Perumusan Masalah Ruang Lingkup Pembahasan

10 mereka. Para Ronin ini membunuh Pangeran Kira dan mempersembahkan kepala Pangeran tersebut di makam tuannya Asano Takumi No Kaminaganori. Asano yang merupakan pemimpin di daerah Akou adalah Daimyo yang memiliki daerah kekuasaan serta kastil, Asano pada akhirnya melakukan seppuku setelah melukai Pangeran Kira Kozuke Yoshinaka seorang Koke Pejabat tinggi bakufu dan juga seorang Daimyo yang tergolong sebagai Daimyo Shimphan Keluarga Tokugawa. Kejadian ini membuat Shogun marah karena sifat Asano yang sama sekali tidak menunjukkan sifat seorang Bushi. Akhirnya Shogun memutuskan hukuman Seppuku bagi Daimyo Asano, yakni ia harus melakukan bunuh diri dengan memotong perut. Sepeninggal Daimyo Asano, maka daerah Akou ditarik kembali oleh Shogun. Rentetan peristiwa ini membuat para pengikut Asano Samurai marah dan berniat untuk melakukan balas dendam. Akhir dari balas dendam ini para Samurai yang pada saat itu berjumlah 47 orang akan melakukan Junshi sebagai wujud kesetiaan tanpa batas seorang Samurai kepada majikannya. Perilaku bunuh diri ke 47 Ronin ini akan penulis bahas melalui skripsi yang berjudul: ” PERILAKU JUNSHI PARA TOKOH CERITA DALAM NOVEL KISAH 47 RONIN KARYA JOHN ALLYN.”

I.2. Perumusan Masalah

Golongan Samurai dalam kehidupan pada zaman feodal Tokugawa merupakan sosok-sosok yang berani, setia dan memiliki loyalitas pengabdian yang tinggi terhadap atasannya. Universitas Sumatera Utara 11 Sifat-sifat ini dapat tergambar secara jelas dalam Novel karya John Allyn ini, di mana para tokoh cerita yang pada umumnya menceritakan kisah mantan samurai Ronin berusaha untuk tetap mengabdi kepada majikannya meskipun ia telah meninggal. Oishi yang merupakan tokoh utama dalam kisah ini adalah kepala pemimpin samurai yang merupakan pengikut Daimyo Asano. Oishi serta beberapa anak buahnya pada akhirnya melakukan balas dendam untuk majikannya. Akhir dari peristiwa balas dendam ini para Ronin yang tetap menjunjung tinggi kesetiaan melakukan bunuh diri untuk mengikuti tuannya Junshi, sebagai wujud kesetiaan tanpa batas seorang samurai kepada majikannya. Dengan menggunakan pendekatan analitis, pendekatan historis serta pendekatan semiotik sebagai acuan dalam menganalisa, maka penulis mencoba merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana latar belakang sejarah kehidupan para tokoh cerita pada Zaman Edo berdasarkan novel tersebut ? 2. Bagaimana latar belakang para tokoh cerita melakukan Junshi berdasarkan cerita novel Kisah 47 Ronin ?

I.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan-permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup masalah dalam pembahasan nantinya. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak menjadi terlalu luas, sehingga penulisan dapat lebih terarah dan fokus. Universitas Sumatera Utara 12 Dalam analisis ini, penulis hanya akan membahas dan memfokuskan pada latar belakang kehidupan para samurai khususnya pada zaman feodal Jepang berdasarkan novel, juga perilaku para mantan samurai yang memilih untuk bunuh diri demi majikannyaJunshi, yang penulis gambarkan pada tokoh Asano Takumi Naganori dan Oishi Kuranosuke Yoshitaka juga kesetiaan terhadap Shogun, dilihat dari sejarah kehidupan pada saat itu. Sebagai pendukung data penulis juga akan mendeskripsikan bagaimana kondisi kehidupan para Samurai pada Zaman Edo khususnya yang menjadi latar belakang Kisah 47 Ronin.

I.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori a. Tinjauan Pustaka