dari padang, dan dari mana-mana saja Cerita Calon Arang, 2003: 53-54. Karena keadaan negara yang dipimpinnya semakin gawat, maka Sri Baginda Erlangga pun sangat sedih dan marah. Oleh karena itu, ia selalu dan tidak berhenti mencari cara bagaimana caranya mengalahkan Calon Arang dan murid-muridnya agar rakyat dan negaranya hidup seperti semula.

f. Tahapan Falling Action

Tahap falling action dalam cerita ini digambarkan ketika Sri Baginda Raja Erlangga mengetahui bahwa kekuatan Calon Arang bukan dikalahkan dengan senjata, melainkan mantra juga. Sri Baginda Erlangga dan pendeta-pendeta sakti mendapat petunjuk dari Dewa Agung, yaitu Dewa Guru bahwa yang dapat melawan kekuatan Calon Arang hanyalah satu orang pendeta dari Lemah Tulis yaitu Empu Baradah. Di dalam Candi, para pendeta berbareng bersemadi. Asap pedupaan besar mengepul-ngepul ke langit. Permohonan para pendeta itu terkabul juga akhirnya. Maka datanglah Dewa Guru melalui asap pedupaan, kemudian berdiri tegak di atas api. Berkata Dewa ini: “Berbahagialah engkau semua. Penyakit yang hendak engkau tolak sudah masanya harus dicegah. Cuma seorang saja yang kuasa melawan teluh si Calon Arang. dan orang itu adalah seorang pendeta yang berasrama di Lemah Tulis. Empu Baradah namanya, seorang pertapa yang telah lulus dalam segala macam ilmu. Dialah yang bertuah segala mantranya. Ia pulalah kelak melindungi kerajaan, memberantas segala kerusuhan dan keonaran.” Cerita Calon Arang, 2003: 56 Setelah mengetahui petunjuk tersebut Sri Baginda pun mengutus Kanduruan untuk memohon pertolongan. Setelah mengetahui permintaan Sri Baginda, Empu Baradah pun bersedia untuk mengalahkan Calon Arang sehingga seluruh penduduk dapat hidup aman dan sejahtera kembali. Universitas Sumatera Utara - 61 - Empu Baradah telah mengetahui penyebab mengapa Calon Arang berbuat demikian kejam, yaitu karena tidak ada seorang pun yang mau memperistri putri tunggalnya Ratna Manggali yang berusia lebih dari 25 tahun. Maka Empu Baradah pun menyusun rencana menikahkan Empu Bahula, seorang murid terbaiknya dengan Ratna Manggali. Pernikahan itu bertujuan agar Empu Bahula mengetahui rahasia kekuatan Calon Arang melalui putrinya Ratna Manggali. Calon Arang sangat senang ketika Empu Bahula melamar putrinya. Pernikahan yang meriah pun dilaksanakan. Setelah beberapa waktu menikah, Empu Bahula mengetahui bahwa rahasia kekuatan Calon Arang berada dalam sebuah kitab. Ia pun menyuruh istrinya Ratna Manggali untuk mengambil kitab itu. Setelah mendapat kitab itu, Empu Bahula pun langsung pergi ke Lemah Tulis untuk menyerahkan kitab itu kepada Empu Baradah. Di Lemah Tulis ia pun bertemu dengan gurunya. Kitab segera diserahkan. Kagum Empu Baradah membaca kitab itu. Katanya: “Inilah kitab yang sangat luar biasa isinya. Hanya saja si Calon Sarang salah mempergunakannya. Kalau dipergunakan untuk maksud yang baik, ia akan segera mendapat terima kasih beribu-ribu manusia. Sayang ia salah pergunakan.” Setelah kitab itu terbaca habis, bicara lagi sang Baradah: “Nah, Bahula, inilah kitab itu, suruh istrimu menyimpan baik-baik. Kembalilah engkau ke Dusun Girah.” Cerita Calon Arang, 2003: 75.

g. Tahapan Conclusion