Kesetiaan Terhadap Asano Takumi no Naganori

48 berusaha untuk berlaku adil dengan mempertimbangkan keputusan yang akan diberikan kepada para mantan samurai. Shogun berusaha untuk dapat memberikan contoh yang terbaik untuk para samurai. Shogun yang dikenal sebagai pelindung binatang sangat menjunjung tinggi kepatuhan terhadap segala aturan yang telah ditetapkan, bahkan untuk keluarganya sendiri. Prinsipnya ini menjadi teladan bagi para pengikutnya bahwa setiap tindakan yang diperbuat harus dapat dipertanggung jawabkan. Pengabdian kesetiaan Shogun dicontohkan dengan konsistensinya dalam mematuhi aturan-aturan yang dibuat, ia mengajarkan kepada samurai bahwa segala peraturan yang ada, diterapkan untuk semua tanpa terkecuali termasuk dirinya sendiri. Orang yang telah melanggar aturan wajib dihukum bahkan kepada Asano yang dianggap memiliki perilaku yang cukup baik dalam pemerintahannya. Perlakuan adil juga ditunjukkan Shogun dengan mempertimbangkan segala masalah yang terjadi, pertimbangan ini menjadi suatu kewajiban bagi Shogun untuk dapat memutuskan hukuman tepat bagi samurai yang bersalah.

3.3. Kesetiaan Terhadap Asano Takumi no Naganori

Asano Naganori adalah seorang Daimyo Ako. Asano lebih dikenal dengan panggilan Takumi No Kami. Beliau lahir pada tanggal 28 September 1667 di Edo. Asano adalah anak tertua dari Asano Nagatomo, keluarganya merupakan keturunan keluarga Asano yang tinggal di Hiroshima. Naganao, kakeknya adalah seorang Daimyo, Naganao meninggal pada tahun 1671, dan digantikan Asano Nagatomo sebagai Daimyo. Setelah tiga tahun masa pemerintahannya Nagatomo Universitas Sumatera Utara 49 meninggal pada tahun 1675, kemudian kedudukan Daimyo jatuh pada anaknya Asano Naganori, yang pada waktu itu masih berusia 9 tahun. Dengan penghasilannya yang sedikit sebagai seorang Daimyo, ia beberapa kali diangkat untuk menjadi kepala Daimyo sementara di Keshogunan. Tahun 1683 Asano diangkat menjadi salah satu kaki tangan di Kekaisaran. Pada tahun ini untuk pertama kalinya ia bertemu dengan Kira Yoshinaka, pejabat Koke dan Pemimpin Upacara Keshogunan di Istana. Asano adalah sosok yang dihormati sekaligus dibenci oleh teman-teman sebayanya. Kepatuhannya dalam menjalankan segala peraturan dianggap sebagai didikan samurai lama yang tidak mau melakukan kecurangan. Sikapnya yang tidak mau menyuap merupakan hal yang terpuji yang diajarkan dalam Bushido, sementara bagi Daimyo yang lain terutama Kira, menyuap merupakan salah satu jalan untuk memudahkan segala urusan. Asano tetap konsisten dalam menjalankan segala aturan, walaupun mendapat berbagai penghinaan dari Kira, Asano tetap menjunjung tinggi etika serta norma-norma seorang bushi dalam menjalankan tugasnya sebagai Daimyo. Sikapnya ini tentu berlainan dengan Kira yang sangat sombong dan materialistis. Kedudukannya sebagai pejabat Koke dan pemimpin upacara Istana menjadikannya besar kepala. Ia sering memanfaatkan keadaan untuk keuntungan dirinya sendiri, kepercayaan Shogun yang memilihnya sebagai pemimpin upacara membuat para Daimyo yang lain harus membayar Kira untuk belajar mengenai tata cara upacara Istana. Kebiasaan memberikan uang untuk Kira ini sangat bertentangan dengan Asano, karena perbedaan inilah yang membuat Kira dan Asano memiliki dendam dan sakit hati antara mereka. Perasaan Asano kepada Universitas Sumatera Utara 50 Kira ini, beliau ceritakan kepada Oishi, kepala pengawalnya, berikut kutipan surat pada hal 24-25 bab 2 : Cuplikan 1 : ” Kau harus berhati-hati pada Kira. Dia menikmati kepercayaan Shogun dan seolah dia orang yang setia, tapi sebenarnya dia suka meminta suap serta memanfaatkan jabatannya. Tampaknya hanya ada satu cara bila berurusan dengan orang seperti itu, yaitu ikut dalam permainannya, tapi aku menolak cara seperti itu meskipun Kira selalu menyulitkan aku. Tapi, tak peduli apa yang terjadi, aku takkan membayar jasanya yang sudah seharusnya disediakan Shogun. Mungkin ini sikap keras kepala, tapi sepengetahuanku, ini sikap terhormat yang harus dilakukan para samurai. Mungkin aku takkan bisa mengembalikan kemerosotan yang telah melingkupi Istana, tapi setidaknya aku akan berusaha bertahan semampuku.” Analisis : Surat itu ia tujukan untuk pengawalnya agar kelak pengawalnya dapat mengambil tindakan yang tepat bila sesuatu terjadi nanti. Di dalam surat, Asano banyak menceritakan mengenai perasaannya selama ini terhadap Kira. Sikap Kira yang selalu menyudutkan Asano dan menganggap Asano adalah samurai lama yang tidak tahu bahwa sikap curang dapat memudahkan dalam meraih suatu tujuan menjadi alasan Kira untuk membenci Asano. Sikap kepatuhan Asano adalah ancaman bagi Kira, karena Shogun dapat mengetahui sifat buruk Kira dari Asano. Ancaman ini yang menjadikan Kira berusaha untuk terus-menerus Universitas Sumatera Utara 51 menyingkirkan Asano. Keinginan buruk Kira ini telah diketahui Asano. Keinginan Kira yang terus ingin menyingkirkan Asano, ia ceritakan kepada pengikutnya Oishi yang merupakan kepala pemimpin samurai di klan Asano. Hal ini dilakukan Asano, agar kelak para pengikutnya mengetahui tindakan yang dilakukan untuk menghadapi orang seperti Kira. Sepeninggal Asano, para pengikutnya tidak lagi menjadi samurai tapi menjadi Ronin, samurai yang tak bertuan. Keadaan ini membuat para pengikut Asano menjadi marah dan berniat membalaskan dendam majikannya atau memilih melakukan Junshi untuk mengikuti jalan kematian bersama majikan daripada harus menanggung malu menjadi Ronin. Keinginan ini diucapkan Oishi ketika mendatangi makam Asano di Kuil Kegaku-Ji, tempat keluarga Asano dimakamkan. Hal 67-68, bab 3 : Cuplikan 2 : Oishi : ” Tuanku Asano, hamba memanggil mu dari dunia roh”. Tak ada jawaban kecuali desau angin yang merintih serta gesekan dedaunan. Tapi Oishi merasa lebih dekat dengan pemimpinnya daripada di mana pun juga, merasa nyaman karena bisa mengungkapkan isi hatinya dengan terbuka. Oishi : ” Andai hamba bersama mu,” Tangisnya sambil berlutut dengan tangan yang dikatupkan dalam sikap memohon ampun. Setelah itu dia menjatuhkan tangan ke pangkuan dan menatap ke bawah dengan sikap rendah hati. Universitas Sumatera Utara 52 Oishi : ” Ketahuilah, Tuanku, bahwa kami tidak menyalahkan anda. Anda melakukan apa yang akan dilakukan laki-laki untuk mempertahankan kehormatan. Kesalahan ada dipihak lain . Analisis : Ucapan di atas merupakan ungkapan perasaan hati seorang pengikut. Ia benar-benar dapat merasakan apa yang dirasakan majikannya, meskipun telah meninggal. Keinginan untuk mengikuti kematian majikan, menurut Oishi lebih baik daripada harus hidup dengan menanggung malu dan perasaan kehampaan hidup tanpa menerima perintah dari tuannya, serta tekanan dari para samurai lain atas keadaan yang telah menimpa klannya. Ungkapan ini adalah bentuk pengabdiannya kepada Asano, yang melebihi nyawanya sendiri. Keinginan untuk mengikuti kematian majikan juga dirasakan oleh samurai yang lain, cerita terdapat pada hal 77 bab 4 : Cuplikan 3 : Hara : ” Bukankah ajaran Kong hu Cu mengatakan bahwa tak satu pun manusia tidak boleh hidup di bawah satu langit dengan pembunuh majikannya ?” Oishi : ” Kau lupa siapa dirimu, kesetiaan mu adalah keluarga Asano. Tugas utama kita yaitu mengikuti perintah saudara majikan kita dan pewaris sah atas wilayah ini ”. Sejenak Oishi berhenti untuk memandang ke arah Hara. Kemudian Hara menjawab: Universitas Sumatera Utara 53 Hara : ”Tak ada yang perlu diragukan tentang kesetiaan, kami semua setia. Satu-satunya pertanyaan adalah bagaimana kita dapat menunjukkan kesetiaan dengan cara yang terbaik. Dan menurut ku, jika kita tidak balas dendam, maka kita akan dianggap pengecut dan lemah ” Analisis : Kesetiaan samurai berdasarkan ajaran Bushido, mengajarkan para Samurai untuk setia kepada majikan meskipun telah meninggal. Kesetiaan yang Menganggap Bahwa seorang samurai tidak dapat hidup di bawah satu langit yang sama dengan musuh majikannya membuat para Ronin berkeinginan untuk melakukan balas dendam sebagai cara untuk menunjukkan kesetiaan yang terbaik. Percakapan antara Oishi dengan anak buahnya menunjukkan bahwa keinginan untuk melakukan balas dendam tidak hanya pada dirinya, tapi juga para pengikutnya yang ingin menunjukkan kesetiaan dengan cara yang terbaik. Peristiwa yang membuat Ako menjadi tercoreng merupakan tugas para Ronin, untuk mengembalikan nama baik tersebut, hal ini dilakukan dengan tujuan agar roh majikan mereka menjadi tenang. Keinginan ini pada akhir, memutuskan para Ronin untuk melakukan balas dendam. Pengabdian kesetiaan ini juga terlihat pada saat sebelum mereka melakukan penyerangan ke kediaman Kira. Berikut kesiapan pasukan Asano yang diceritakan Oishi di makam Asano, hal 271-272 bab 19 : Cuplikan 4 : Oishi : ” Kami siap, tuanku, untuk membalas dendam.” Universitas Sumatera Utara 54 Dia berhenti dan membayangkan bahwa kata-kata ini memberi kepuasan Bagi Lord Asano seperti halnya bagi dirinya sendiri. Oishi : ” Pasukanmu yang setia sudah bekumpul. Sebelum malam ini berakhir, beberapa orang atau bahkan kami semua akan mengorbankan hidup kami, tapi kami anggap itu bukan apa-apa karena kami menghormatimu ”. ” Berhasil atau tidak, kami akan segera bergabung dengan tuanku, dan ini memberi kami keberanian untuk melaksanakan tugas. Musuh kita lebih banyak, tapi dengan semangat, kami akan kalahkan mereka-atau mati dalam berusaha. Kami akan memberi kejutan, dan dengan keberuntungan kami akan menemukan sasaran dengan cepat tanpa pertumpahan darah.” Sekali lagi Oishi bersumpah setia, dan dengan membungkuk hormat, dia meninggalkan Sengaku -Ji. Analisis : Oishi yang mewakili anak buahnya , menceritakan kepada Asano di makam majikannya, bagaimana kesiapan mereka untuk membalaskan dendam demi majikannya, meskipun mereka tahu, akhir dari usaha ini adalah kematian, mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk tuan mereka. Keinginan untuk bergabung dengan majikan dalam kematian semakin kuat dan menumbuhkan semangat untuk dapat memberikan penghormatan terakhir kepada majikan. Setelah peristiwa di Istana Shogun, Universitas Sumatera Utara 55 Asano menjadi tokoh panutan bagi orang Jepang, tentang segala kesempurnaan Bushi yang ada pada jiwa Asano. Kesetiaanya dalam menjalani tugas dapat dilihat dengan usahanya untuk tetap mengabdi kepada Shogun, walaupun selama ini Kira sering melakukan penghinaan tapi Asano dengan sepenuh hati menjalani segala aturan Keshogunan, termasuk menerima hukuman yang telah dikeluarkan Shogun. Sikap teladannya ini kemudian menjadi contoh bagi pengikutnya untuk mengabdikan diri kepada majikan melebihi batas hidup dan mati, yang kemudian ditunjukkan para pengikutnya dengan melakukan Junshi untuk mengikuti kematian Asano.

3.4. Kesetiaan Terhadap Oishi Kuranosuke Yoshitaka