Pengertian Tabungan Pengertian Wadi’ah

pemiliknya menghendaki. Disisi lain, bank juga berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil penggunaan atau pemanfaatan dana barang tersebut. 20 Mengingat Wadi’ah yad-dhamanah ini mempunyai implikasi hukum yang sama dengan Qardh, maka nasabah penitip dan bank tidak boleh saling menjanjikan untuk membagi hasilkan keuntungan harta tersebut. Namun demikian, bank diperkenankan memberikan bonus kepada pemilik harta titipan selama tidak diisyaratkan dimuka. Dengan kata lain, pemberian bonus merupakan kebijakan bank syari’ah semata yang bersifat sukarela. 21 Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan beberapa ketentuan umum tabungan wadi’ah sebagi berikut : a. Tabungan wadi’ah merupakan tabungan yang bersifat titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat dengan kehendak pemilik harta. b. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dan atau pemanfaatan barang menjadi milik atau tanggungan bank, sedangkan nasabah penitip tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian c. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik harta sebagai insentif selama tidak diperjanjian dalam akad pembukaan rekening. 20 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2007, edisi3, h.298. 21 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2007, edisi3, h.299

5. Landasan Syari’ah Hukum

Al- wadi’ah adalah amanat bagi orang yang menerima titipan dan ia wajib mengembalikannya pada waktu pemilik meminta kembali. Firman Allah SWT dalam surat An-Nisa : 58 dan juga pada surat Al-Baqarah : 283. Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah member pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”. Q.S. An-Nisa : 58 Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan dan bermuamalah tidak secara tunai sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang oleh oleh yang berpiutang. Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya hutangnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu para saksi menyembunyikan persaksian. Dan Barangsiapa yang menyembunyikannya. Maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Q.S. Al-Baqarah: 283. Sedangkan dari Abu Hurairah, diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, Tunaikanlah Amanah titipan yang berhak menerimanya dan janganlah membalas khianat kepada orang yang telah mengkhianatimu. H.R. Abu. Daud dan Tirmidzi 6. Macam-macam Wadi’ah Pada pelaksanaannya, wadi’ah terdiri dari dua jenis yaitu : a. Wadi’ah yad amanah Wadi’ah yad amanahadalah dimana pihak yang menerima titipan tidak boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Pihak penerima titipan dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan b. Wadi’ah yad dhamanah Wadi’ah yad amanah adalah akad penitipan barang uang dimana pihak penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang atau uang yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas atas kerusakan atau kehilanganbarang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelailaian penerima titipan. 22 22 Sunarto Zulkifli, Panduan Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul hakim, 2003 cet-1, h.34.