Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

2.2.4. Pengukuran Self-Regulated Learning

Untuk mengukur self-regulated learning peneliti menggunakan instrumen MSLQ Motivated Strategies for Learning Questionnaire yang dibuat oleh Paul R. Pintrich dan kawan-kawan 1991. MSLQ adalah pengukuran yang diisi sendiri oleh responden untuk mengetahui tiga aspek dalam motivational strategies dan dua aspek dalam learning strategies Pintrich dalam Kosnin, 2007.

2.3. Kerangka Berpikir

Zimmerman 1990 menjelaskan bahwa self-regulated learning, bisa didefinisikan sebagai proses spesifik tertentu di mana siswa mengonseptualisasikan metakognitif, motivasi dan perilaku partisipatifnya dalam preses belajar. Secara teoretis penerapan strategi self-regulated learning oleh siswa dalam proses belajarnya dapat memicu peningkatan prestasi belajar yang akan didapatkannya, karena melalui strategi ini siswa dipacu untuk mengerahkan segala potensi dan usahanya, sehingga ia mampu menemukan sendiri makna dalam setiap detil dari kegiatan belajarnya Self-regulated learning tentu bisa dikatakan sebagai strategi belajar yang sangat sesuai dengan kondisi masyarakat terkini, di mana teknologi internet menjadi sumber informasi dan pengetahuan yang begitu berlimpah dengan akses yang nyaris tanpa batas. Dengan fakta seperti ini, motivasi siswa untuk menambah pengetahuan dari sumber-sumber di luar kelas dapat menjadi instrumen yang membuatnya terdorong untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi ketimbang teman-teman kelasnya yang tidak menerapkan strategi self-regulated learning. Lebih lanjut Zimmerman dalam Montalvo Torres, 2004 mengatakan bahwa salah satu dari karakteristik siswa yang menerapakan strategi self-regulated learning adalah, mengetahui cara merencanakan, mengontrol dan mengorientasi proses mentalnya untuk mencapai prestasi dalam tujuan belajarnya. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa siswa yang termasuk dalam kategori self- regulated learning lebih mengerti sistematisasi proses belajar, mulai dari regulasi kelas hingga tujuan dari proses belajar, ketimbang siswa yang tidak menerapkannya. Karenanya secara logis dapat dikatakan mereka memiliki kesempatan dan persiapan yang lebih baik untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi ketimbang teman-temannya. Sementara kerangka berpikir yang dipaparkan di atas dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2. Skema hubungan SRL dengan prestasi belajar Learning strategies a. cognitive and metacognitive strategies b. resource management strategies Motivational strategies a. value component b. expectancy component c. affective component Prestasi Belajar Self-Regulated Learning

2.4. Hipotesis