kedewasaan yang akan menuju tahap penurunan. Basu Swasta memberikan strategi kebijakan sebagai berikut :
a.
Modifikasi Pasar, yaitu perusahaan berusaha menemukan pembeli-
pembeli baru pada produknya. b.
Modifikasi Produk, yaitu dengan cara mengubah sifat-sifat dari
produk yang dapat memikat pembeli baru dan pembeli lama. c.
Modifikasi Marketing, yaitu perubahan atau perbaikan pada elemen-
elemen marketing mix
2. Pengertian Tabungan
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro dan alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Adapun yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, dewan syariah nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang
dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip wadi’ah dan
mudharabah.
15
3. Pengertian Wadi’ah
Wadi’ah secara bahasa adalah barang titipan dikenal dalam bahasa Fiqh dengan al-
wadi’ah, menurut bahasa Ma Wudi’ah ‘inda Ghoir Malikihi Layahfaadzahu, berarti bahwa
wadi’ah ialah memberikan. Makna yang
15
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007 edisi-3, h.297
kedua al- wadi’ah dari segi bahasa ialah menerima, seperti seorang berkata,
“awda tuhu” artinya aku menerima harta tersebut darinya Qobiltu minhu Dzalika al-
Mal Liyakuna Wadi’ah ‘Indi. Secara bahasa al-wadi’ah memiliki dua makna yaitu memberikan harta untuk dijaganya dan pada penerimanya
I’tha ‘u al-mal Liyahfadzahu wa fi qobulihi
16
. Dalam tradisi fiqih Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal
denganprinsip Al- Wadi’ah dapat diartikan seabagai titipan murni dari satu
pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.
17
Sedangkan menurut Idris Ahmad bahwa Wadi’ah artinya barang diserahkan diamanahkan kepada seseorang supaya barang itu dijaga dengan
baik-baik.
18
Menurut Syafi’iyah, Al-Wadi’ah memiliki 3 rukun disertai syarat, yaitu : 1
Barang yang dititipkan, syarat barang yang dititipkan adalah barang atau benda itu merupakan sesuatu yang dapat dimiliki menurut syara.
2 Orang yang menitipkan dan yang menerima titipan, diisyaratkan bagi
penitip dan penerima titipan sudah baligh, berakal serta syarat-syarat lain yang sesuai dengan syarat-syarat berwakil.
3 Shigat dan Qobul al-Wadi’ah, diisyaratkan pada ijab qobul ini
dimengerti oleh kedua belah pihak, baik dengan jelas maupun samar.
19
16
Abdurahman Al Jaziri, Al Fiqh’ ala Mazahib al-‘arabah, tahun 1969, h.248
17
Sayid Sabiq, Fiqhus sunnah, Beirut : Darul-kitab al arabi, 1987, cet ke-8, h.3.
18
Idris Ahmad , fiqh al- Syafi’iyah, Karya Indah: Jakarta, 1986, h.182
19
Sulaiman Rasyd, Fiqh Islam, Al-Tahairriyah: Jakarta, 1976, h.315.
Sedangkan rukun- rukun Wadi’ah diantaranya adalah :
1 Barang uang yang disimpandititipkan wadi’ah
2 Pemilik baranguang yang bertindak sebagai pihak yang menitipkan
muwaddi 3
Pihak yang menyimpan atau memberikan jasa mustawda 4
Ijab Qabul Sighat
Dari pengertian-pengertian Al- Wadi’ah diatas maka penulis dapat
memahami da n menjelaskan bahwa yang dimaksud wadi’ah adalah penitipan,
yaitu akad seseorang kepada yang lain dengan menitipkan sesuatu barang untuk dijaga secara layak dan aman. Apabila ada kerusakan pada benda
titipan, padahal benda tersebut dijaga dengan sebagaimana layaknya dan baik maka penerima titipan tidak wajib untuk menggantinya, tetapi bila kerusakan
itu disebabkan oleh kelalaiannya maka ia wajib menggantinya.
4. Tabungan Wadi’ah
Tabungan Wadi’ah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad Wadi’ah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap
saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. Berkaitan dengan produk tabungan wadi’ah, bank syari’ah menggunakan akad wadi’ah yad adh-dhamanah.
Dalam hal ini, nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada bank syari’ah untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau
barang tersebut. Sebagai konsekuensinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikannya kapan saja